Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Panasnya Pertarungan Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo Bukan Lantas Menjadi Medan Laga HMI vs GMNI

Jika struktural dan alumninya saja tidak satu suara, apalagi kader-kader di bawahnya. Hal-hal di atas hanya sebagian kecil kasus yang membuktikan satu hal. Bahwa majunya seorang Ganjar Pranowo yang alumni kader GMNI, tidak serta merta membuat keluarga besar GMNI pro terhadap dia.

Yaser Fahrizal Damar Utama oleh Yaser Fahrizal Damar Utama
25 Agustus 2023
A A
Panasnya Pertarungan Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo Bukan Lantas Menjadi Medan Laga HMI vs GMNI MOJOK.CO

Ilustrasi Panasnya Pertarungan Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo Bukan Lantas Menjadi Medan Laga HMI vs GMNI

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saat ini, terbentuk narasi bahwa Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo adalah HMI vs GMNI. Sebuah narasi bisa saya pastikan sungguh keliru. 

Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menjadi 2 dari 3 bakal calon presiden yang memiliki latar belakang aktivis. Keduanya sama-sama alumni Universitas Gadjah Mada. Mereka juga memilih jalan yang berbeda dalam berproses dan menempa diri dalam dunia aktivisme. Bung Ganjar di GMNI, Kanda Anies di HMI.

Saat ini, ada banyak pihak yang mulai membenturkan kedua tokoh ini berdasarkan latar belakang organisasi ektra kampusnya masing-masing. Seolah-olah pertarungan antara 2 tokoh ini adalah pertarungan 2 organisasi besar. Padahal tidak sesederhana itu.

Dalam konteks ini, sama sekali tidak ada kaitannya antara bacapres dengan sikap organisasi. Baik secara struktural, maupun kultural di akar rumput.

GMNI: Antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo

Selepas Kongres GMNI XXI di Ambon pada 2019, diakui atau tidak, pada kenyataannya, ada dualisme di tubuh GMNI. Implikasinya adalah melahirkan 2 sikap dari 2 pihak yang mengklaim sah mengatasnamakan GMNI.

Misalnya, ada 2 Rapat Pimpinan Nasional GMNI pada 2022 yang lalu. Kubu Ketua Umum Immanuel menyelenggarakan Rapimnas di Ancol yang dihadiri dan dibuka oleh Anies Baswedan. Sementara itu, kubu Ketua Umum Arjuna menyelenggarakan Rapimnas di Yogyakarta dan Ganjar Pranowo memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut, walaupun hanya melalui Video.

Dalam isu bisnis lapas yang menyeret Menkumham Yasonna Laoly, keduanya juga berbeda sikap. Kubu Immanuel meminta Presiden untuk mencopot dan Kubu Arjuna justru membela Yasonna Laoly.

Hari ini, kedua kubu sedang ramai di 2 isu yang berbeda. Pihak Immanuel fokus mendorong isu gugatan batas usia capres dan cawapres. Sedangkan, pihak Arjuna mengkritik langkah Prabowo dalam program minum susu gratisnya.

Itu baru perbedaan di kalangan kader aktif struktural, belum lagi di alumninya. Yusuf Blegur, yang selalu memperkenalkan diri sebagai eks Presidium GMNI, dalam berbagai kesempatan dan banyak media massa selalu aktif membela Anies Baswedan mati-matian.

Jika struktural dan alumninya saja tidak satu suara, apalagi kader-kader di bawahnya. Hal-hal di atas hanya sebagian kecil kasus yang membuktikan satu hal. Bahwa majunya seorang Ganjar Pranowo yang alumni kader GMNI, tidak serta merta membuat keluarga besar GMNI pro terhadap dia.

KAHMI & HMI: Anies Baswedan not found

Pada Munas XI Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Palu pada November 2022 lalu, ada isu yang berkembang. Isu tersebut berkembang setelah Presiden Joko Widodo tidak hadir. Padahal, sejak awal, panitia merencanakan Presiden membuka acara tersebut. Konon, ketidakhadiran Presiden karena di sana hadir Gubernur DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan

Terlepas dari benar atau tidaknya isu tersebut, pada faktanya, Presiden memang tidak hadir. Wakil Presiden Ma’ruf Amin mewakili Bapak Jokowi. Saat menyampaikan sambutannya, Ma’ruf Amin menyebutkan beberapa nama tokoh bangsa alumni HMI seperti Jusuf Kalla dan Mahfud MD. Peserta Munas meneriakan nama Anies Baswedan untuk turut disebutkan dalam sambutan beliau, akhirnya disebutkan.

Anies seolah menjadi bintang dalam acara ini. Apalagi tidak hadirnya Presiden Jokowi membuat beberapa pihak menilai HMI solid membersamainya. Tetapi nyatanya tidak. Sampai hari ini, tidak ada deklarasi yang dilakukan oleh Majelis Nasional Kahmi untuk mendukung Anies Baswedan.

Jika ada pernyataan dari salah satu Presidium KAHMI, yang mengatakan bahwa Anies layak diusung menjadi capres, sejauh ini hanyalah Herman Khaeron. Masalahnya, ini tidak bisa ditafsirkan semata dukungan dari beliau sebagai Presidium Kahmi. Ingat, beliau adalah politisi Partai Demokrat yang saat ini ada di koalisi pengusung Anies Baswedan.

Iklan

Perlu diketahui, Presidium MN Kahmi ada 9 orang dan berasal dari 9 partai yang berbeda. Yaitu, Golkar, PAN, Partai Demokrat, Nasdem, PDIP, PKS, Gerindra, Golkar, dan PKN. Tentu hal yang sulit, bahkan tidak mungkin, untuk MN Kahmi jika harus menyatukan suara untuk mendukung salah satu calon presiden. Bahkan jika capresnya kader HMI sendiri.

Kita tidak perlu membahas tentang apa yang terjadi di Kahmi pada tingkatan daerah seperti Kahmi Jaya (Jakarta Raya). Ya karena jelas ini tidak merepresentasikan Kahmi Secara keseluruhan. Ada puluhan Majelis Daerah Kahmi di seluruh Indonesia yang belum menyatakan sikapnya.

Itu baru tataran alumni, bagaimana dengan kader-kader pengurus aktifnya?

Jika dualisme yang terjadi di GMNI itu akibat Kongres 2019, HMI lebih kompleks lagi. Dualisme yang terjadi sudah berlangsung sejak 1986. Bahkan, bagi sebagian kader HMI, ini sudah bukan dualisme lagi, tetapi 2 entitas organisasi yang berbeda, meskipun sama-sama HMI, yaitu HMI Dipo dan HMI MPO.

Ketua HMI Dipo, Raihan Ariatama, yang merupakan alumni UGM sama seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, jelas-jelas tidak mendukung Anies. Justru akhir-akhir ini malah sering meng-endorse Prabowo Subianto. Narasinya adalah bahwa Pak Prabowo idola anak muda. Terlepas dari klarifikasi dan pernyataannya bahwa PB HMI akan bersikap netral dan independen, sikap Raihan kepada Prabowo akhir-akhir ini banyak disesalkan dan dikritik oleh kader-kader HMI sendiri.

Sementara itu, HMI MPO yang hari ini dipimpin oleh Mahfut Khanafi belum mengeluarkan pernyataan terkait kondisi pencapresan ini. Sejauh ini hanya pernyataan normatif. Misalnya seperti menegaskan bahwa PB HMI MPO akan independen sekalipun kadernya capres. Padahal, HMI MPO selalu yakin dan membanggakan sosok Anies Baswedan sebagai kader murninya HMI MPO dari cabang Yogyakarta.

Bahkan, HMI MPO Cabang Jakarta di tahun 2021 ketika Anies masih menjabat menjadi Gubernur Jakarta, melakukan aksi geruduk balai kota. Ketua PB HMI MPO ketika itu, Affandi Ismail, lepas tangan dan menyayangkan aksi tersebut dengan dalih seolah hanya karena Anies adalah senior HMI MPO maka tidak layak di demo oleh adik adiknya.

Pernyataan Ketua PB HMI MPO tersebut disambut sinis oleh kader-kader HMI MPO yang mengikuti aksi tersebut. Bahkan sampai mengancam kudeta jika PB HMI MPO mengintervensi gerakan tersebut.

Rentetan hal di atas setidaknya dapat menggambarkan bagaimana kondisi HMI dalam alumninya. Gelar “alumni HMI” tidak menyebabkannya kebal kritik dan mendapatkan suara gratis.

Tidak sulit membantah pendapat yang mengatakan keluarga besar HMI satu suara mendukung Anies Baswedan. Silakan lihat dan tafsirkan sendiri sikap tokoh seperti Mahfud MD, Ahmad Doli Kurnia, dan Jusuf Kalla. Saya bisa memastikan semuanya berbeda.

Membaca organisasi ekstra kampus hari ini

Ada sebuah pemahaman tentang organisasi ekstra kampus yang berkembang di khalayak luas. Jadi, seolah-olah, organisasi ekstra kampus ini bergerak patuh pada satu komando. Bahkan, mereka dapat diatur arahnya dengan sebegitu mudahnya. 

Organisasi-organisasi ini jelas berbeda dengan partai politik atau lembaga militer yang satu orang bicara semua mengikuti tanpa bertanya. Ada dialektika yang hidup di dalamnya. Ada ragam warna politik, banyak kepentingan yang terlalu rumit jika ingin dibuat satu benang merah penghubung satu sama lain. 

Anggaplah organisasi-organisasi ini sebagai wadah pengkader, pembentuk, pembangun, yang mungkin ada banyak tokoh-tokoh besar lahir dari proses ini. Namun tidak serta merta menjadikan mereka seragam dan satu warna. Alasannya, karena organisasi-organisasi ini memiliki tujuan yang lebih dari sekadar pilihan politik.

Sekalipun, katakanlah, Ketua Umum HMI atau GMNI ini menyatakan dukungannya, terlepas boleh atau tidaknya secara konstitusi organisasi masing-masing, saya yakin dan percaya, perpecahan dan perbedaan pandangan di internal organisasi adalah sebuah hal yang niscaya. Apalagi dalam kontestasi Anies Baswedan vs Ganjar Pranowo.

Penulis: Yaser Fahrizal Damar Utama

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jogging Bersama Ganjar Memberi Banyak Manfaat, Masak Pak Anies Nggak Mau Ikut? dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 25 Agustus 2023 oleh

Tags: Anies Baswedancapres 2024ganjar pranowoGMNIHMIjokowiPemilu 2024prabowoUGM
Yaser Fahrizal Damar Utama

Yaser Fahrizal Damar Utama

Calon alumni Unpad.

Artikel Terkait

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO
Esai

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO
Ragam

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
UGM MBG Mojok.co
Kilas

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Dari Pakistan, Menemukan Cinta di Universitas Sanata Dharma MOJOK.CO
Esai

Kisah Seorang Pengelana dari Pakistan yang Menemukan Indahnya Toleransi di Universitas Sanata Dharma

19 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.