MOJOK.CO – Arsenal dan Mikel Arteta tengah bertaruh di depan badai kepercayaan dan Tomiyasu ada di sana untuk memberi solusi. Benar begitu?
Juru kunci. Tiga kekalahan. Nir gol. Sembilan kali kebobolan. Arsenal. Posisi dan situasi yang menghantui Mikel Arteta. Pelatih asal Spanyol itu tengah diterjang badai yang berbahaya. Badai kepercayaan di mana semua hal kini dipertaruhkan.
Jeritan ribuan fans Arsenal yang meminta Mikel Arteta untuk mundur tidak bisa dibendung lagi. Suaranya nyaring dan tidak mungkin disaring. Nggak lagi setiap laga, kini, setiap menit kahidupan Arteta bersama Arsenal dipertaruhkan. Jika gagal lagi, badai kepercayaan itu akan membesar dan lebih menyakitkan. Meski katanya, manajemen Arsenal masih percaya kepada Arteta.
Bagi saya pribadi, kepercayaan sebuah klub kepada pelatih itu hal yang biasa. Ketika sebuah klub memberikan kepercayaannya, artinya, mereka juga tengah bertaruh. Jika pelatih gagal, proyek mereka juga gagal. Tentu mereka tidak mau terlihat seperti manajemen bodoh yang tidak kompeten membangun era baru.
Oleh sebab itu, manajemen klub pasti akan menyediakan bala bantuan semaksimal mungkin. Namun, sungguh konyol kalau kamu beranggapan bahwa kepercayana klub kepada manajemen itu selalu bulat. Mereka punya batas, baik soal waktu maupun dana. Pelatih dan pemain akan datang dan pergi, tapi klub selalu ada. Sampai pada masanya ketika manajemen bobrok “dibakar” oleh amukan fans. Baru, pada saat itu, semuanya berakhir.
Salah satu pertaruhan manajemen Arsenal bersama Mikel Arteta adalah Takehiro Tomiyasu. Bek kanan berusia 22 tahun itu adalah salah satu pemain underrated di Serie A musim lalu. Dia bisa bermain di banyak posisi. Dua kelebihannya yang lain mungkin bisa menyelamatkan pertaruhan Mikel Arteta dan Arsenal… mungkin juga tidak.
Kelebihan Tomiyasu
Sebagai bek kanan, Tomiyasu tidak secepat bek sayap tradisional. Tinggi badannya yang mencapai 188 sentimeter bahkan membuatnya terlihat lamban. Namun, bukankah saat ini tidak ada bek sayap modern yang bermain hanya mengandalkan kecepatan, kan?
Dari Joao Cancelo, hingga Kyle Walker. Hampir semua bek sayap modern tidak menjadikan kecepatan sebagai kekuatan utama. Sekarang ini, bek sayap modern lebih banyak terlibat aktif di lapangan tengah, tidak hanya hugging the line.
Dengan bermain lebih ke tengah, bek sayap modern harus mengembangkan banyak aspek. Mulai dari kemampuan build-up play, umpan-umpan pendek akurat, kemampuan menahan bola di tengah tekanan lawan, kemampuan menutup halfspace (sebuah ruang di antara tengah dan sisi lapangan), dan lain sebagainya. Celakanya, Arsenal tidak punya bek seperti ini sebelum Tomiyasu bergabung.
Mikel Arteta sempat mencoba Hector Bellerin, tapi gagal. Bellerin tidak punya kelenturan tubuh bagian atas untuk mempertahankan bola ketika ditekan lawan. Bellerin juga tidak lagi punya kecepatan dan kewaspadaan akan ruang di belakangnya. Fakta yang membuat repot Nico Pepe dan Tomiyasu cocok dengan profil ini.
Ketika Tomiyasu bergerak ke dalam, Arsenal akan punya tiga pemain di tengah (2 CM + 1 inverted RB). Punya pemain lebih banyak di tengah, artinya (seharusnya) Arsenal lebih mudah mengalirkan bola, baik ke depan atau dari sisi ke sisi.
Bergerak ke dalam dan menyediakan diri sebagai jembatan umpan memang terlihat mudah. Bagaimana jika terjadi serangan balik padahal Tomiyasu ada di tengah?
Nah, di sini, kelebihan kedua dari Tomiyasu memberi garansi. Bek asal Jepang itu punya kewaspadaan yang baik terhadap ruang di belakangnya. Kewaspadaan ini membantunya mengambil posisi paling ideal ketika naik lalu masuk ke dalam mendekati gelandang sentral.
Tomiyasu bukan tipe pemain seperti Mbappe yang punya kemampuan sprint jarak pendek. Namun, dia dikaruniai oleh dua kaki yang kuat dan stamina yang baik. Kemampuan ini membuatnya bisa mengejar dan adu lari selama beberapa waktu. Dia tidak mudah kehilangan kecepatan dan kalah adu sprint. Jangkauan kaki dan stamina membuatnya bisa mengawal pemain-pemain cepat dan kuat seperti Cristiano Ronaldo.
Tomiyasu juga punya kemampuan menempelkan diri ke pemain yang dia marking. Dia pandai memotong sudut gerak pemain lawan. Membuat mereka sulit melakukan sprint tanpa terkejar. Kemampuan ini cocok dengan skema highline Arsenal. Kemampuan yang membuat Tomiyasu lebih bisa memberi rasa aman ketimbang semua bek sayap Arsenal lainnya.
Gimana, ya. Sebagai bek kanan, dia memang tidak terlihat “mewah” atau “keren”. Namun, Tomiyasu menawarkan banyak hal penting yang berguna untuk skema Mikel Arteta. Dia telaten ketika melakukan marking, sangat sabar meladeni sayap-sayap tricky, pandai menempatkan posisi, punya kemampuan mengumpan di atas rata-rata, dan lain sebagainya.
Pengaruh yang diharapkan
Sebagai fans Arsenal yang menjadi saksi kegagalan banyak pemain baru, saya pribadi tidak berharap banyak. Secara pribadi, saya berharap Tomiyasu sukses karena sesama orang Asia. Selain itu, berkat kedatangannya, saya hanya ingin melihat Pepe bisa bermain lebih nyaman.
Nico Pepe adalah salah satu pemain sayap yang kemampuan bertahannya sangat lemah. Pemain seperti ini justru jangan dipaksa mempelajari cara bertahan. Pepe justru malah harus diberi keleluasaan untuk selalu menyerang tanpa khawatir dengan ruang di belakangnya.
Bellerin dan Cedric tidak bisa menghadirkan rasa aman itu. Keduanya terlalu mudah dilewati lawan. Membuat pemain sayap pasti khawatir dan fokusnya di depan menjadi terpecah. Arsenal sendiri butuh Pepe yang lebih tajam. Maklum, sumber alternatif gol untuk saat ini sangat terbatas.
Pengaruh kedua yang ingin saya rasakan dari kedatangan Tomiyasu adalah determinasi. Ketika ditinggal banyak pemain utama, Arsenal terlalu mudah kehilangan determinasi. Tidak ada daya juang sejak sepak mula dilakukan. Setelah kebobolan, tim ini baru “terbangun” dan biasanya sudah terlambat.
Bukan karena Tomiyasu adalah orang Jepang lantas determinasinya selalu meluap. Well, mungkin alasan itu ada benarnya. Namun, secara pribadi, dia memang seperti itu. Bisa menulari rekan-rekannya tentang cara mempertahankan daya juang.
Untuk saat ini, Mikel Arteta dan Arsenal tidak hanya membutuhkan kejelasan cara bermain saja. Untuk keluar dari status juru kunci, terkadang, daya juang itu yang paling penting.
Ketika semua hal dipertaruhkan, kemujuran tidak akan cukup. Harus ada nyali dan kekuatan hati. Badai ganas tidak bisa dihindari begitu saja. Terkadang, kita harus menguatkan pijakan dan memelihara nyali. Pertarungan tidak bisa dimenangkan jika hanya lari yang jadi pilihannya.
BACA JUGA Bagi Arsenal, Memecat Arteta Bukan Solusi, tapi Tidak Dipecat Juga Masalah dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.