MOJOK.CO – Salah satu talenta Indonesia, Egy Maulana Vikri, merasakan debut profesional bersama Lechia Gdansk. Fokus dan kerja keras akan menentukan masa depannya.
Pemberitaan namanya begitu gencar ketika resmi memperkuat sebuah klub dari Eropa. Ia pernah didekati beberapa klub besar, juga dari Benua Biru. Real Madrid, misalnya, disebut tertarik “mengasuh” dirinya bersama tim akademi. Namun, pada akhirnya, demi kepastian bermain, Egy Maulana Vikri memutuskan bergabung dengan Lechia Gdansk, sebuah klub dari Polandia.
Egy Maulana Vikri dianggap sebagai salah satu talenta terbaik Indonesia. Usianya masih sangat muda ketika mencuri perhatian. Kualitas teknik hingga kepercayaan diri membuat namanya diharapkan akan menghiasi tim senior timnas Indonesia di masa depan. Lantaran kaki dominannya adalah kaki kiri dan banyak bermain di sisi kanan (inverted), olah bola yang mumpuni, membuat Egy Maulana Vikri disebut sebagai “Messi-nya Indonesia”.
Meski sadar bahwa dirinya harus beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan sungguh berbeda dibandingkan apabila ia memilih Portugal, keputusan Egy terbilang cukup bijak. Bagi pesepak bola belia, selain ilmu dan latihan, yang sangat diperlukan adalah pengalaman bertanding bersama tim utama. Singkatnya, sebuah kesempatan bertanding adalah bekal perkembangan terbaik.
Menumpuk pengalaman selagi muda akan memberi Egy banyak ruang untuk menganalisis, merasakan dirinya membuat kesalahan, dan berkembang berdasarkan kesalahan-kesalahan tersebut. Jika sejak dini seorang pesepak bola menyadari mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak, perkembangannya menjadi lebih terarah.
Meski bermain di sebuah liga yang dianggap kasta kedua di Eropa, Egy Maulana Vikri akan mendapatkan kesempatan yang berharga itu. Tentunya, melihat talenta Egy, Lechia Gdansk tidak akan menjadi pelabuhannya yang terakhir. Bukan maksud merendahkan Lechia, namun potensi Egy memang begitu besar. Boleh dikata, salah satu wonderkid terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Jika Egy berkembang dengan sempurna, baik teknis maupun mental, tidak akan lama kita akan melihatnya bermain di liga kasta pertama di Eropa. La Liga atau Bundesliga akan sangat cocok untuk perkembangan karier dan kemampuan Egy selanjutnya.
Dan, setelah menunggu beberapa bulan, lewat masa adaptasi yang terbilang tidak ringan, Egy Maulana Vikri akhirnya mendapatkan kesempatan debut profesional. Lechia Gdansk melawan Karpaty Lviv, sebuah klub dari Ukraina dalam sebuah uji tanding. Pelatih Lechia Gdansk Piotr Stokowiec menempatkan Egy di sisi kanan, posisi favorit si pemain.
Debut di liga yang asing, bermain di level atas ketika masih sangat muda bukan urusan sepele. Memang terbukti ketika Egy Maulana Vikri kesulitan mendapatkan bola sepanjang 60 menit penampilannya. Masuk satu jam pertandingan, Egy ditarik keluar dan digantikan Mateusz Zukowski. Lechia Gdansk sendiri akhirnya kalah dengan skor 0-1.
https://youtu.be/KnIKLUtRPkU
Hasil akhir pertandingan bukan perhatian utama. Merasakan atmosfer level tertinggi sangat penting untuk perkembangan teknis dan mental pemain muda. Seiring menit bermain yang ia tumpuk, Egy Maulana Vikri akan mencapai level terbaiknya dan memenuhi harapan penggila bola di Nusantara.
Penampilan kedua mungkin tidak akan datang dalam waktu dekat. Namun, berlatih bersama tim utama dan merasakan pertandingan sesungguhnya sudah patut dirayakan. Kalau sudah begini, semuanya kembali ke tangan Egy Maulana Vikri sendiri. Perkembangan dirinya akan ditentukan oleh fokus dan kerja kerasnya selama membela Lechia Gdansk. Selamat berjuang, Egy!