Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Mourinho Berteriak ke Egonya Sendiri, Mikel Arteta Berhasil Memotivasi Arsenal

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
14 September 2020
A A
Mourinho Berteriak ke Egonya Sendiri, Mikel Arteta Berhasil Memotivasi Arsenal MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jose Mourinho terlalu banyak berdalih, berteriak ke egonya sendiri, ketika Mikel Arteta mengajarinya cara menularkan komitmen kepada pemain Arsenal.

November 2019, ketika Unai Emery sudah tidak punya masa depan bersama Arsenal, ada dua nama pelatih terdepan untuk menjadi pengganti. Dua nama yang dimaksud adalah Jose Mourinho dan Mikel Arteta. September 2020, fans Arsenal pasti sangat bersyukur manajemen masih waras dengan memilih Arteta ketimbang Mourinho.

Kegagalan ini adalah yang kedua bagi Mourinho ketika namanya dinominasikan menjadi pelatih klub besar. Kegagalan pertama terjadi beberapa tahun silam, ketika manajemen Barcelona tengah bimbang memilih dirinya atau Pep Guardiola. Sesi presentasi dan wawancara menjadi penentu.

Ketika presentasi di depan petinggi Barcelona, Mourinho menjelaskan visi dan misinya dengan sangat baik. Namun, pada akhirnya, Guardiola yang mendapat kehormatan itu dan sisanya adalah sejarah gemilang. Mourinho gagal mendapatkan pekerjaan sebagai pelatih Barcelona bukan karena kualitas, tetapi egonya.

Ketika menjelaskan visi dan misi, Mourinho banyak menggunakan kata “aku”. Seakan-akan dirinya adalah pusat semesta dan Barca hanya salah satu planet yang mengorbit mengelilinginya. Sementara itu, Guardiola menggunakan kata “kita”. Menunjukkan bahwa Barca adalah “rumah” yang ingin dia perjuangkan bersama-sama.

Mungkin terdengar lucu, ketika diksi menjadi penentu. Namun, dari pemilihan kata itu, kita bisa melihat citra terdalam dari seorang manusia. Ego yang menonjol menjadi gambaran Mourinho kemudian. Puncaknya adalah ketika dia menjuluki dirinya sendiri dengan istilah The Special One. Ego, pada titik tertentu dibutuhkan di dunia yang keras ini. Namun, keakuan yang sundul langit akan menjadi racun.

Mourinho kehilangan kemampuan memotivasi

Ego yang sundul langit itu pasti terlihat ketika situasi tidak menyenangkan datang. Ketika Tottenham Hotspur kalah dari Everton di laga pembuka Liga Inggris musim 2020/2021, Mourinho, secara terbuka, menyerang para pemainnya. Dia menggunakan istilah “saya tidak suka dengan tim saya” dan “mereka itu pemalas”. Lidah yang begitu tajam.

Terapi kejut terkadang dibutuhkan para pemain. Namun, ada masanya ketika pemain lebih butuh dipeluk dan diajak bicara dari hati ke hati ketimbang “diserang” secara terbuka lewat media. Ada perbedaan nyata antara sifat pemain zaman sekarang dengan pesepak bola 10 tahun yang lalu.

Selain Mourinho, Pep Guardiola pun pernah melakukan terapi kejut. Di sebuah wawancara, Guardiola menyebut beberapa pemain zaman sekarang itu seperti anak kecil, terutama ketika tidak mendapat jatah bermain. Sangat kontras dengan 10 atau 15 tahun yang lalu ketika lebih banyak pemain yang bisa menunjukkan sikap profesional dan totalitas.

Perubahan zaman, termasuk di dalamnya gaji dan gaya hidup menjadi penyebab. Oleh sebab itu, pelatih harus pandai mencari celah masuk ke hati pemain. Ketika Mourinho gagal, Mikel Arteta berhasil melakukannya bersama Arsenal. Salah satu pemain yang menyuarakan perubahan itu adalah Mo Elneny selepas Arsenal mengalahkan Fulham.

Ketika ditanya soal perubahan di dalam Arsenal setelah kedatangan Arteta, Mo Elneny menjelaskan seperti ini. “Kini kami lebih agresif. Semua orang ingin memberikan usaha 100 persen. Kami kehilangan unsur ini. Namun kini, kita bisa melihatnya, bahkan kitman pun memberikan usaha 100 persen.”

Fans Arsenal tahu sekali kualitas dan konsistensi Mo Elneny. Banyak yang merasa aneh, bahkan khawatir ketika pemain asal Mesir itu bermain. Namun, “pelukan” dari Arteta menghapus semua keraguan di dalam diri Mo Elneny. “Arteta selalu bilang kalau dia membutuhkan saya di tim ini. Dia selalu memberi feedback dan memacu saya supaya bisa mengeluarkan kemampuan terbaik. Saya harus berterima kasih kepada Arteta.”

Mundur ke beberapa bulan sebelumnya, ketika Arsenal sedang tidak berada dalam kondisi terbaik, ditambah Ainsley Maitland-Niles tengah “merajuk”. Ateta tidak bergeming dengan tuntutan Ainsley, yang ingin dimainkan di lapangan tengah lebih sering. Pelatih asal Spanyol ini menegaskan bahwa memang ingin bermain, semua pemain harus menunjukkan komitmen terbaik. Syarat ini tidak bisa ditawar.

Ada kritik, ada pula solusi. Ketika Ainsley mau mencoba, Arteta memberinya kesempatan. Meskipun tidak bermain di lapangan tengah, Ainsley sadar kalau dirinya berkembang berkat komitmen dan bimbingan Arteta. Mereka yang tidak mau “patuh” dengan syarat, tidak akan mendapat menit bermain. Dari sana, pemain sadar harus bekerja keras demi tim, bukan pelatih saja.

Iklan

Mourinho gagal di poin ini ketika menyebut pemainnya malas. Ada dua sebab. Pertama, secara fisik, pemain Spurs seharusnya tidak jauh berbeda dengan tim lain. Bahkan mereka punya waktu lebih untuk menyiapkan tim. Arsenal, misalnya, hanya punya dua hari efektif untuk berlatih. Bahkan Gabriel Magalhaes, pemain baru Arsenal yang sudah enam bulan tidak menendang bola pun terlihat bugar. Alibi yang diteriakkan Mourinho mentah sekali.

Alasan kedua, pemain zaman sekarang tidak bisa dipacu hanya dengan kritikan. Harry Kane dan Son Heung-Min bukan Marco Materazzi dan Didier Drogba yang “siap mati” untuk Mourinho. Mungkin Guardiola ada benarnya. Pemain zaman sekarang lebih kekanak-kanakan, tidak bisa cepat dewasa.

Kalau Mou menuntut para pemain Spurs untuk “siap mati” demi tim, apakah dirinya bisa menunjukkan totalitas yang sama? Kegagalannya melindungi pemain (dan dirinya sendiri) selalu berbuah menjadi “kutukan tahun ketiga”. Ketika dirinya kehilangan kontrol atas ruang ganti, para pemain memberontak, untuk kemudian pemecatan terjadi.

Rekam jejak dan kutukan ini terulang terus-menerus. Saya tidak tahu alasannya. Mungkin, lidah yang tajam itu perlu digerinda supaya lebih halus. Supaya tidak ada orang yang tersakiti dan menjatuhkan kutukan ke kariernya. Klenik di sepak bola, percaya atau tidak, terjadi juga.

Namun, alasan intensitas bermain yang dilempar Mourinho jelas salah sasaran. Dirinya yang gagal menularkan komitmen selama masa persiapan. Ketika tim lain, bukan hanya Arsenal dan Arteta, tetapi juga Leeds United dan Leicester City, bisa menunjukkan komitmen yang sama.

Tidak akan menjadi kejutan ketika di tengah musim ini Mourinho dipecat. Jika pemecatan itu terjadi, mari kita nikmati rengekan dan kalimat-kalimat satire dari lidahnya yang perlu digerinda supaya halus itu.

BACA JUGA Mikel Arteta dalam Pusaran Penolakan Fans Arsenal pada Jose Mourinho atau tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2020 oleh

Tags: ArsenalartetaBarcelonaguardiolaliga inggrismourinhospursTottenham Hotspur
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.