Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Setan-Setan pada Botol Miras

Arman Dhani oleh Arman Dhani
7 Juli 2015
A A
Setan-Setan pada Botol Miras

Setan-Setan pada Botol Miras

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dulu, saya membela Uni Fahira Idris karena beliyo ngotot melarang peredaran minuman keras di supermarket. Miras ini, ujar beliyo, membahayakan kesehatan, menyebabkan kematian, dan menimbulkan banyak masalah sosial. Banyak  kriminalitas terjadi berawal dari alkohol.

Lho tentu, sebagai anak ibu yang paling penurut, saya percaya Uni Fahira. Beliyo adalah senator yang memperjuangkan konstituennya. Bahkan urusan jalan masjid saja beliau perjuangkan, apalagi nyawa manusia.

Saya sepakat bahwa masalah utama di Jakarta itu adalah kejahatan di jalanan. Kejahatan bisa dalam banyak bentuk, melanggar rambu-rambu lalu lintas, menyerobot zebra cross, motor naik trotoar, hingga geng motor pun jadi bentuk kejahatan jika mengganggu kepentingan publik.

Sejalan dengan pikiran Uni Fahira, saya percaya pula bahwa kejahatan itu muncul karena akses mudah terhadap miras. Perlu perbaikan ahklak dan pendidikan agama untuk melawan itu. Sebagai solusi awal, penjualan miras secara di mini market harus dilarang.

Karena jika tidak ada miras, tidak akan ada kejahatan di jalanan.

CNN Indonesia, mengutip Survei yang dipublikasikan Economist Intellegence Unit, menyebut Jakarta sebagai kota paling tak aman sejagat.  Tentu ini alasan bagus untuk mencegah peredaran minuman keras secara bebas. Karena sumber kejahatan itu kan miras. Kalo miras tidak ada maka pasti kejahatan tidak ada.

Meski saya ragu apakah wartawan CNN tersebut mengenal San Pedro Sula di Honduras—yang selama dua tahun terakhir mendapat penghargaan sebagai kota paling berbahaya di dunia.

Jakarta memang punya banyak masalah. Untunglah saat ini masih bulan Ramadan, bulan di mana setan-setan diikat dan dibelenggu. Jika setan—sebagai penggoda manusia untuk berbuat kejahatan—dipenjara, maka manusia akan fokus beribadah dan akan selalu berbuat baik. Imbasnya, tentu tidak akan ada kejahatan di bulan puasa.

Lho, apa sampean mau melawan sabda Nabi? Nabi sendiri kan yang bilang: Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Konsekuensi logis dari hadits ini adalah: Setan tidak beredar di bulan Ramadan, atau katakanlah dihambat kerja sosialnya mengajak manusia pada kejahatan.

Lantas, kalo ada manusia yang masih tawuran, atau mabuk-mabukan, itu karena apa dong? Di Bogor ada mabuk mabukan, di Jakarta ada tawuran.

Bayangkan, mosok Ramadan gini mabuk-mabukan? Ini kan kurang ajar?  Di Bogor, Bapak Walikota Bima Arya marah besar sampe melempar gelas, karena sudah jelas tempat hiburan malam dilarang beroperasi selama ramadan, lha kok masih ada yang buka? Pak Walikota jelas berhak marah. Sebagai penegak konstitusi yang menjunjung tinggi hukum, Pak walikota lantas menyegel tempat-tempat orang mabuk itu.

Nah, apa kabar GKI Yasmin? Ah, Pak Walikota kan lagi sibuk menegakan syariat, mana sempat beliau ngurusin gereja.

Di Jakarta, penyelenggaraan kegiatan Sahur on The Road diwarnai tawuran. Tidak hanya satu, atau dua, tapi tiga tawuran terjadi di tiga lokasi berbeda di Jakarta. Karena saling lempar batu dan kayu antar peserta SOTR, acara semulia sahur di jalanan bersama kaum papa itu jadi tercoreng.

Apakah anak-anak ini tidak berpikir, bagaimana perasaan Uni Fahira mengetahui mereka berkelahi? Uni Fahira yang telah merelakan dirinya menjadi pembela SOTR garis keras. “Siapa pun yang melarang kegiatan Sahur on the Road di wilayah #Indonesia, akan berhadapan langsung dengan saya,” kata Uni.

Iklan

Bukankah mereka, para peserta SOTR, adalah anak-anak muda harapan bangsa? Mereka mengendarai motor dengan tertib, mengenakan perlengkapan berlalu-lintas dengan benar, dan membawa bendera Palestina—negara para syuhada. Tentu tak mungkin para pemuda anak bangsa ini memiliki niat pamer dan show off.

Apa sebenarnya penyebab terjadinya tawuran antar peserta SOTR? Bukankah minuman keras sudah tidak dijual bebas, setan-setan terkutuk dibelenggu, ceramah agama ada di mana-mana, dan ustadz-ustadz bermunculan baik di televisi maupun di media sosial. Lantas apa yang membuat para pemuda harapan bangsa peserta itu saling bertikai di jalanan?

Ah, persetan sumber masalah, yang penting solusi. Gubernur Ahok bersama Pemprov DKI harus bisa menyelesaikan masalah ini—agar tidak terjadi lagi tawuran saat SOTR. Gimana caranya? Ya pokoknya selesaikan. Karena untuk memahami masalah dan berpikir itu perlu kerja otak, sementara sekedar menuntut penyelesaian masalah itu mudah.

Atau begini, kita salahkan saja liberalisme dan sekularisme. Toh selama ini mereka sudah banyak bikin masalah.

Terakhir diperbarui pada 5 November 2018 oleh

Tags: Bima AryaFahira IdrisjakartaSahur on The Road
Arman Dhani

Arman Dhani

Arman Dhani masih berusaha jadi penulis. Saat ini bisa ditemui di IG @armndhani dan Twitter @arman_dhani. Sesekali, racauan, juga kegelisahannya, bisa ditemukan di https://medium.com/@arman-dhani

Artikel Terkait

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO
Ragam

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Tinggalkan ibunya demi kuliah di PTIQ Jakarta untuk merantau. MOJOK.CO
Ragam

Kerap Bersalah di Perantauan karena Alasan Sibuk, Tangis Ibu Pecah Saat Saya Akhirnya Pulang dari Jakarta

27 November 2025
Belikan ibu elektronik termahal di Hartono Surabaya dengan tabungan gaji Jakarta. MOJOK.CO
Liputan

Pertama Kali Dapat Gaji dari Perusahaan di Jakarta, Langsung Belikan Ibu Elektronik Termahal di Hartono agar Warung Kopinya Laris

11 November 2025
Matahari Store. MOJOK.CO
Ragam

Yang Tak Akan Hilang dari Belasan Gerai Matahari Store Saat “Tenggelam”, Kenangan Hangat Belanja Bersama Keluarga

29 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.