Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

2 Bocah Madura Naik Motor ke Jakarta Itu Bukan Nekat, tapi Sikap Pemberani yang Sudah Menjadi Tradisi

Arman Dhani oleh Arman Dhani
24 November 2023
A A
2 Bocah SD Nekat Naik Motor Bebek dari Madura Menuju Jakarta MOJOK.CO

Ilustrasi 2 Bocah SD Nekat Naik Motor Bebek dari Madura Menuju Jakarta. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

2 bocah, naik motor bebek, dari Sampang mau ke Jakarta

Dua bocah Sekolah Dasar (SD) asal Sampang, Madura, nekat naik motor ke Jakarta. Keduanya bahkan tak pakai helm. Selain itu, motor yang mereka bawa tak punya surat resmi alias bodong. 

Mengutip dari Detik, bocah berinisial SZ mengaku janjian bertemu temannya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam pikiran orang waras, nyaris tak ada pembenaran bagi anak SD, untuk naik motor berdua, tanpa helm, dari Madura ke Jakarta hanya sekadar menepati janji. Tapi ya itulah mereka.

Kedua bocah ini hanya membawa baju yang melekat di tubuh mereka, yakni kaos oblong, celana pendek, dan sandal jepit. SZ mengakui baru kali pertama ke luar kota dan tidak mengetahui rute Sampang ke Jakarta. Dia dan temannya hanya mengandalkan Google Maps! Untuk menuju Jakarta, mereka menyetir motor secara bergantian tanpa menggunakan helm dan selama perjalanan tidak bertemu polisi!

Saya sendiri tak mengerti mengapa orang Madura, sepertinya punya hubungan kurang baik dengan helm. Di kampung saya, di Bondowoso, helm itu nyaris tak punya nilai guna. Orang bisa naik motor dari desa ke kota tanpa helm dan baik-baik saja. 

Bahkan ada kisah menarik, yang mungkin kalian pernah dengar. Dikisahkan orang Madura hendak ditilang di Suramadu karena tak pakai helm. Kemudian dia protes. “Saya anggota, Pak!” Katanya. Ketika polisi itu balik bertanya, anggota apa? Si orang tersebut dengan bangga menjawab: “Banser!”

Nekatnya orang Madura

Saya bisa membayangkan bahwa awal mula cerita 2 bocah Sampang ini berawal dari kebosanan. Kamu tahu? Bermula dari iseng di tempat main, seorang temanmu menantang tanpa alasan. “Ah bosen nih. Bali enak kali,” lalu kamu menjawab, “Gas!” Lantas seperti awal mula banyak cerita bodoh yang akan kita ingat selamanya, kedua anak ini mengambil kunci motor, lalu bergegas menuju Suramadu untuk pergi ke ibu kota.

Kedua bocah ini hanya membawa duit Rp105.000 selama perjalanan. Uang Rp100.000 hasil meminjam teman, sementara Rp5.000 sisa uang jajan. Dalam perjalanan menuju Jakarta, mereka hanya makan mie instan sekali dan sempat bermalam di pinggir jalan di daerah Tuban. 

Perjalanan kedua bocah ini akhirnya terhenti karena tertangkap polisi. Mereka berhenti di wilayah Kecamatan Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, karena menerobos lampu merah. 

Nekatnya orang Madura ini tak sekali terjadi. Ketika era Covid-19 pada 2021, untuk menghindari penyekatan, puluhan warga Madura nekat mudik lebih awal menggunakan kapal kayu dari Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur. 

Kapal-kapal kayu ini dioperasikan karena terbatasnya jumlah kapal feri yang berangkat menuju Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pilihan naik kapal kayu karena penumpang menghindari terlantar di pelabuhan dan larangan mudik oleh pemerintah.

Ingat Rusli? Teman saya yang hadir di awal cerita. Jadi, usai menikah, dia pernah mudik ke rumah istrinya di Riau dari Jogja. Dia menempuh 2.400 kilometer mengendarai Yamaha Mio dan menghabiskan 54 liter bensin. Dengan kegembiraan serupa bocah, Rusli bilang, bahwa perjalanan itu adalah kenangan terbaik dalam hidupnya. Dia melewati jalan rusak, mengarungi laut, dan istirahat di gelap malam hutan sawit.

Naik motor ribuan kilometer itu perkara sepele

Saya kira tak ada yang lebih menakutkan bagi orang Madura selain melanggar perintah agama atau tak punya pekerjaan. Makanya, kalau cuma sekadar merantau naik motor ribuan kilometer? Ah, itu perkara sepele. Dalam perjalanan mudik dari Situbondo dengan menggunakan kapal sayur pun, orang Madura masih membawa motor mereka. Tanpa membawa helm tentu saja. Buat apa? Kan di laut nggak ada razia.  

D Zawawi Imron, penyair “celurit emas” asal Madura, pernah menulis sajak tentang cintanya kepada Madura. Begini dia menulis:

Aku lari mengejar ombak 

Iklan

Aku terbang memeluk bulan

Dan memetik bintang-gemintang

Di ranting-ranting roh nenek moyangku

Di ubun langit kuucapkan sumpah

Madura, akulah darahmu 

Puisi ini adalah gambaran, barangkali juga ruh, betapa orang Madura adalah manusia bebas yang siap melakukan apa saja, sekali mereka berkomitmen.

Tapi ya nggak naik motor juga, sih.

Penulis: Arman Dhani

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Kisah Malaikat Maut Bertandang ke Rumah Orang Madura dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.

Halaman 2 dari 2
Prev12

Terakhir diperbarui pada 4 Desember 2023 oleh

Tags: bocah madura nekatbondowosojakartaJakarta UtaraMaduramadura nekatmotor bebekpilihan redaksiriauSampangSurabayatanjung priokYamaha Mio
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

UGM.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas

20 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO
Ragam

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO
Ragam

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO
Ragam

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Praja bertanding panahan di Kudus. MOJOK.CO

Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan

20 Desember 2025
UGM.MOJOK.CO

UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

18 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.