Tanya
Dear, Mojok
Perkenalkan, saya penggemar Agus Mulyadi. Sebut saja saya ML (Mulyadi lover).
Meski nanti bukan Kangmas Agus Mulyadi yang menjawab curhat ini, saya paham. Karena saking cintanya dengan beliau, saya nggak mau beliau capek-capek membalas curhatan saya ini, apalagi ini soal pacar saya.
Mojok yang baik hati dan dermawan,
Saya baru saja menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Belum lama, baru beberapa bulan. Saya bahagia. Kalau kata teman saya, “Memang masih baru, ya, masih tahu bagus-bagusnya saja.” Tapi, itu sama sekali tidak benar.
Justru sejak awal kami saling tahu keburukan masing-masing dan sering pula ragu untuk melangkah bersama. Tapi, syukurlah, kami sudah mantap. Dia adalah orang yang membuat saya nyaman menceritakan berbagai hal. Dia pendengar yang baik.
Kami sama-sama punya masa lalu yang tidak enak, sama-sama gagal menjalin hubungan yang telah kami jalin bertahun-tahun (dengan mantan masing-masing tentunya). Agaknya kami sudah sangat percaya satu sama lain sehingga berani menceritakan hal-hal buruk kami, bahkan masa lalu sekalipun.
Saya pikir ini awal yang baik, berbagai kejujuran terungkap. Perdebatan sering muncul, namun kami juga mudah berbaikan. Saya pikir dengan tahu masa lalu masing-masing, kami telah sepakat untuk saling menerima satu sama lain.
Namun, ternyata saya salah. Seiring berjalannya waktu, masa lalu sering jadi pemicu pertengkaran. Meski kadang dia tidak bermaksud seperti itu. Saya bahkan menghapus Facebook saya secara permanen untuk menghilangkan jejak kenangan dengan mantan saya (yang memang banyak karena saya alay dan nggak bakal kuat menghapusnya satu per satu).
Tapi, apa daya, ingatan tidak mudah terhapus karena dia juga sempat stalking dan membacanya. Masa lalu terus menjadi patokan untuk hubungan kami. Meski masa lalu memang penting untuk intropeksi diri, tapi membahasnya terus-menerus juga bukan hal yang menyenangkan.
Misalnya, ketika saya menyatakan ketidaksukaan saya pada kebiasaannya merokok, dia akan menjawab, “Iya, memang si A tidak merokok.” Ketika saya marah dan semakin marah karena dia cuek saja, dia akan menjawab, “Maaf, nggak bisa romantis kayak si A.” Hal-hal tersebut terus mengganggu dan membuat saya tidak nyaman.
Sesungguhnya saya menyesal telah melibatkan kisah masa lalu dalam hubungan kami, sehingga terjadi hal yang demikian.
Menurut Mojok, saya harus bagaimana? Apa saya nembak Kangmas Agus Mulyadi saja?
ML yang gundah gulana
Jawab
ML yang baik tapi tak pandai memilih inisial,
saya kabarkan bahwa yang menjawab curhat minggu ini, yang kebetulan curhatmu, adalah Cik Prim, redaktur Mojok yang kerap diabaikan dan diasu-asukan pembaca. Dengan demikian, walau saya tetap menghargai kasih sayangmu agar Gus Mul tidak capek-capek menjawab, saya tunda dulu mengabari Gus Mul bahwa ada Mulyadi Lover yang mengirim curhat dan menanti jawabannya. Setidaknya ditunda hingga Cik Prim Lovers terbentuk agar posisi kami satu sama.
Cukup curhat redakturnya, sekarang saya akan berusaha menjawab curhatmu.
Kenyataan pacarmu yang tidak bisa menerima masa lalumu dengan pacar lama bukanlah pertanda baik. Namanya jatuh cinta itu mestilah alay, walau dengan kadarnya masing-masing. Bukankah Agnez Mo sudah menasihati sejak 2005: “Cinta ini kadang-kadang tak ada logika.”
Di tahun 2005 pacarmu itu umur berapa? Tahu apa dia soal absurditas cinta?
Itu pula sebabnya, apabila menanyakan sudah makan atau saling memanggil dengan sebutan sayang yang dipungut dari khazanah nama hewan dianggap orang yang tidak sedang pacaran sebagai sesuatu yang aneh dan berlebihan, tidak demikian bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta.
Bahkan, kecemburuannya yang berlebihan sampai diteruskan dengan sindir-menyindir itu pun bisa saja dikategorikan sebagai bentuk kealayan orang pacaran. Cobalah dia bertukar tempat dengan saya untuk menjawab curhat ini, saya pikir dia pasti juga tidak setuju dengan cemburu buta kayak gitu. Bila orang yang buta saja ingin bisa melihat, untuk apa yang sudah bisa melihat ikut-ikut menjadi buta.
ML yang baik tetapi lelah dengan sang pacar,
sebagian besar manusia percaya, gerak sejarah harus progresif. Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik lagi dari hari ini. Itu sudah jadi kepercayaan umum, bahkan dianut iklan sampo sekalipun, sampai-sampai kadang kita bingung, kalau produk yang terbaru lebih baik, apa artinya kemarin produk mereka jelek?
Dia mungkin tahu prinsip itu, tapi lupa karena dibikin amnesia oleh cemburu. Maka, saran saya adalah kamu harus mengingatkannya. Dan untuk ini, saya punya anjuran cara.
Mula-mula, kamu ajak dia bertemu berdua.
Kamu bisa pilih sebuah kafe yang romantis atau taman gemerlap dengan gemericik air, tetapi saya sarankan untuk pilih tempat yang remang dan sepi.
Tidak, saya tidak mengarahkan kalian untuk memulai program dua anak cukup sejak dini. Jangan porno dulu, ini soal lain.
Setelah kalian berdua di tempat yang sepi dan remang tadi, kamu pegang dagunya dan minta ia pandang wajahmu baik-baik. Jika sudah, sekarang waktunya kamu bertanya.
“Mas, apa wajahku ini kelihatan kayak Mama Laurent?”
Sekarang dia pasti heran dan balik bertanya.
“Kok pertanyaanmu aneh?”
Nah, ini waktunya kamu mulai mengeluarkan maksudmu yang sebenarnya.
“Kalau menurut Mas wajahku nggak kayak dukun, kenapa Mas marah untuk hal yang aku lakukan di masa lalu?”
Tepat setelah kamu selesai mengucapkan ini, dia pasti tercekat. Tapi, kamu harus sigap, jangan sampai ia potong karena pernyataanmu belum selesai. Sekarang kamu bilang begini:
“Kalau aku tahu dulu bakal pacaran sama sampean, apa ya aku bakal jalan sama mantanku itu dan posting hal-hal alay di media sosial yang aku, karena dukun, sudah tahu justru akan membuat Mas, pacarku di masa depan, marah?”
Sudah, sampai di situ saja. Jangan diperpanjang. Kalau dia memang tergolong Homo Sapiens yang terhitung jenis manusia paling cerdas dalam peradaban, tentu dia akan insyaf bahwa kecemburuannya adalah hal yang salah.
Tentu, saya tidak bermaksud bilang jadi dukun hal jelek. Apalagi di waktu pergantian tahun begini dan menjelang pilkada serentak tahun depan, jasa dukun niscaya adalah jasa paling laris dan bayarannya tak sedikit. Bahkan, dukun bisa merambah bisnis lain, industri musik misalnya. Deddy Dukun sudah membuktikannya. *krik krik krik*
Tapi, tentu menyebalkan dituduh atas kemampuan yang kita tidak punyai. Maka kita kembali ke solusi untuk mengatasi pacar cemburuanmu.
Setelah mengungkapkan pertanyaan yang menggugah kesadarannya tadi, segeralah kalian pulang. Tidak perlu saya ingatkan sejak tahun berapa Slank telah mendalilkan bahwa kamu harus pulang, nanti malah kesannya menggurui.
Kalau kini kamu sudah di rumah, tugasmu masih belum selesai. Masih ada satu tahap lagi.
Sekarang kamu harus membuat kembali akun Facebook. Ini era di mana informasi tercepat datangnya dari Facebook, bukan Detik Kom. Mungkin Twitter juga, tetapi Twitter tengah terancam bangkrut. Jadi, buatlah akun Facebook sebelum penggunanya makin banyak dan Facebook mengumumkan harga bikin akun akan naik Senin depan.
Jika sudah, kamu masuk dulu ke fanpage Mojok Dot Co dan like agar tidak ketinggalan artikel-artikel selow tiap paginya. Itu pesan sponsor tugas peradaban sebagaimana tugas saya untuk menjawab curhat tiap malam Minggu.
Kelar? Nah, kini kamu harus mencari fotomu yang terbaik. Yang paling cantik dan paling bening. Kemudian, sandingkan foto itu dengan fotomu di masa lalu yang paling kucel dan awut-awutan. Jangan lupa tambahkan kalimat ini.
“Dear mantan, maafkan aku yang dulu.”
Ketika kamu post itu di Facebook dan pacarmu yang sekarang membaca, dia harusnya tahu, dia sudah mendapatkan gadis yang lebih baik yang telah disia-siakan mantannya dulu. Dan untuk itu, harusnya dia bersyukur alih-alih cemburu.
Apabila saran ini gagal semua dan justru bikin hubungan kalian semakin buruk, maka saya hanya bilang tiga hal.
Pertama, filosofi Mojok sebenarnya lebih mirip parkiran daripada asuransi. Kehilangan barang (dan pacar) bukan tanggung jawab kami.
Kedua, jadi jomblo bahagia lebih baik daripada jadi jomblo yang tiap malam Minggu ditugasi kepala sukunya menjawab curhat tentang hubungan asmara orang lain.
Ketiga, jangan pernah sekali-kali berpikir untuk menembak Gus Mul. Kamu mau pacaran sama radio soak?
Tabik
Cik Prim
Disclaimer: #CurhatMojok menerima kiriman curhat asmara pembaca yang akan dijawab oleh dua redaktur Mojok, Gus Mul dan Cik Prim. Tayang tiap malam Minggu pukul 19.00, setiap curhat yang dimuat akan mendapat bingkisan menarik. Kirimkan curhatmu ke [email protected] dengan subject “Curhat Mojok”.