Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Insiden Bendera Terbalik, Kesalahan Upacara 17 Agustus yang Paling Sering Terjadi

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
16 Agustus 2019
A A
bendera terbalik upacara 17 agustus hari ulang tahun kemerdekaan indonesia

bendera terbalik upacara 17 agustus hari ulang tahun kemerdekaan indonesia

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Siapa bilang upacara bendera 17 Agustus dalam HUT RI selalu berakhir kaku. Kadang ada juga upacara yang berakhir dramatis, memalukan, sampai bikin geli.

Entah apa yang muncul di pikiran Pedy Idowari, Fajar Rustam, dan Abdul Kadir begitu sampai rumah. Mereka jelas tak bakal lupa dengan pengalaman menjadi pasukan pengibar bendera (paskibra) upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia di Manokwari, Papua Barat, pada 2010 silam. Bisa jadi, mereka bertiga cuma tertawa ngakak karena mendadak jadi orang terkenal satu kampung.

Bukan apa-apa, upacara bendera 17 Agustus itu sebenarnya merupakan seremoni yang biasa saja. Tetep istimewa sih, karena toh itu peringatan Hari Kemerdekaan, tapi ya akan jadi pengalaman yang tak mungkin bisa dilupakan Pedy, Fajar, dan Kadir di sisa hidup mereka nanti.

Upacara bendera 17 Agustus untuk menyambut ulang tahun (saat itu) ke-65 ini sudah dipersiapkan oleh Pedy, Fajar, dan Kadir dengan segenap jiwa raga. Tidak hanya persiapan fisik, persiapan mental tentu sudah ditempa. Maklum, tidak semua orang bisa terpilih menjadi paskibra, apalagi menjadi petugas di hadapan Gubernur Papua Barat saat itu, Abraham O. Ataturi beserta tamu-tamu penting.

Barangkali tekanan mental karena ini merupakan upacara bendera di hadapan Gubernur dan menjadi seremoni se-Kabupaten, Pedy, Fajar, dan Kadir jadi hilang fokus. Meski sudah latihan berminggu-minggu, jika sudah grogi, maka apa yang sudah diatur dalam latihan memang bisa berantakan. Apalagi gerakan menjadi petugas bendera memang cukup belibet. Salah timing satu orang saja bisa ambyar semua.

Benar saja, upacara bendera yang dilaksanakan pukul 09.00 WITA pagi itu menjadi bahan cekikikan dan sempat bikin gaduh. Ketika Pedy, Fajar, dan Kadir akan mengibarkan bendera, bendera yang mereka kaitkan ke tali tiang bendera salah urutan.

Jika seharusnya kait untuk warna merah di atas dan kait untuk warna putih di bawah, mereka malah kebalik. Alhasil bukan bendera Indonesia yang berkibar di hadapan Gubernur Papua Barat, melainkan bendera Polandia.

Sudah gagah mengembangkan bendera di hadapan peserta upacara, eh, ternyata salah. Untung benar ketiganya tidak kelewat panik, sehingga bendera Polandia itu tidak sempat dikerek sampai ke atas. Setelah direvisi dikit, akhirnya bendera merah putih bisa berkibar dengan gagah di atas tiang bendera.

Barangkali, jika kesalahan ini terjadi di Jember atau Jakarta—misalnya—pihak-pihak terkait tak perlu menjelaskan sedemikian rupa. Masalahnya, hal ini terjadi di Papua Barat. Ya kita tahu lah, bagaimana sentimen gerakan Papua Merdeka terhadap Indonesia atau isu-isu mengenai hal itu.

Oleh karena itu Kabid Humas Polda Papua, Kombes Wachyono pun perlu mengklarifikasi bahwa pengibaran bendera Polandia itu murni kesalahan saja. Lagian, apa urusannya juga Pemerintahan Polandia sama Papua sampai ada kecurigaan ada intelijen mereka yang nyamar jadi Paskibra di Papua Barat segala?

“Kejadian itu murni keteledoran atau kelalaian,” kata Kombes Wachyono saat itu.

Iya, Pak, iya, kita semua percaya kok. Itu lumrah-lumrah aja kok. Paskibra kan juga manusia. Bisa berbuat salah dan dosa, apalagi cuma urusan kekeliruan mengibarkan bendera Polandia.

Tapi kejadian itu masih mending ketimbang yang dialami Paskibra di Medan, Sumatra Utara, pada 2014. Jika Pedy, Fajar, dan Kadir masih bisa membagi rasa malu (karena dilakukan tiga orang), apa yang dialami seorang Paskibra perempuan di Medan ini benar-benar tak bisa dibagi.

Pasalnya, ada insiden di mana rok yang digunakan seorang Paskibra melorot. Tentu saja secara refleks petugas ini terus memegangi roknya jangan sampai lepas. Sial sekali memang, di saat di hadapan belasan sampai puluhan peserta upacara bendera, momen memalukan itu justru terjadi.

Iklan

Di sisi lain, kadang-kadang upacara 17 Agustus malah bisa jadi peristiwa yang dramatis—alih-alih memalukan. Hal ini terjadi di Pulau Maratua, pada 2018. Ketika akan menarik bendera diiringi lagu Indonesia Raya, tali pengait bendera tiba-tiba putus. Akhirnya, petugas yang berada paling dekat dengan bendera harus memeganginya sepanjang lagunya selesai.

Karena tali putus, maka bendera tidak jadi dinaikkan dan hanya dipegangi oleh anggota Paskibra yang bertugas menaikkan bendera Merah Putih. Gara-gara kejadian ini, diketahui beberapa anggota Paskibra sampai sedih luar biasa. Apalagi disebutkan ada yang nyaris pingsan karena kelewat kecewa dengan kejadian itu.

Benar-benar tak diduga, pengibaran bendera saat upacara 17 Agustus pun ternyata bisa menjadi begitu sentimentil kayak gitu. Jauh lebih sentimentil ketimbang cuma keliru mengibarkan bendera di negara yang salah.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2021 oleh

Tags: 17 agustusHUT RIpaskibraupacara bendera
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

anggota karang taruna lebih baik daripada mahasiswa KKN saat 17 Agustus. MOJOK.CO
Ragam

Warga Desa Sebetulnya Miris dengan Mahasiswa KKN: Nggak Menghargai Waktu dan Kerja Asal-asalan, Cuma Merugikan

19 Agustus 2025
tips biar dapat doorprize saat karnaval. MOJOK.CO
Ragam

Pelajaran Hidup dari Seorang Pemuda yang Beli Gawai Bagus Saja Tak Mampu, tapi Selalu Hoki Dapat Doorprize Mewah

8 Agustus 2025
Prabowo kasih guru honorer insentif saat HUT RI. MOJOK.CO
Ragam

Guru Honorer Nggak Butuh “Kado” dari Presiden, Tetap Menderita dengan Gaji yang Tak Manusiawi

7 Agustus 2025
kupon doorprize nggak guna saat karnaval. MOJOK.CO
Catatan

Kesal dengan Karnaval 17 Agustus, Doorprize-nya “Beri Kesialan Seumur Hidup”

5 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.