Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Alasan Absurd Orang Tak Suka Jengkol

Apa yang salah dengan "buah khuldi"-nya Indonesia ini?

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
23 Desember 2016
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Selain lidah, mindset memegang peranan penting terhadap penerimaan rasa sebuah makanan, tak terkecuali pada jengkol yang kena stigma buruk itu.

Di Facebook, saya sering posting tentang sayur kesukaan saya, jengkol. Betapa saya begitu menggemari sayur yang dijuluki sebagai “buah khuldi-nya Indonesia” ini.

Rasanya yang pedas dengan sedikit sensasi pahit yang menyenangkan, kuah kentalnya yang begitu luhur lagi menyelerakan, membuat nasi terburuk pun menjadi terasa begitu lezat dan menggoda asal jengkol menjadi mitranya.

Anehnya, dengan segenap keluhuran rasa yang ada di sayur jengkol tersebut, ternyata tak sedikit yang komen di postingan Facebook saya mengemukakan ketidaksukaannya terhadap jengkol.

Bagaimana bisa mereka tidak menyukai sayur yang maha-dahsyat ini? Apa yang salah dengan mereka?

Nah, mencoba menjawab keanehan ini, saya bekerja sama dengan Mojok Institut dengan pendanaan dari Mojok Enterpres dan Kokok Dirgantoro Foundation, melakukan sebuah penelitian sederhana untuk mencari tahu, kenapa banyak orang tidak menyukai jengkol.

Setelah menjalani minggu-minggu yang berat dengan penelitian yang begitu empiris lagi berdarah-darah, akhirnya saya dan Mojok Institut berhasil menemukan empat sebab, kenapa banyak orang tidak menyukai jengkol.

Berikut hasil penelitiannya

Mindset yang buruk tentang jengkol

Boleh percaya boleh tidak, tapi berdasarkan penelitian Mojok Institut, terungkap fakta bahwa untuk urusan rasa makanan, lidah hanya punya pengaruh sebesar 40 persen, selebihnya dipengaruhi oleh suasana (10 persen), kondisi kebugaran tubuh (5 persen), harga makanan ( 6 persen), dan mindset (39 persen).

Ya, selain lidah, mindset memang memegang peranan penting terhadap penerimaan rasa sebuah makanan, tak terkecuali pada jengkol.

Banyak orang yang takut mencoba jengkol karena mindset jengkol yang memang sudah buruk di mata masyarakat. Jengkol dianggap sebagai makanan yang pahit, kampungan, norak, bau, dan aneka pandangan buruk lainnya. Karenanya, orang enggan mencoba jengkol. Sekalinya mencoba, mindset buruk soal jengkol yang sudah kadung terkonstruksi itu pun ikut terbawa pada rasa.

Hasilnya, seenak apapun jengkol yang dimakan, kenikmatan rasanya tak akan pernah bisa 100 persen, maksimal hanya 61 persen, karena memang mindset yang 39 persen itu ikut mempengaruhi.

Nah, untuk Anda yang belum pernah memakan jengkol dan ingin sekali mencobanya, saya sarankan, sebelum memakan, hilangkan dahulu seluruh bayangan buruk akan jengkol. Cobalah nikmati jengkol dengan mindset yang netral. Rasakan setiap perpaduan pahit dan pedas yang melebur menjadi satu di permukaan lidahmu yang lembut dan lemah itu.

Saya yakin, dengan mindset yang baik (atau minimal netral), rasa jengkol yang Anda santap akan berbeda rasanya.

Iklan

Faktor antipati 

Jengkol memang membuat air seni menjadi sangat pesing dan membuat mulut menjadi bau. Ini fakta, dan tidak bisa dibantah. Nah, hal inilah yang kerap membuat orang merasa tak jenak memakan jengkol. Mereka memakan jengkol dengan disertai kekhawatiran-kekhawatiran murahan akan bau mulut dan air seni.

“Wah, kalau makan jengkol nanti pas rapat mulutku bau,” atau “Aduh, gawat nih, toilet kantor pasti bakal pesing kalau aku makan jengkol,”

Padahal, ketidakjenakan inilah yang membuat rasa jengkol menjadi tak enak.

Jengkol harusnya dinikmati tanpa harus khawatir akan bau mulut tak sedap atau aroma pesing kencing yang mungkin bakal begitu mengganggu. Tak perlu memikirkan sesuatu yang memang sudah menjadi kesatuan.

Jengkol dan bau memang sudah sepaket, sama halnya seperti ikan dan amis.

Betapa egois orang yang ingin menikmati jengkol tapi tak ingin kena efek bau mulut tak sedap. Itu sama egoisnya seperti orang yang menginginkan indahnya mawar tapi tak ingin tertusuk durinya, atau orang yang menginginkan indahnya jatuh cinta tapi tak ingin merasakan sakitnya patah hati.

Sadarlah, semua keindahan akan selalu tercipta satu paket dengan keburukannya. Ingat, Sinetron Anak Jalanan tidak hanya dibangun oleh Boy dan Reva, tapi juga oleh Adriana.

Pengaruh jengkol pertama

“Jengkol pertamamu, mempengaruhi jengkolmu selanjutnya”

Banyak orang yang memutuskan untuk tidak pernah lagi menyantap jengkol sebab jengkol pertama yang ia santap rasanya sangat buruk dan tidak menyelerakan. Ini adalah sebuah keniscayaan.

Jengkol memang sayur yang punya tingkat kontradiksi rasa yang amat kontras. Bila ia dimasak dengan baik, maka ia bisa menjelma menjadi sayur yang sungguh amat sangat nikmat, sebaliknya, bila ia tidak dimasak dengan baik, maka rasanya akan membuat siapapun yang menyantapnya menyumpahi dengan serapah yang paling menyakitkan.

Karenanya, sebelum Anda memutuskan untuk menyantap jengkol pertama Anda, cobalah untuk mencari warung yang memang jengkolnya sudah terkenal lezat. Sebab, jika Anda mendapatkan jengkol yang buruk di perkenalan pertama Anda, saya khawatir akan akan takut mencoba jengkol-jengkol selanjutnya. Padahal, Anda mungkin tak tahu, betapa banyak jengkol-jengkol berkualitas yang bertebaran di luaran sana.

Lidah yang tidak beres

Ini poin pamungkas. Jika memang Anda sudah menemukan warung jengkol yang terkenal enak, Anda memakan dengan mindset yang baik, dan Anda berusaha menikmatinya tanpa kekhawatiran akan bau mulut, namun Anda tetap merasa jengkol sebagai sayur yang tak enak, maka kemungkinannya hanya satu: ada yang tidak beres dengan lidah Anda.

Saya tak punya nasihat untuk poin ini. Karena mungkin, Anda memang tidak berbakat menjadi penikmat jengkol. Bakat Anda adalah mengunyah timun dan ngremusi daun kemangi.

BACA JUGA 100+ Nama Kucing Khas Indonesia Rekomendasi Netizen yang Budiman dan tulisan Agus Mulyadi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: jengkoljengkol enakMakanan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Kebun Plasma Nutfah Pisang: Kebun Konservasi Pisang Terbesar di Asia Tenggara
Video

Kebun Plasma Nutfah Pisang: Kebun Konservasi Pisang Terbesar di Asia Tenggara

13 Maret 2025
street food indonesia terbaik di dunia mojok.co
Hiburan

5 Makanan Indonesia yang Masuk dalam Daftar Street Food Terbaik di Dunia

7 Maret 2023
sisa makanan mojok.co
Uneg-uneg

Mangkel Sama Orang yang Nyisain Makanan di Warung Nasi Padang

5 Februari 2023
kuliner jahat mojok.co
Kesehatan

Enak tapi Bahaya! 4 Kuliner ‘Jahat’ Ini Nggak Baik Buat Tubuh

26 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Lagu Sendu yang Mengiringi Banjir Bandang Sumatera Barat MOJOK.CO

Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat

6 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.