MOJOK – Kondisi Liverpool yang ideal banget untuk lolos Liga Champions bisa jadi boomerang. Kalah lawan Brighton pun mereka tetap bisa lolos Liga Champions. Asal Chelsea tidak menang atau menang lawan Real Madrid di Kiev besok.
Kalah itu tidak enak. Kalah dalam hal apapun, soal saingan gebetan, soal IPK, soal masa studi, apalagi kalah dalam pertandingan bola. Itulah kenapa ada banyak alasan jika dalam sepak bola kadang-kadang sebuah tim punya mental bertanding bukan untuk menang, tapi asal tidak kalah. Hal semacam ini bakalan jadi lumrah terutama jika—misalnya—Persiku Kudus ketemu Barcelona. Tidak kalah jelas kebanggaan besar bak menang Piala Dunia.
Situasi mirip terjadi pada “The Reds” di pertandingan terakhir Liga Inggris musim 2017/2019 melawan Brighton Albion malam nanti. Tentu saja bukan karena Liverpool lebih lemah dari Brighton, tapi karena kondisi Liverpool berada pada kategori mapan. Tiket Liga Champions hampir pasti ada di tangan. Jatah terakhir ke Liga Champions cuma bisa hilang kalau ada kondisi-kondisi ajaib.
Misalnya kalau Chelsea menang, dan di saat yang bersamaan Liverpool kalah. Dengan jarak 2 poin, jelas posisi Liverpool lebih tentram. Apalagi Mohamed Salah dkk. main di kandang sendiri, tempat di mana si Juara Liga Inggris musim ini dibikin keok dua kali (yang sekali kalah di Etihad Stadium). Ini belum dengan fakta bahwa Chelsea kudu main di kandang Newcastle United.
Bahkan kalaupun Liverpool akhirnya imbang, Chelsea butuh mencetak sekitar 20 gol ke gawang Newcastle biar bisa merebut jatah terakhir Liga Champions. Sayang sekali untuk Antonio Conte, kalau dalam permainan dakon, kumpulin 20 biji dalam satu pertandingan itu masih mungkin, tapi cetak 20 gol di sepak bola? Pfft, bahkan Real Madrid-nya Alfredo Di Stefano juga mustahil bisa kalau disuruh bikin 20 gol dalam satu pertandingan ngelawan Newcastle di kandangnya.
Apalagi Salah dkk. lolos ke Final Liga Champions. Ini bikin skenario terburuk apapun yang terjadi di pekan terakhir Liga Inggris kali ini, bisa jadi cuma jadi angin kentut, kalau mereka bisa juara Liga Champions di Kiev, Ukraina.
Bahkan kalau Liverpool dapat pengurangan poin sekalipun, dan berada di peringkat 15, misalnya, mereka bakal ikut Champions lagi kok musim depan. Coba kurang nyaman gimana lagi posisi Liverpool?
Di sisi lain, asal haters-Liverpool tahu, tim yang udah dua dekade lebih puasa gelar Liga Inggris ini punya rekor keren soal main di kandang. Selama satu musim penuh kalender Liga Inggris 2017/2018 mereka tidak pernah kalah lho. Ya, jangan dibandingin sama invincible-nya Arsenal waktu masih ada Lord Henry-lah, capaian Liverpool yang secara materi pemain tidak se-wah punya Josep Guardiola atau Jose Mourinho jelas jadi catatan yahud tersendiri.
Nah, justru di sini kemudian masalahnya. Situasi nyaman semacam ini bisa jadi boomerang bagi Liverpool. Liverpool dikenal sebagai tim yang super-duper-menyeramkan ketika menghadapi tim yang di atas kertas jauh berada dengan mereka, namun ketika bertemu dengan tim yang lebih lemah, mereka malah sering kerepotan. Tentu saja bukan kerepotan menahan serangan, tapi kerepotan nembus pertahanan.
Sayangnya, gegenpressing ala Jurgen Klopp justru memang lemah di sana. Ketika tim lawan ogah pegang bola lama-lama, pemain-pemain Liverpool justru sering bingung—apalagi kalau 11 pemain lawan enggak mau ninggalin kotak penaltinya sendiri. Mau bagaimana lagi, ini sudah tabiat dari gegenpressing jeh. Oke lawan tim menyerang, repot kalau ketemu tim bertahan.
Ini belum menghitung bahwa Klopp patut berhati-hati menjaga pemain-pemain andalannya dari cedera. Salah, Sadio Mane, atau Roberto Firmino jelas bakal dimainkan, tapi diupayakan untuk memaksa mencetak gol? Rasanya jaga kondisi mereka untuk malam yang lebih menentukan di Kiev waktu ketemu Madrid lebih masuk akal.
Pada akhirnya, Liverpool patut berharap bahwa Brighton yang tidak lagi punya kepentingan apa-apa dalam pertandingan ini, memainkan sepak bola yang sedikit agresif sejak awal. Soalnya, bakalan jadi bencana jika sejak kick off dimulai Brighton pakai taktik parkir bus dan Klopp hati-hati sama kondisi-kondisi pemainnya.
Hasil imbang jelas memuaskan, tapi kalau sekali saja Liverpool bisa cetak gol pada menit-menit awal, dan Brighton dipaksa untuk bikin gol penyeimbang, apakah pesta gol kemungkinan terjadi di Anfiled malam ini?
Hm, rasanya meragukan kalau beneran itu terjadi.