Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Kata Gus Miftah, Jangan Berharap Kepada Arsenal, Eh Manusia

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
10 November 2019
A A
Kata Gus Miftah, Jangan Berharap Kepada Arsenal, Eh Manusia MOJOK.CO

Kata Gus Miftah, Jangan Berharap Kepada Arsenal, Eh Manusia MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Jangan berharap kepada manusia kata Gus Miftah. Sebuah nasihat yang sangat cocok untuk fans Arsenal. Jangan gantungkan harapan kepada omong kosong.

Nyuwun sewu, permisi Gus Miftah, izinkan saya memakai istilah Gus di sebuah pengajian. Gus Miftah ngendika, “Ncen semuanya kita adalah ASU! AHLI SURGA!”

Saya rasa, istilah itu juga sangat cocok disematkan kepada jamaah Arsenaliyah. Jamaah orang-orang sabar pendukung Arsenal. Sabarnya sudah kebangetan. Pada titik tertentu, mereka jadi fasih ngomongin soal filsafat. “Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.” Entah sampai kapan tertunda. Mungkin seperti Liverpool yang sudah sejuta dekade nggak juara Liga Inggris.

Lantaran punya kesabaran yang tinggi itulah jamaah Arsenal jadi ahli surga dari lapangan sepak bola. Setiap minggu mereka dicobai oleh Gusti Allah. Setiap minggu tidak cuma kesabaran, tetapi juga kesetiaan yang ditakar ulang. Kurang apalagi syarat yang harus dipenuhi oleh jamaah Arsenal untuk menjadi calon penghuni surga.

Gus Miftah, ada salah satu followers saya di @arsenalskitchen yang bilang begini: “Cantumkan di dalam CV kalau kamu pendukung Arsenal. Maka kamu akan dikenal sebagai orang yang tahan cobaan dan kesulitan.” Sebuah ide cemerlang yang mungkin saja bikin hati HRD terenyuh dan mengentaskan kamu dari status pengangguran.

Bagaimana nggak sabar banget, Gus, jamaah Arsenal menghadapi omong kosong Unai Emery setiap minggunya. Setelah kalah dari Leicester City, Emery bilang begini: “Kita boleh kecewa atas kekalahan ini, tetapi tidak untuk sikap para pemain yang berhasil mengeksekusi rencana pertandingan yang sudah kami siapkan.”

Kalau Gus Miftah nonton Leicester City vs Arsenal, Gus pasti tahu kalau ini pertandingan Leicester vs tim juru kunci Liga Inggris. Leicester memang lagi bagus. Namun, tidak ada dalam sejarah ketika Arsenal bertahan begitu dalam dan kesulitan melakukan serangan balik. Apakah bertahan hampir sepanjang laga adalah rencana Emery? Apakah rencana pelatih asal Spanyol itu menjadikan The Gunners seperti tim kelas dua Liga Inggris?

Sungguh sabar Gooners menyikapi situasi seperti ini. Terutama dua Gooners di bangku VIP, Raul Sanllehi dan Edu, yang tidak segera menemani Emery menuju pintu keluar kantor Arsenal. Atas kesabaran ini, Gus Miftah, fans Arsenal memang layak mengantre di jalur masuk surga. Ya tentunya nanti belok ke neraka dulu sebentar untuk menebus dosa.

Gus, tanda-tanda kedua kalau Emery bakal mengubah Arsenal menjadi tim kelas dua adalah ketika hanya merasa “berani” saat bermain di kandang sendiri. Tim-tim kelas dua, biasanya akan bermain bertahan ketika tandang, menumpuk pemain di depan gawang, lalu baru berani agak menyerang ketika main di kandang.

“Kita harus merasa kuat di kandang. Inilah yang ingin saya raih bersama para pemain. Jika kami merasa kuat di kandang, lebih percaya diri dan mendulang poin dengan penampilan yang bagus, saya tahu kami bisa mendapatkan tiga angka dan bermain dengan baik melawan semua tim,” kata Emery.

Perhatikan, Gus, Emery menggunakan kata “merasa” dan “jika”. Sebuah bukti kalau dirinya pun nggak yakin-yakin amat. Nggak percaya diri, nggak punya nyali untuk tampil dengan identitas sendiri. Apa ada dalam sejarah Arsenal selalu didikte lawan sampai hanya “merasa” berani ketika main di kandang sendiri? Nggak ada, Gus.

Sekuat apapun lawan, The Gunners bermain dengan identitasnya sendiri. Meskipun akhirnya dibantai Barcelona dan Bayern Munchen, tetapi klub dari London ini selalu berusaha menyerang dan mengambil inisiatif laga. Sebuah keadaan yang tidak lagi saya rasakan selama dua musim ini, Gus.

Kesabaran fans Arsenal ini seperti pandangan beberapa pekerja di Jogja, Gus. UMK kecil nggak masalah karena kami “nrimo ing pandum”, atau menerima pemberian dengan iklas tanpa kecurigaan. Meskipun bahan kebutuhan pokok naik dan harga tanah semakin tak terjangkau, UMK kecil nggak papa karena Jogja itu istimewa, Gus. Pokoknya istimewa dulu aja. Dan ngangeni jangan lupa.

Gus Miftah, saya juga ingat bercandaan Gus kepada istri yang ini: “Wong lanang niku imam, wong wedok niku makmum. Makmum sing apik manut karo imam. Imam yang baik diikuti banyak makmum.” Ehh, salah, bukan itu. Kalau itu cocok buat Ahmad Khadafi, redaktur Mojok. Heuheuheu….

Iklan

Yang ini maksud saya: “Saya tidak mau berharap kepada manusia. Loro ati tak kandani. Opo meneh mung cangkeme pejabat!”

Buat yang belum tahu, Gus Miftah pernah kena tipu 50 juta rupiah ketika hendak membangun masjid. Gus Miftah menyerahkan semuanya kepada Gusti Allah. Nggak mau mengemis atau bikin panitia pembangunan masjid demi sumbangan.

Berharap kepada manusia bikin sakit hati kata Gus Miftah. Ini cocok belaka dengan harapan-harapan fans Arsenal menjelang laga. Sudah tahu bakal menderita dengan cara bermain dan omong kosong Emery, tapi fans Arsenal tetap menonton pertandingan sampai tuntas. Menggantungkan harapan kepada manusia memang bikin sakit hati.

Saya rasa fans Arsenal dan Liverpool sudah pengalaman betul. Ketika berharap kepada manusia, bukannya kepada nilai, sakit hati yang ada. Ketika hati semakin sakit, perlahan menjadi beku. Saat itu, ketika dikecewakan untuk kesekian kali, tidak ada lagi rasa sedih. Semuanya menjadi hambar. Ituah titik terburuk bagi suporter.

BACA JUGA Ulama Kok Berteman dengan Pemabuk dan Pejudi? atau tulisan YAMADIPATI SENO lainnya.

Terakhir diperbarui pada 10 November 2019 oleh

Tags: Arsenalgus miftahliga inggrisLiverpoolpengajianunai emery
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Ketum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut dakwah atau ceramah yang isinya cuma guyon seperti Miftah Maulana (Gus Miftah) bikin umat tidak maju-maju MOJOK.CO
Ragam

Ceramah yang Isinya Cuma Guyon bikin Umat Nggak Maju, Sertifikasi Penceramah Itu Perlu?

12 Desember 2024
Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?.MOJOK.CO
Aktual

Aliansi Santri Jalanan Gelar Aksi Dukungan, Mengapa Masih Ada Pihak yang Menormalisasi Sikap Arogan Miftah Maulana?

9 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.