MOJOK.CO – Kombinasi Dybala dan Ramsey memberi keuntungan untuk tiga aspek, yaitu Ronaldo, Sarriball, dan Juventus sendiri. Apakah akan terlihat di musim depan?
Debut sekilas Aaron Ramsey, di mata saya, menjanjikan potensi besar untuk tiga aspek. Pertama, untuk Cristiano Ronaldo. Kedua, bagi usaha Mauruzio Sarri menduplikasi “Sarriball” di Juventus. Ketiga, bagi Paulo Dybala. Sayangnya, potensi yang ketiga kemungkinan tidak akan terwujud.
Padahal, potensi ketiga ini akan sangat mendukung potensi pertama, yaitu memaksimalkan Ronaldo di lini depan Juventus. Ketika tulisan ini tayang, perwakilan Dybala sudah menuju Paris untuk berbicara dengan Paris Saint-Germain (PSG). Setelah menolak Manchester United dan Tottenham Hotspur, Dybala melunak dan mau membuka negosiasi dengan PSG.
Konon, Dybala menerima tawaran dari PSG. Ditambah persahabatannya dengan Leandro Parades, gelandang PSG, transfer ini lebih mungkin terjadi. Setidaknya jika dibandingkan dengan kemungkinan pindah ke Inggris. Nah, jika transfer itu tidak terjadi, proses adaptasi “Sarriball” dengan Juventus bisa lebih cepat terjadi.
Syarat “Sarri ball”: sirkulasi Dybala dan Ramsey
Yang banyak disebut sebagai “Sarriball”, sebetulnya sebuah perpaduan dari dua skenario, yaitu verticality dan sirkulasi pemain. Setelah beberapa bulan dan serangkaian uji tanding yang kurang memuaskan, ide Sarri ini makin terlihat di Juventus. Silakan cermati video di bawah ini:
Se non avete capito cosa stia facendo la @juventusfc…ecco qualche pillola (ed è solo l’inizio)!
N.B.: che vi garbi o meno l’allenatore poco importa…è comunque un bel vedere! #Sarriball pic.twitter.com/ONUk9iJPG5
— No-Frost™️ (@Ap0llon481) August 13, 2019
Sarri ingin Juventus bermain dengan umpan-umpan pendek cepat. Sifatnya repetitif untuk dua tujuan, yaitu supaya para pemain bisa banyak menciptakan bentuk segitiga untuk memudahkan melakukan umpan dan membuka ruang vertikal untuk dieksploitasi. Mungkin kamu mengenalnya sebagai pass and move yang dilakukan dengan cepat.
Ide ini menuntut para pemain untuk waspada dengan pergerakan kawan dan lawan. Tidak boleh ada kesalahan umpan dan penempatan diri di antara lini lawan. Salah umpan membuat lawan bisa melakukan serangan balik dengan cepat. Salah menempatkan diri membuat progresi vertikal akan terhambat.
Naik Napoli musim 2016/2017 dan Juventus saat ini sudah punya beberapa pemain yang menunjang ide ini. Melihat video di atas, pemain-pemain seperti Douglas Costa, Adrien Rabiot, Miralem Pjanic, Gonzalo Higuain, Sami Khedira, dan Ronaldo sudah lebih memahami ide Sarri. Sirkulasi pemosisian pemain terlihat lebih baik dan umpan-umpan pendek dilepas dengan intensi yang jelas.
Komposisi ini akan semakin sempurna ketika Paulo Dybala dan Ramsey masuk ke dalam starting member. Keduanya adalah passer yang baik. Namun, yang paling istimewa dari keduanya, terutama Ramsey adalah kemampuan membaca pergerakan lawan dan memanfaatkan ruang-ruang di antara bek lawan.
Semenjak bermain untuk Arsenal, Ramsey sudah dikenal sebagai advance #8 terbaik di dunia dengan spesifikasi yang unik. Kemampuan late run pemain asal Wales ini sangat baik. Dia banyak membuat peluang dan gol lewat teknik yang bisa diterjemahkan sebagai “muncul dari belakang”.
Padukan kemampuan Ramsey itu dengan kejelian Dybala melepas umpan atau masuk ke kotak penalti, Juventus punya lini depan yang tidak cuma dinamis, tetapi juga tajam. Debut Ramsey seperti direkam oleh video di bawah ini memberi sedikit gambaran:
#Ramsey “arsenalesc” touch there! I hope to see more this #Juve #juventus pic.twitter.com/gxTCOdtEp8
— ⚪️Juventino4life⚫️ (@JuveAddiction) August 17, 2019
Ketika Higuain turun ke bawah, Ramsey memosisikan dirinya sejajar dengan gelandang lawan. Ketika Higuain hendak melepas umpan vertikal (Sarriball), Ramsey sudah bergerak di antara bek dan gelandang lawan. Dengan begitu, dia menyediakan diri sebagai target umpan ideal: tidak terjaga. Ramsey dan Higuain bisa berkombinasi dan setup itu berakhir dengan sebuah peluang.
Dybala sendiri menyediakan lari vertikal yang baik. Dia pandai membaca situasi di kotak penalti. Ketika bermain sebagai false 9 dan ditemani Federico Bernardeschi, vertical run Dybala memudahkan bek melakukan vertical pass. Hasilnya, sebuah gol indah perpaduan dari teknik membaca ruang dan posisi lawan.
Sekarang, kombinasikan vertical run Dybala dengan late run Ramsey. Juventus akan banyak mendapatkan opsi pemain di depan berkat sirkulasi posisi keduanya. Selain sangat baik mengontrol bola di wilayah lawan, kombinasi keduanya akan menguntungkan Ronaldo. Kok bisa?
Ronaldo si predator ruang
Seiring usia, yang dibutuhkan Ronaldo bukan sesering mungkin dikasih bola. Ronaldo hanya butuh bola-bola ideal di dalam kotak penalti. Apa yang dimaksud bola ideal?
Bola ideal bisa diartikal sebagai final ball, di mana Ronaldo tinggal mengeksekusinya. Ronaldo, bersama Real Madrid musim 2016/2017 menjadi acuan. Dia pandai membaca bek lawan yang mana yang paling lemah mengantisipasi bola diagonal. Finishing touch Ronaldo juga sangat tajam. Saya rasa, semakin sederhana tugas Ronaldo, semakin maksimal hasil positif yang dicari Juventus.
Bola ideal kedua adalah situasi. Maksudnya, para pemain Juventus bisa membebaskan Ronaldo dari pressing dari bek lawan untuk menjadi “salah satu pemain yang mensirkulasikan bola” di sepertiga akhir. Apa syaratnya?
Pergerakan konstan yang saya sebut dengan sirkulasi pemain. Sarriball membutuhkan pemain di depan untuk terus bergerak. Selain untuk menciptakan verticality dan bentuk segitiga atar-pemain, pass and move ini juga untuk membebaskan pemain tertentu dari tekanan lawan. oleh sebab itu, kombinasi kemampuan Dybala dan Ramsey bisa menjadi sangat krusial.
Ilustrasi di atas menggambarkan setup ideal untuk Sarriball. Skema dasar tetap 4-3-3. Terlihat banyak segitiga dan diamond yang memudahkan pemain untuk menciptakan vertical pass atau mensirkulasikan bola ketika verticality belum tercapai.
Tanda panah berwarna kuning menggambarkan arah lari Ronaldo, Dybala, dan Ramsey. Ketika Ronaldo bergerak ke kiri, Dybala akan mengokupansi kotak penalti. Sementara itu, dari lini kedua, Ramsey masuk memaksimalkan kemampuan late run yang ia miliki. Iya, saya mengerti kegelisahan Juventino akan Khedira. Kamu boleh menggantinya dengan Rabiot atau Bentancur.
Analisis di atas memang bentuk bayangan. Kejadian di atas lapangan tentu akan berbeda. Terlebih ketika Dybala akhirnya hengkang. Namun, satu hal yang pasti, mempertahankan Dybala punya potensi memaksimalkan Ramsey, Ronaldo, Sarriball, dan Juventus sendiri.