Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Penyerang Novel Baswedan Baru Ketemu, Puadahal Sketsa Wajah Udah Ada Sejak 2017

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
30 Desember 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sketsa wajah pelaku penyerangan Novel Baswedan sudah ada sejak November 2017 silam. Namun Polisi baru bisa menangkapnya sekarang? Hm, dapaniya?

Tertangkapnya dua tersangka yang menyiram air keras ke penyidik KPK Novel Baswedan jadi bahan ghibah paling asyik selama beberapa hari ke belakang. Terutama melihat prosesnya yang lama banget dan tersangka yang ditangkap jebul adalah anggota polisi juga.

Lah gimana? Jika dihitung sejak penyerangan pada April 2017 sampai Desember 2019, institusi Polri membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk menangkap anggotanya sendiri. Sebuah fakta yang memancing bumbu-bumbu pergunjingan.

Wajar kemudian kalau Yati Andriyani, Tim Advokasi Novel Baswedan meminta kepastian proses tersangka RM dan RB, agar keduanya tidak cuma dijadikan “tumbal” oleh atasan polisi.

“Kepolisian harus mengungkap motif pelaku tiba-tiba menyerahkan diri, apabila benar bukan ditangkap. Harus dipastikan bahwa yang bersangkutan bukanlah orang yang pasang badan untuk menutupi pelaku yang perannya lebih besar,” katanya.

Kecurigaan ini cukup besar karena sketsa wajah pelaku sudah ada sejak 2017. Bahkan Polisi saat itu merilis empat wajah—yang mana kurang mirip dengan salah satu dari dua pelaku yang akhirnya ditangkap.

Sumber : https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/polda-metro-jaya-sebar-sketsa-terduga-penyiram-air-keras-kepada-novel-basewedan/full
Sumber: Instagram Polda Metro Jaya via idntimes.com

Uniknya, justru hasil dari sketsa wajah Tempo yang terlihat mirip dengan salah satu tersangka atas inisial RB atau diduga bernama Ronny Bugis. Anggota Brimob dengan pangkat Brigadir. Tentu ini menarik ketika melihat versi Polisi bisa kalah mirip dengan sketsa yang dibikin Tempo.

Sumber: tempo.co

Dari hal ini tentu saja muncul dugaan-dugaan bahwa polisi memang sengaja “menyamarkan” wajah sang pelaku, karena sedari awal sudah sadar kalau pelakunya adalah anggota sendiri. Tapi sebagai institusi paling bersih dan berkomitmen sejagat raya, tak mungkin kiranya polisi melakukan itu semua.

Bisa saja sebenarnya sketsa wajah dari pihak polisi itu mirip, tapi karena tukang gambarnya lagi capek luar biasa, akhirnya malah hasil akhirnya lumayan luput.

Lah iya dong, kan kesalahan teknis seperti ini bisa saja terjadi.

Kali aja, niat hati orang yang request gambar ke tim sketsa wajah dari pihak polisi ini mintanya kayak yang dibikin Tempo. Tapi karena banyak tekanan, deadline menggunung, dan desakan dari atasan datang bertubi-tubi akhirnya gambar yang dibikin jadi nggak mirip.

Itu pun juga udah gambar sekuat tenaga dengan berulang kali revisi. Hambok dihargai dikit kerjaan polisi yang ini.  Toh, paling tidak gambar sketsa mereka saat itu beneran ada gambar wajahnya. Bukan wajah pelaku kejahatan kayak di komik Conan.

Soal kenapa sketsa wajah pelaku penyerangan Novel Baswedan lebih mirip punya Tempo, mungkin karena mereka tidak dituntut untuk menemukan pelaku. Jadi kerjanya jauh lebih rileks.

Akhirnya akurasi bentuk wajah jadi bisa mirip banget. Bahkan saksi yang dimintai keterangan oleh Tempo untuk merekontruksi wajah pelaku pun lebih banyak dari saksinya polisi.

Iklan

Yah, lagian kan Tempo bisa lebih santai ketimbang pak polisi, karena bukan sedang cari pelaku yang temen sendiri. Eh.

Kemungkinan yang lain, bisa jadi polisi emang sengaja bikin sketsa gambar pelaku yang salah.

Eit, jangan suudzon dulu dengan bilang agar pelaku nggak bisa ketangkap. Justru dengan sketsa wajah pelaku yang nggak ada mirip-miripnya kayak begitu supaya pelakunya lengah.

Jadi sebenarnya sketsa wajah pelakunya itu mirip banget, cuman nggak disebari ke publik. Yang disebarin yang “salah”. Lalu, ketika dirasa waktunya pas akhirnya pelakunya bisa menyerahkan diri ditangkap. Bijimana? Sebuah strategi yang brilian kan?

Soal durasi yang membutuhkan waktu sampai 990 hari sejak 2017, barangkali polisi sedang ingin mengapresasi Tempo saja karena udah bikin sketsa wajah dengan serius dan hasilnya bagus. Lantas penghargaan itu dibuat dengan cara mencari anggota yang wajahnya mirip dengan sketsa wajah versi Tempo.

Mungkin saja polisi sebenarnya mencari orang yang lumayan mirip dengan sketsa bikinannya Tempo itu. Meski setelah dikorek-korek kok tetap nggak ada, akhirnya ketemu deh yang lumayan mirip. Lalu pelaku ini dibikin biar bisa mirip.

Nah, proses agar bisa mirip dengan sketsa wajah inilah yang akhirnya membutuhkan waktu selama lebih 990 hari alias lebih dari dua tahun itu. Sebuah usaha—kalau beneran—jelas patut diacungi jempol.

Wajar kalau kemudian publik memuji-muji Tempo karena udah bisa bekerja “lebih baik” dari polisi. Paling tidak sketsa wajah penyerang Novel Baswedan punya mereka kelihatan jauh lebih mirip ketimbang punya polisi.

Padahal itu semua merupakan kerja keras dan kerja ikhlas polisi semata agar Tempo nggak kelihatan salah dan nggak malu.

Waduh, terima kasih Pak Polisi. Kalian semua memang luwar biyasa. Berani mengorbankan citra diri sendiri agar pihak lain yang bisa kena pujian.

BACA JUGA Pernah Tuduh Novel Baswedan Akting, Dewi Tanjung Sebut Pelaku Punya Hati Nurani atau tulisan rubrik POJOKAN lainnya.

Terakhir diperbarui pada 24 September 2025 oleh

Tags: novel baswedanpelakuPolisisketsa wajah
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

rkuhap, kuhap, polisi.Mojok.co
Mendalam

Catatan Kritis KUHAP (Baru) yang Melahirkan Polisi Tanpa Rem Hukum, Mengapa Berbahaya bagi Sipil?

19 November 2025
Ortu kuras tabungan buat anak jadi polisi malah kena tipu. Sempat bikin stres tapi kini bersyukur tak jadi sasaran amuk tetangga MOJOK.CO
Ragam

Ortu Kuras Tabungan buat Anak Jadi Polisi malah Kena Tipu “Intel”, Awalnya Stres tapi Kini Bersyukur

6 September 2025
Polisi gelontorkan uang banyak untuk gas air mata yang digunakan dalam demo. MOJOK.CO
Aktual

Saat Duit Rakyat Hanya Dipakai buat Membeli Gas Air Mata Kadaluwarsa oleh Polisi

31 Agustus 2025
PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi! Mojok.co
Pojokan

PoliceTube Adalah Ide Brilian Kepolisian yang Patut Diapresiasi!

26 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.