MOJOK.CO – Cerita Nacho Fernandez mengeksekusi bola liar dari luar kotak penalti dengan tendangan voli melayang sedikit di atas tanah seharusnya jadi cerita indah untuk Spanyol. Sayangnya, timnas yang baru saja mengganti pelatihnya ini lupa, lawan mereka malam itu punya Cristiano Ronaldo.
“Ketika ada seorang seperti (Cristiano) Ronaldo di sana di lapangan, hal-hal semacam ini bisa saja terjadi,” kata Fernando Hierro, Pelatih Spanyol yang baru beberapa jam melatih Sergio Ramos dkk.
“Film aksi” terbaik laga Piala Dunia 2018 di Rusia sementara ini baru saja terjadi di Fisht Olympic Stadium, Sochi. Portugal memimpin laga yang baru berjalan empat menit. Melakukan sedikit trik di dalam kotak penalti David De Gea, Cristiano Ronaldo memancing rekannya di Real Madrid, Nacho Fernandez untuk melakukan pelanggaran. Penalti. 1-0 Ronaldo, eh Portugal unggul.
Akan tetapi, Spanyol tetaplah Spanyol, mereka bukan timnas Indonesia yang jika kebobolan di menit-menit awal oleh eksekusi penalti langsung kendor mentalnya. Juara Dunia 2010 ini mungkin kehilangan pelatih mereka dua hari sebelumnya, tapi kendali permainan makin lama mereka rebut. Dua kali anak asuh Hierro menyamakan kedudukan. Dua kali pula gol Portugal diperoleh dengan cara-cara yang bisa meruntuhkan mental. Penalti yang pertama, dan yang kedua; blunder David De Gea.
De Gea barangkali tidak menyangka, malam perdananya sebagai kiper utama timnas Spanyol untuk Piala Dunia harus ditandai dengan kesalahan ala Rob Green, kiper Inggris, pada Piala Dunia 2010. Tendangan keras mendatar Ronaldo pada menit ke-44 seharusnya bisa ditangkap dengan mudah. Sayang, bola malam itu benar-benar milik calon pemain terbaik dunia ini. Bola malah nyelonong masuk tak terkendali ke gawang Spanyol, 2-1, melalui proses yang begitu-begitu saja.
Thriller ini menyajikan beberapa gol yang luar biasa keren. Tapi tetap tidak bisa menghentikan lampu sorot untuk Ronaldo. Usianya sudah 30-an tahun. Di belakangnya ada hattrick Liga Champions, mencetak 40 gol dalam semusim seperti sebelum-sebelumnya, dan tidak ada satu saja tanda-tanda Ronaldo habis dimakan usia.
Kecepatannya memang tidak lagi prima seperti dulu, tapi pria ini masih saja cepat untuk menghancurkan dominasi bola Spanyol. Bertambahnya umur tidak menjadikannya melambat, justru membuatnya makin berbahaya, makin klinis dan makin tajam di segala kondisi.
Namun malam itu seharusnya jadi cerita untuk Spanyol. Diego Costa, pria Brasil yang bermain untuk timnas Spanyol pada akhirnya benar-benar bisa digunakan secara maksimal. Rekan tiki-taka-nya sering mengabaikan kemampuan Costa. Akan tetapi bintang malam itu bagi Spanyol adalah dirinya.
Gol pertama Costa lahir dari kesalahan Pepe yang salah mengantisipasi bola udara. Melawan preman dari Atletico Madrid, Satpol Pepe harus tersungkur tak berdaya. Dengan irisan yang tepat, bola tendangan Costa menyusur ke pojok kanan Rui Patricio. Gol kedua Spanyol pun tak luput dari cerita. Tidak perlu banyak menari di kotak penalti, Costa menghabisi bola di muka gawang Portugal. 2-2.
Dua berita utama dalam satu pertandingan. Setelah Costa, giliran Nacho Fernandez yang unjuk kebolehan. Anak muda dari Madrid yang terpancing membuat Portugal mendapat hadiah penalti pada babak pertama, melakukan hantaman keras pada bola liar. Seketika semua orang mengira bola akan keluar, tahu-tahu bola menerpa tiang lalu memantul masuk ke dalam. Luar biasa. Anak muda ini membuat cerita comeback Spanyol sepertinya akan memenuhi halaman depan koran Marca. 3-2.
Akan tetapi, malam itu Ronaldo sedang tidak bisa dihentikan. Lagi panas-panasnya. Dua gol perdana Portugal mungkin lahir dari trik-trik semata. Pancingan pelanggaran dan sebuah blunder kiper lawan, tapi untuk gol ketiga, Ronaldo membuktikannya sendiri bahwa namanya patut diperhitungkan jadi pemain terbaik sepanjang masa. Setelah dilanggar Gerard Pique di luar kotak penalit, Ronaldo mengeksekusi tendangan bebas menit ke-88. 3-3. Parade gol berakhir, Ronaldo lagi-lagi melakukan hal gila lagi.
Setelah hattrick Liga Champions, juara Piala Eropa 2016, dan malam tadi mencetak hattrick pada laga perdana Portugal di Piala Dunia 2018. Tidak terbantahkan bahwa tahun ini Ronaldo bisa mendominasi lagi sebagai calon pemain terbaik dunia.
Jika ada yang harus kecewa pada laga sensasional malam tadi, maka itu berlaku hanya untuk dua golongan; pertama, pendukung Spanyol. Kedua, yang menganggap Lionel Messi jauh lebih baik dari Ronaldo.