Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

6 Masalah yang Bakal Kamu Hadapi ketika Pacaran Sama Sahabat Sendiri, Salah Satunya Bikin Insecure

Devia Anggraini oleh Devia Anggraini
2 Januari 2021
A A
6 Masalah yang Bakal Kamu Hadapi ketika Pacaran Sama Sahabat Sendiri, Salah Satunya Bikin Insecure MOJOK.CO

6 Masalah yang Bakal Kamu Hadapi ketika Pacaran Sama Sahabat Sendiri, Salah Satunya Bikin Insecure MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya pikir pacaran sama sahabat sendiri bakal enak karena sudah kenal sejak lama. Ternyata, banyak hal yang bikin bingung, bahkan insecure.

Karena minim pengalaman, saya baru tahu kalau menjalin hubungan ternyata bukan pekerjaan mudah. Mengamati kehidupan percintaan kawan-kawan sampai menikmati orang sharing di media sosial, saya menjadi tahu kalau pacaran itu memerlukan tenaga yang tidak sedikit.

Tanpa bermaksud menggeneralisasi, dua orang baru yang baru bertemu harus saling mengenal pribadi dan diri masing-masing agar bisa berjalan beriringan. Kadang, dalam prosesnya, ada keributan kecil maupun besar yang datang menghampiri. Tapi, apakah kalau dua orang ini sudah saling kenal, lantas semuanya terasa mudah?

Ternyata tidak, saudara-saudaraku sekalian.

Setelah bertahun-tahun, saya akhirnya melepas status jomblo. Sudah, sudah tidak perlu diucapi selamat. Juga jangan iri kalian para fakir cinta. Selalu ada hujan setelah pelangi. Eh kebolak!

Tidak tanggung-tanggung, yang berhasil menggaet hati saya ternyata adalah sahabat sendiri. Kami sudah mengenal selama kurang lebih enam tahun. Bukan waktu yang singkat, ya? Pacaran sama sahabat sendiri ternyata sama sulitnya seperti pacaran dengan orang asing. Sini, sini, duduk manis semua. Aku mau ceritakkk.

#1 Ternyata saya tidak cukup mengenal dia.

Saya pikir, waktu enam tahun adalah waktu yang cukup untuk mengenal seluk beluk sahabat sekaligus pacar saya. Masih banyak hal tentang satu sama lain yang belum kami kenal. Misalnya, kebiasaan, perspektif, dan lain sebagainya.

Bahkan di awal-awal, saya sangat kesulitan membaca isi pikirannya, apa yang dia maksud dan apa yang dia mau. Ya tapi memang saya bukan Romy Rafael juga sih. Alhasil, kami jadi perlu mengobrol banyak tentang banyak hal dan mencoba memahami satu sama lain.

#2 Masih sulit bertemu dengan keluarga.

Hal ini yang mengejutkan saya. Walau sudah beberapa kali main ke rumah saya bersama sahabat saya yang lain, lucunya, pacar masih tidak berani main ke rumah sendirian. Padahal, yang bersangkutan sebelumnya sudah pernah bertemu ibu saya.

Mungkin rasanya berbeda ketika harus berhadapan dengan ibu dari perempuan yang kini sudah menjadi pacarnya. Pacaran sama sahabat bisa bikin rumit hal-hal yang sebetulnya simpel saja.

#3 Saya tetap cemburu dengan mantannya.

Bisa dibilang, selama enam tahun berteman, saya sudah mengenal kisah cinta pacar dengan perempuan lain. Saya pikir, saya menjadi lebih bisa berdamai dengan hal tersebut, tapi yang ada saya justru lebih was-was dan membandingkan diri saya dengan para mantannya.

Bukan hal yang sehat. Saya tahu. Namun, insecurity saya sulit untuk dibendung. Saya jadi sering berusaha keras mengingat kembali hal-hal yang dulu sering mereka ributkan, jadi saya tidak akan mengulang kesalahan yang sama antara dia dan mantannya demi pacaran sama sahabat ini tetap langgeng.

#4 Saya masih sulit menerima kebiasannya.

Masalah ini memang terlihat sederhana, tapi sangat penting untuk keberlangsungan hubungan kami. Rupanya, mengenal dia selama bertahun-tahun tidak membuat saya bisa menerima dia sepenuhnya tanpa mengeluh sedikit pun.

Saya tetap memiliki ekspektasi yang berkali-kali harus saya tahan agar tidak membuat masalah kecil menjadi besar. Pada akhirnya, saya juga harus belajar untuk menerima segala kekurangannya. Kayaknya hal ini yang bikin pacaran sama sahabat jadi nggak enak.

Iklan

#5 Tetap kehabisan bahan obrolan.

Pacaran sama sahabat ternyata tidak selalu menjamin obrolan tetap mengalir dengan mulus. Kami tidak sebegitu bebasnya membangun obrolan dengan ngomongin orang dan gosip-gosip terkini atau sekadar flashback ke masa-masa saat kami bermain sebagai sahabat betulan.

Akhirnya, ada kalanya saya bingung harus membicarakan apa lagi, sehingga pertanyaan klasik seperti “Sudah makan belum?”, “Sudah mandi belum?”, “Sudah kasih makan kucing belum?” tetap ada dalam rutinitas kami. Memang tidak ada salahnya dengan pertanyaan “Sudah makan belum?” sih, tapi bagaimana ya….

#6 Tidak seterbuka bayangan saya.

Tak jarang kami masih canggung ketika ngobrol hal yang sifatnya personal. Saya pun berkali-kali mencoba mengerem diri untuk tidak membicarakan hal yang terlalu personal dan lebih memilih membiarkan mas pacar bercerita seiring berjalannya waktu. Menurut saya, meski sudah menjadi sahabat, dia berhak menyimpan rahasia dan masalah pribadinya sendiri. Seharusnya begitu, kan?

Pacaran sama sahabat sendiri maupun orang lain tentu ada kesulitannya masing-masing. Tapi hanya karena sudah mengenal lama, menjalin pacaran sama sahabat tidak menjadi lebih mudah juga, loh.

Kesulitan-kesulitan yang ditemui pasangan lain ternyata saya dan pacar temukan juga. Kami pun harus banyak belajar untuk bisa menjalani hubungan dengan baik.

BACA JUGA Perempuan Punya Teman Lelaki Wajar, tapi Tidak Sebaliknya dan tulisan lainnya di rubrik ESAI.

Terakhir diperbarui pada 2 Januari 2021 oleh

Tags: hubungan pacaraninsecurepacaranpacaran sama sahabat
Devia Anggraini

Devia Anggraini

Seorang pengkhayal profesional.

Artikel Terkait

Mereka yang Disuruh Putus Orang Tua Pacar karena Bukan Mahasiswa: Sakit, tapi Tak Perlu Repot-repot Kasih Pembuktian MOJOK.CO lebaran
Liputan

Cerita Pilu 2 Pria yang Hubungannya Kandas Menjelang Lebaran, Ada yang Bawa-bawa Agama dan Dianggap Tak Punya Masa Depan!

9 April 2024
Casual Date: Sebuah Kenikmatan Tanpa Batas yang Berbahaya MOJOK.CO
Esai

Casual Date: Kenikmatan Tanpa Batas dan Berbahaya yang Tidak untuk Dirasakan Semua Orang

28 Februari 2024
Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama MOJOK.CO
Kilas

Beratnya Menjalin Hubungan Romansa dengan Cowok Beda Agama

28 September 2023
Cinlok KKN sering terja
Geliat Warga

Cerita Cinlok KKN, Jadian Sama Anak Pak RT hingga Putus Karena Beda Aliran

22 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.