MOJOK.CO – Willian membaik, sementara Bellerin sudah sulit sekali diharapkan. Apakah Arsenal masih berani mempertaruhkan performanya kepada dua pemain ini?
Seberapa luas kesabaran manusia? Apakah bisa diukur? Kalau bisa, bagaimana caranya? Pada titik ini, Mikel Arteta tengah bersaing dengan kesabaran fans atas dua nama, yaitu Willian Borges dan Hector Bellerin. Kesabaran siapa yang lebih luas pada akhirnya?
Sebelum laga Leicester City vs Arsenal, di beberapa kesempatan berbicara dengan jurnalis, Arteta menegaskan bahwa Willian “tidak terima” dengan keadaan yang tengah terjadi. Arteta menegaskan pemain asal Brasil itu tengah berjuang menemukan kembali performa terbaiknya.
Oleh sebab itu, setiap kali keadaan mengizinkan, Willian akan dimainkan. Pada titik ini, Arteta mencoba memberi panggung kepada pemain yang sungguh-sungguh ingin berkembang. Memang, usaha manusia tak selalu berhasil. Namun, kemauan untuk terus mencoba layak mendapatkan ganjaran positif.
Yang terjadi adalah Willian lebih sering mengecewakan ketimbang menenangkan fans Arsenal. Sering kehilangan bola, salah umpan, dan kurang rajin membantu pertahanan menjadi tiga hal yang disorot. Baru di dua laga terakhir, penampilannya terbilang lumayan.
Meski begitu, fans tentu belum puas jika Willian hanya bagus di dua pertandingan saja. Gerutuan ini tidak bisa diredam, apalagi disalahkan. Sudah ratusan menit dia lahap, menyandang gaji tinggi, tetapi tak pernah maksimal sejak laga debutnya di pertandingan pertama musim ini melawan Fulham.
Ketidaksabaran fans Arsenal tidak bisa disalahkan. Tidak ada fans yang suka melihat timnya terpuruk. Apalagi ketika mendukung sebuah tim yang dahulu menjadi langganan papan atas. Gusar, gelisah, khawatir. Semua rasa negatif itu bercampur menjadi satu.
Lalu nama Bellerin menyeruak di antara perbincangan performa Willian dan Nicolas Pepe ketika mengalahkan Leicester. Pepe bermain sangat baik ketika ditemani Cedric sebagai bek kanan menggantikan Bellerin. Cedric menawarkan berbagai aspek yang mendukung cara bermain Pepe.
Cedric cukup pandai untuk secara konstan menyediakan diri di sisi lapangan ketika melakukan overlap. Bek asal Portugal itu juga jeli menentukan timing masuk ke tengah ketika underlap. Kemampuan ini membantu Pepe mendapat ruang yang lega untuk berakselerasi. Situasi ini membuatnya superior di situasi satu lawan satu.
Selain itu, Cedric juga menawarkan kemampuan umpan silang yang lebih “mengancam” ketimbang Bellerin. Intinya, kemampuan Pepe seperti tertarik keluar ketika ditemani bek sayap yang pandai membaca ruang dan bisa menawarkan aspek ancaman untuk lawan.
Aura fans Arsenal di media sosial terasa lebih lega setelah melihat dua peristiwa ini. Willian yang berhasil tampil baik secara beruntun, meskipun baru di dua pertandingan dan Cedric yang membantu Pepe tampil jauh lebih mengancam.
Sampai di sini semua terlihat baik-baik saja. Namun, semuanya akan berubah ketika Arteta masih bermurah hati kepada Bellerin kelak.
Fans Arsenal tahu Bellerin dicadangkan karena keperluan rotasi saja. Siklus seperti ini masih terasa akrab, yaitu ketika pemain tengah bermain buruk, tetapi masih dipercaya. Padahal, pada titik tertentu, skuat lebih membutuhkan hasil konkret di atas lapangan, bukan pengaruh di ruang ganti saja.
Salah satu aspek yang membuat pemain seperti Bellerin dan David Luiz mendapat “keistimewaan” adalah pengaruhnya di ruang ganti. Mereka dapat dengan mudah merangkul pemain baru dan membuat mereka nyaman. Bellerin melakukannya ketika Tierney bergabung.
Keduanya adalah sosok yang ketika berbicara, kamu akan mendengarkan. Pengaruh ini punya sisi bagus, yaitu membantu pemain baru untuk cepat beradaptasi. Selain itu, mereka seperti menjadi wakil pelatih di atas lapangan. Mirip “para sesepuh” yang selalu didengarkan di grup WhatsApp di mana atasan nggak ada di sana.
Namun, kini situasinya sudah berubah. Dua laga terakhir Arsenal menunjukkan bahwa Bellerin sudah habis. Ini tulisan kedua saya yang isinya mengkritik performa dan sikap si pemain dalam dua hari ini. Artinya, ada satu urgensi bagi usaha Arsenal mendaki klasemen.
Jika masih ingin masuk ke zona Eropa, Arsenal perlu memaksimalkan semua asetnya, terutama Nicolas Pepe yang berbanderol 72 juta paun. Supaya investasi itu tidak sia-sia, dia harus didukung oleh komposisi pemain terbaik. Arteta akan bertaruh dengan kepercayaan fans jika masih terus mempercayai Bellerin.
Kini situasinya berubah antara usaha Willian dan Bellerin. Willian masih berstatus pemain pelapis. Ketika Bukayo Saka, Emile Smith Rowe, dan Martin Odegaard dalam kondisi kebugaran terbaik, Willian pasti tergeser kembali ke bangku cadangan.
Berbeda kasus dengan Bellerin. Saat ini, dia masih menyandang pemain utama, bahkan statusnya adalah salah satu kapten Arsenal. Dua status yang terbukti terlalu berat untuk dipikul bek kanan asal Spanyol itu. Sekali lagi, terbukti, Pepe jauh lebih maksimal ketika Cedric yang bermain sebagai bek kanan.
Jika Arsenal dan Arteta masih menyediakan kepercayaan yang terlalu luas, yang terjadi adalah benturan dengan fans. Mana yang lebih penting bagi Arsenal? Kepercayaan kepada pemain yang tidak akan abadi bersama klub atau kepada fans yang akan selalu ada hingga akhir hayatnya?
Mana yang akan dipertaruhkan?
BACA JUGA Kemiripan Pirlo dan Arteta adalah Percaya kepada Pemain yang Salah: Combo Bernardeschi dan Bellerin dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.