Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Drama Korea dan Hallyu Mengubah Pandangan Hidup Saya

Arman Dhani oleh Arman Dhani
11 Desember 2017
A A
Drama_korea_mojok

Drama_korea_mojok

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Drama Korea dan saya melawan dunia.”

Menjadi penonton Drama Korea (Drakor) artinya harus siap dibikin ngilu ulu hati karena terlalu banyak tertawa, dibikin bengkak mata karena terlalu banyak menangis, dan dibikin menguap karena kurang tidur. Gejala-gejala ini saya kira sudah banyak ditemui oleh penggila drakor di manapun, di seluruh belahan dunia.

Saya dulu benci Drama Korea. Terlalu banyak hal tidak masuk akal yang terjadi. Kok bisa orang lahir bayinya ditukar dan baru sadar setelah sekian lama? Emang nggak pernah cek darah dan sakit begitu? Emang bisa orang menipu jual rumah temen sendiri terus masih berteman? Emang ada orang yang berkali-kali dijahatin, malah berakhir jadi ratu? Rentetan pertanyaan itu membuat saya tidak bisa menikmati elemen visual dari film korea.

Lantas saya bertemu dengan seorang teman. Sebut saja Sopyan, yang memperkenalkan keindahan lagu-lagu Korea. Benar, lagu Pop Korea. Ia menjelaskan bahwa wajah cantik itu bonus, kalau bisa bikin goyang itu lebih penting. Maka perjalanan saya jadi penggemar kebudayaan Korea medioker dimulai.

Saya jadi mulai melihat Korea Selatan dengan cara yang berbeda. Jika dulu Drama Korea terasa tidak masuk akal, kini malah dibuat suka karena tidak melulu mengandalkan cerita orang miskin ketemu orang kaya lalu jatuh cinta. Ada yang bercerita tentang jin yang hidup ratusan tahun, ada dokter yang mengabdi ke tempat jauh, sampai alien yang datang ke bumi.

Hal pertama yang perlu kamu lakukan sebagai seorang penggemar adalah mengakui bahwa kamu tidak tahu apa-apa. Ini penting, jadi alih-alih kemaki atau sok tahu, orang-orang akan dengan gumbira memberimu informasi tentang Drama Korea terbaru. Solidaritas dan jiwa korsa penggemar Drakor ini bikin terharu. Ini yang saya suka, bahwa sesama penggemar Drama Korea, kamu akan disuguhi banyak rekomendasi yang ciamik.

Nah setelah kamu jatuh cinta, kamu akan kasmaran. Jika dulu menganggap tayangan drama sekedar tontonan waktu luang. Maka kini kamu bisa semalaman begadang menonton maraton satu musim drama. Tidak hanya itu, jika merasa bahwa aktor yang kamu suka punya akting bagus, pelan-pelan kamu akan mencari film-film terdahulu. Produk Korea yang satu ini memang punya dampak serupa candu.

Harusnya ada lembaga bantuan bagi pecandu drama korea akut. Bagi mereka yang mengidap ketergantungan penyakit “satu episode lagi berhenti”

Tahap berikutnya adalah saya dibuat suka dengan produk lain Gelombang Kebudayaan Korea alias Hallyu. Misalnya, jika suka drama berseri, saya mencoba melihat film panjangnya. Seperti More Than Blue atau Miracle In Cell no 7. Hasilnya? Berhari-hari mata sembab karena dibikin nangis. Saya jatuh cinta! Gila, dari pembenci yang kerjaannya memaki bahwa oppa-oppa Korea itu banci, sampai jadi penggemar produk perawatan kecantikannya!

Mustahil menyukai Drama Korea tanpa mendengarkan original sound track yang diputar. Meski kadang tidak dinyanyikan oleh grup idol terkenal, tapi perlahan penggemarnya mencari tahu ragam musik Korea. Bahwa K-Pop tidak hanya berisi boy band dan girl band, tapi ada juga musisi seperti Oh Hyuk dan Hyukoh. Meski ya nggak apa-apa juga cowok suka BTS atau Exo.

Seiring berjalannya waktu, saya jadi penggemar. Tidak garis keras, tapi cukup membuat saya kesal jika ada orang yang bilang oppa Korea itu letoy, kurang manly, atau seperti banci. Oppa-oppa Korea kok lebih cantik daripada tokoh perempuannya, nggak cowok banget. Wah mereka ini suka cewek nggak ya? Wah mereka operasi plastik nggak ya? Kurang manly, jangan-jangan bisanya dandan aja.

Stereotip ini dulu sungguh saya yakini. Dasar homo, seolah menjadi gay itu rendah, atau laki-laki yang berdandan, merawat diri itu jelek. Sampai saya kemudian jatuh cinta pada Big Bang, yang lagi-lagi diperkenalkan oleh Sopyan. Saat mendengar Big Bang, saya terlambat, sebagian personil Big Bang tengah menjalani wajib militer.

Lho kok wajib militer?

Iya. Oppa-oppa korea yag kamu bilang kurang manly, suka dandan, kemayu, cantik, dan letoy itu diharuskan wajib militer dan ini tidak mudah. Wajib militer di Korea itu mengerikan. Latihan fisik dan pengabdian masyarakat dilakukan mulai dari jam enam pagi hingga 12 malam. Setiap hari selama lima bulan sebagai pengantar wamil mereka ditempa dengan rutinitas latihan fisik untuk membentuk stamina.

Mereka harus bangun pagi, lari, panjat tembok, bela diri, dan menembak. Sesudah itu mereka diminta melakukan pengabdian masyarakat yang bentuknya beragam. Seluruh proses wajib militer itu dilakukan dalam waktu dua tahun. Iya, dua tahun.

Iklan

Ini jadi pengetahuan penting. Bagi saya yang dulu merendahkan Oppa-oppa Korea -hanya karena mereka tampil kenes dan cantik-pengetahuan bahwa mereka pernah mengikuti wajib militer itu bikin jiper. Bukan apa-apa, sebagai negara yang selalu dibayangi rasa takut perang dengan Korea Utara, wajib militer yang dilakukan Korsel itu berat. Kamu bisa menonton apa saja poin poin wajib militer yang dilatih.

Wajib militer itu bukan perkara mudah. Jika kamu menganggap cowok brewokan, berbadan kekar, macho, dan seram pasti bisa lolos wajib militer, anda kebanyakan nonton film. Wajib militer itu perkara siapa yang kuat menghadapi latihan fisik yang berat. Seseorang yang gemar nge-gym belum tentu bisa lolos latihan kemiliteran. Oppa-oppa ini wajib menjalani itu semua.

Ini mengapa saya suka geli dengan orang yang menyebut atau merendahkan oppa-oppa idol grup dengan sebutan letoy, kemayu, kurang cowok. Kalau ukuran “cowok” itu kuat, wah usai wajib militer bisalah itu diadu. Baik lari, nembak orang, atau berkelahi. Tapi ya bukan itu poin mengapa Oppa Korea-Korea jadi keren.

Untuk jadi anggota idol, seorang Oppa harus latihan keras. Seorang anggota idol bisa latihan delapan jam sehari, enam hari seminggu, nyanyi, menari, dan latihan fisik. Sesuatu yang belum tentu cowok “Macho, brewok, gagah” bisa lakukan. Latihan fisik ini membutuhkan stamina tinggi, konsentrasi, dan daya tubuh tinggi.

Berdasarkan pengetahuan saya yang terbatas tentang K-Pop, ada banyak boy band Korea yang keren. BTS, EXO, Big Bang dan yang lain itu bukan cuma sekedar ganteng. Ada banyak hal yang membuat mereka jadi idol. Koreografi BTS di AMA adalah satu bukti betapa keren Boy Band yang kamu anggap letoy ini. Kalo soal musik dan gaya keren Big Bang bisa jadi rujukan.

Ada kanal weekly Idol di YouTube yang bisa memuaskan hasrat fangirling/fanboying secara kaffah. Sebagai penggemar Rose blackpink, dan *uhuk* Jungkook. Kamu bisa nambah pengetahuan soal K-Pop via YouTube buat menghapus Stereotype di kepala kita. Saran saya, jangan buka Running Man, itu racun Bangsat.

Ini generasi baru K-Pop, saya kira generasi-generasi terdahulu juga punya kedigdayaannya masing-masing. Kamu tak bisa mengukur kekuatan seorang dari tampilan maskulin. Oppa-oppa ini mungkin lebih cantik dari perempuan dan itu nggak masalah. Ekspresi gender itu cair dan jangan mau dikibulin machoisme yang bilang, laki-laki dandan itu maho, gay, dan nggak keren.

Jadi sebelum kamu menganggap Boy Band itu letoy, coba latihan nari delapan jam sehari, enam hari seminggu, lalu kita coba ukur siapa yang lebih kuat.

Terakhir diperbarui pada 11 Desember 2017 oleh

Tags: Big BangBTSdrama koreaEXOGoblinK-PopSNSD
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

Punya Pacar Penggemar K-Pop Lebih Merepotkan Daripada Penggemar Ariel Noah MOJOK.CO
Kilas

Punya Pacar Penggemar K-Pop Lebih Merepotkan daripada Penggemar Ariel Noah

17 Desember 2023
5 Drama Korea Bertema Pendidikan, Nonton Sambil Belajar Tipis-tipis MOJOK.CO
Hiburan

5 Drama Korea Bertema Pendidikan, Nonton Sambil Belajar Tipis-tipis

21 September 2023
rekomendasi 5 drakor politik
Podium

Rekomendasi 5 Drakor Bertema Politik, Cocok Buat Maraton Nunggu Buka Puasa!

25 Maret 2023
army indonesia mojok.co
Kilas

Deretan Aksi ARMY Indonesia Selain Donasi Tragedi Kanjuruhan

6 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.