Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Manchester United Butuh Serial Winner, Conte dan Zidane Mungkin Belum Cukup

Bisa jadi, mempertahankan Ole bakal jadi kejutan menarik untuk Manchester United.

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
26 Oktober 2021
A A
Manchester United Butuh Serial Winner, Conte dan Zidane Mungkin Belum Cukup MOJOK.CO

Manchester United Butuh Serial Winner, Conte dan Zidane Mungkin Belum Cukup MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Takutnya, Zidane dan Conte bukan sosok pembangun budaya yang dibutuhkan Manchester United ketika kelak memecat Ole Gunnar.

Senin (25/10) malam, kabar rencana pemecatan Ole Gunnar Solskjaer muncul juga. Kabarnya, manajemen Manchester United bakal mencari cara memecat Ole sebelum laga selanjutnya. Akhir pekan nanti, United ditunggu Tottenham Hotspur. Salah satu klub yang pernah membantai mereka dengan skor 1-6.

Mulai dari pukul 22.00 di hari Senin sampai pukul 02.30 dini hari di Selasa, salah satu narasi yang kencang terdengar adalah kebutuhan Manchester United akan serial winner. Ha?

Untung saja saya pastikan membaca dua kali istilah tersebut. Maklum, sudah dini hari, ngantuk, dan serial winner terbaca serial killer. Ya kalau soal serial killer, Manchester United sudah punya, yaitu diri mereka sendiri, membunuh harapan palsu kepada Ole yang terus dipelihara.

Dua nama yang muncul adalah Zinedine Zidane dan Antonio Conte. Sampai Selasa (26/10) siang, nama Conte bahkan masih awet nangkring di kolom trending topic Twitter. Yah, kalau menengok sejarah kedua pelatih tersebut, istilah serial winner memang tidak salah untuk disematkan.

Namun, kalau bicara Manchester United, meski saya bukan fans mereka, saya mereka pelatih dengan CV terbaik di dunia belum tentu bisa menggantikan Ole. Ini bukan karena saya bakal sangat bahagia kalau United langgeng sama Ole, ya. Mengasuh Setan bukan pekerjaan mudah. Zidane dan Conte mungkin nggak punya sesajen yang komplet.

Manchester United itu budaya, bukan tim bongkar pasang

Pada titik tertentu, Manchester United itu seperti budaya. Artinya, bangunan ini tidak mungkin dibangun dalam waktu satu periode kerja saja. Ada nilai-nilai lama yang kudu dihancurkan, mengenalkan nilai-nilai baru, lalu mempertahnakn nilai-nilai tersebut sebagai sebuah jalan yang harus diyakini bersama-sama. Namanya saja budaya.

Sir Alex Ferguson melewati “jalan pedang” itu. Dia dikoyak oleh tuntutan, bahkan sempat hampir dipecat karena hasil buruk. Namun, dia tidak goyah dengan cetak biru yang sudah dirancang. Manajemen juga berani untuk mendukung penuh.

Sir Alex tidak hanya melahirkan satu generasi emas. Dia membentuk satu kompi prajurit yang menjadi fondasi selama lebih dari satu dekade. Selain itu, Sir Alex juga membangun sebuah budaya, yaitu determinasi untuk tidak gampang berlutut di depan lawan. Fear factor dan kehalusan seorang bapak menjadi pundak besar tempat Manchester United bernaung.

Membangun budaya, artinya menyiapkan bangunan yang kokoh. Selain Sir Alex, ada juga Arsene Wenger bersama Arsenal. Dua “bapak banter” Liga Inggris ini meletakkan fondasi kokoh sebelum menuai ranumnya buah kesuksesan.

Oleh sebab itu, saya merasa Zidane dan Conte bukan sosok yang tepat. Jangan salah, Zidane dan Conte pelatih bagus. Namun, yah, mereka sebatas serial winner, bukan pioner. Mereka akan membongkar semuanya dengan mudah, disesuaikan dengan target jangka pendek. Sayangnya, tidak ada rasa awet di sana.

Manchester United, mungkin, akan memenangi sesuatu secara instan bersama Zidane atau Conte. Namun, otoritas mereka akan menguap dengan cepat ketika tidak mendapatkan pemain yang tepat. Bisa lebih terjadi ketika ide yang mereka bawa berbenturan dengan budaya buruk yang gagal dibongkar oleh Ole Gunnar.

Zidane dan Conte adalah pelatih bagus. Namun, sampai pensiun kelak, keduanya tidak akan bisa mendekati legasi Sir Alex. Sama seperti sosok Jose Mourinho. Kamu akan memenangi sesuatu ketika mereka dimandikan dengan uang. Kamu akan menang, tapi tidak langgeng.

Jujur saja, terkadang, Manchester United dan Arsenal punya banyak persamaan. Kedua klub ini dibangun di atas sebuah budaya oleh masing-masing gaffer terbaik yang pernah mereka miliki. Terkadang, persetan dengan taktik. Terkadang, keduanya menang dengan pashion dan rasa benci berlutut di depan lawan.

Iklan

Determinasi dan kesadaran untuk tidak mau kalah itu penting untuk pemain. Dua aspek ini sangat memengaruhi bagaimana kedisiplinan pemain, berdampak ke kesadaran mereka untuk menutup ruang krusial di pertahanan, punya efek untuk bergerak sebagai sebuah tim dengan kohesi terbaik.

Jadi, budaya itu yang lebih dulu harus dibangun di Manchester United. Hancurkan budaya lama seperti yang dilakukan Sir Alex dan Wenger, evaluasi, kalau ketemu kunciannya, pertahankan dengan segenap keyakinan.

Saya tidak tahu apakah Ole bisa melakukannya. Saya pun ragu dengan pelatih bermuka sendu itu. Tidak banyak pelatih di dunia ini dengan kemampuan membangun sebuah budaya. Padahal, klub seperti Manchester United tidak hanya butuh ide taktik paling canggih, tapi determinasi dan kekuatan mental.

Well, Barcelona bersama Pep Guardiola, di periode terbaik mereka, juga dibangun di atas budaya, yaitu La Masia dan filsafat Johan Cruyff. Oleh sebab itu, Manchester United harus hati-hati.

Memecat Ole belum tentu jadi solusi, tapi tidak memecatnya juga sebuah problem. Setan kok merasakan dilema. Pusing, kan.

BACA JUGA Manchester United dan Arogansi Memang Saudara Sepersusuan dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Arsene WengerBarcelonaconteguardiolaliga inggrisManchester Unitedole gunnar solksjaerSir Alex Fergusonzidane
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.