Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ada Dukacita dalam Kisah Natal, tapi Cerita Ini Tak Kita Kenal

Mario F. Lawi oleh Mario F. Lawi
24 Desember 2019
A A
Ada Dukacita dalam Kisah Natal, tapi Cerita Ini Tak Kita Kenal

Ada Dukacita dalam Kisah Natal, tapi Cerita Ini Tak Kita Kenal

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Lampu-lampu, pohon cemara, serta kado-kado menyamarkan dukacita yang terkandung dalam kisah Natal. Natal kita adalah Natal yang tak punya tempat bagi ruang-ruang untuk mengenang dukacita.

Matius dan Lukas memberi tahu kita bahwa kisah kelahiran Yesus bukan saja kisah sukacita karena Mesias lahir, tetapi juga cerita tentang penolakan dan kematian.

Setelah Yesus dilahirkan, orang-orang Majus dari Timur datang ke Yerusalem untuk menyembahnya. Herodes, raja Yudea saat itu, mendengar kedatangan para Majus yang mau melihat Yesus, dan terkejut. Ia pun mengumpulkan para ahli Taurat dan bertanya tentang kelahiran Mesias. “Di Betlehem, di daerah Yudea,” kata para ahli Taurat.

Herodes kemudian memanggil para Majus diam-diam, dan meminta mereka untuk mengabarinya setelah mereka menemukan Yesus. Herodes mengatakan kepada para Majus bahwa ia pun ingin datang menyembah Yesus. Kita kemudian tahu, Herodes berbohong. Setelah menemukan Yesus, para Majus diperingatkan lewat mimpi agar tidak bertemu Herodes ketika pulang. Karena itu, mereka pulang ke negeri mereka lewat jalan lain.

Herodes tentu murka. Setidaknya, ada dua alasan mengapa Herodes marah. Pertama, ia merasa ditipu oleh para Majus. Kedua, yang paling penting, saingannya adalah seorang bayi. Untuk alasan yang kedua, ia memerintahkan untuk membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yang berusia dua tahun ke bawah. Yesus tentu saja selamat, karena sebelumnya, Yusuf, sang ayah, telah diminta oleh malaikat untuk mengungsi ke Mesir.

Lukas penulis Injil memberi tahu kita bahwa Yesus lahir dalam keadaan terbungkus lampin dan dibaringkan dalam palungan karena tak ada tempat bagi Maria dan Yusuf di rumah penginapan. Dari Lukas jugalah kita tahu bahwa para gembala, orang-orang yang tak bernama, memperoleh kabar dari malaikat tentang kelahiran Yesus.

Dalam kisah Natal, ada bagian tentang penolakan dan penyingkiran: Keluarga dari Nazareth yang tak dapat tempat dalam rumah penginapan, dan mesti menyingkir ke Mesir karena takut anak mereka dibunuh sang raja. Juga bagian kematian dan kehilangan: Bayi-bayi yang dibunuh dan ibu-ibu yang meratapi kematian anak-anak mereka.

Dalam beberapa kesempatan ketika mengajar, Yesus menyinggung soal penolakan terhadap dirinya dan orang-orang yang mengikutinya. Yesus bahkan ditolak dari kampungnya sendiri.

Waktu berjalan dan lampu-lampu, pohon cemara, serta kado-kado Natal menyamarkan dukacita ibu-ibu yang kehilangan bayi. Kandang Natal, yang jadi simbol kesahajaan, bahkan kita hias dengan lampu berwarna-warni. Natal kita adalah Natal yang tak punya tempat bagi ruang-ruang untuk mengenang dukacita.

Dua ribuan tahun setelahnya, kita dengar kisah dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Menurut berita, larangan juga dialami orang-orang Kristen di Jurong Kampung Baru, Nagari Sikabau. Mereka dipersulit untuk merayakan Natal bersama. Kisah orang-orang ini adalah juga kisah tentang penolakan.

Kita tahu apa yang dikatakan penguasa persoalan ini, dan persis di situlah masalahnya: Kesepakatan bersama yang menyulitkan satu pihak itu didukung penguasa. Negara pada kenyataannya tidak menjamin kebebasan beragama penduduknya, seperti pernah terjadi pada banyak kasus lain. Jika merujuk surat pemberitahuan dari wali nagari, pelarangan di Dharmasraya terjadi sejak 2017. Di Timor Barat, NTT, merayakan Natal ke gereja sejauh 135 km berarti kau harus menyeberangi dua kabupaten.

Maradu Lubis, ketua stasi di Jorong Kampung Baru, mengaku tunduk pada aturan meski hatinya menangis. Umat Kristen lain mungkin ada yang menganggap hal semacam ini tidak apa-apa, tetapi saya sulit memahami, mengapa ada kelompok yang begitu nyaman menyengsarakan sesamanya, dan mengapa negara membiarkan penyengsaraan ini terjadi terus-menerus.

Natal orang-orang Dharmasraya adalah Natal yang jauh dari sukacita, adalah Natal ibu-ibu Betlehem yang meratapi bayi-bayi mereka yang dibunuh penguasa. Natal Dharmasraya adalah Natal yang jauh dari gemerlap, yang juga seharusnya jadi Natal kita.

BACA JUGA Yesus Bungee Jumping: Penistaan Agama atau Cara Katolik Bercanda? dan esai MARIO F. LAWI lainnya.

Terakhir diperbarui pada 29 Desember 2020 oleh

Tags: herodesinjil lukasinjil matiusNatalorang majusYesus
Mario F. Lawi

Mario F. Lawi

Artikel Terkait

Saksi Yehuwa Bukan Bagian dari Kristen MOJOK.CO
Esai

Saksi Yehuwa yang Bagi-Bagi Brosur Itu Bukan Bagian dari Kristen

24 Januari 2025
jadwal misa natal di jogja mojok.co
Kilas

Jadwal Kebaktian dan Misa Natal di Jogja 2022

23 Desember 2022
tiket ka nataru mojok.co
Ekonomi

Gass! Tiket KA Nataru Sudah Bisa Dibeli Hari Ini

7 November 2022
Sulitnya Jadi Katolik Tanpa Simbol
Esai

Sulitnya Jadi Katolik Tanpa Simbol

27 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

ump diy.MOJOK.CO

Working Poor dalam Bayang-Bayang UMP DIY 2026 dan Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

28 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.