Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Bonek Lempar Boneka: Aksi Persebaya yang Harus Selalu Kita Ingat

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
1 April 2019
A A
Bonek dan Persebaya MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ketika sepak bola Indonesia semakin kusut, ketika mafia bola dan carut marut PSSI mewarnai hari-hari, Bonek dan Persebaya memberikan cinta.

Dari pengadil pertandingan, mafia pertandingan, rangkap jabatan, jebloknya timnas senior, hingga jabatan (plt) Ketua Umum PSSI yang tiada jelas. Sepak bola Indonesia diingat dengan cara paling buruk.

Mundur beberapa tahun ke belakang, kekerasan suporter adalah yang paling banyak menyedot perhatian dunia sepak bola Indonesia. Rivalitas kedaerahan, nyanyian rasis, permusuhan yang sungguh absurd, hingga saling ejek di media sosial. Kembali, sepak bola Indonesia diingat dengan cara yang paling buruk.

Pada titik tertentu, tiada yang patut dirayakan di sepak bola Indonesia. Miftakhul F.S. punya narasi tersendiri soal sepak bola Indonesia. Mas Mif, biasa saya menyapa, mengajak kita selalu mencintai sepak bola Indonesia meski sangat kusut. Ajakan yang luar biasa berat dijalankan ketika saya memejamkan mata dan membayangkan kondisi sepak bola lokal.

Lewat bukunya, Mencintai Sepak Bola Indonesia Meski Kusut (2015), Mas Fim seperti membawa kita ke dalam Lorong sejarah sepak bola lokal yang penuh onak dan duri. Meski sungguh menyebalkan, tapi itulah sepak bola “kita sendiri”. Meski carut dan marut, kita harus bisa menemukan satu keping dari sepak bola lokal untuk dipeluk dan dicintai selamanya.

Dan bagi saya, satu keping berharga itu bukan “sepak bola lokal itu sendiri”. Saya justru mencintai kisah-kisah yang menjadi kawan sepak bola. Kisah-kisah manusia, kisah suporter yang dikenal beringas, nakal, dan keras menjadi kumpulan manusia yang lembut hatinya, kompak, dan memikirkan sesama.

Orang Jepang bergerak, berproses dengan selalu mengingat sesama di dalam kepala mereka. Oleh sebab itu, di tengah kehidupan sehari-hari, orang Jepang begitu menghargai ruang sosial, saling menghargai sesama. Mereka begitu sopan, melempar senyum kepada sesama, bahkan kepada mereka yang tiada kenal.

Ketika kepada sesama kita berproses, sepak bola menjadi tempat yang lebih ceria, lebih berwarna. Meskipun sangat dan selalu kusut, sepak bola Indonesia menjadi lebih mudah dicintai. Adalah Bonek, suporter Persebaya Surabaya, yang menunjukkan bahwa suporter sepak bola lokal bukan hanya kumpulan mereka yang beringas.

Bonek menjadi kumpulan manusia-manusia yang menyenangkan ketika dengan begitu kompak, melempar bonek masuk ke dalam lapangan. Aksi itu, aksi yang luhur itu, adalah aksi Persebaya (baca: insan sepak bola lokal) yang harus terus diingat.

Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa, Arie Rukmantara mengapresiasi aksi Bonek. Menurutnya, dukungan Bonek terhadap anak-anak penderita kanker begitu berharga. “Mereka memberikan harapan besar kepada anak-anak penderita kanker, melalui pesan positif lewat olahraga,” kata Arie.

Aksi simpatik ditunjukkan Bonek ketika Persebaya melawan PS TIRA-Persikabo dalam babak delapan besar Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (29/3). Ketika jeda pertandingan babak pertama, Bonek secara serentak melemparkan boneka yang mereka bawa ke lapangan dengan didahului aba-aba dari MC. Ini adalah salah satu bentuk cinta dari Bonek kepada para penderita kanker. Pertandingan itu pun tercatat dihadiri 43.230 penonton.

Konon, sekitar 20 ribu penonton melempar boneka ke dalam lapangan. Hampir separuh dari total penonton, membawa boneka secara sukarela dari rumah. Berbagai bentuk, berbagai warna, berbagai model tiada masalah karena yang paling utama adalah kepedulian kepada sesama.

Rahmad Darmawan (RD), pelatih PS TIRA-Persekabo dibuatnya kagum. “Harusnya suporter seperti ini, membantu sesama dan saling berbagi. Luar biasa Bonek.” Setuju dengan Coach RD, Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman juga bangga dengan aksi cinta Bonek. “Begitulah bonek, terus kreatif dalam mendukung Persebaya.”

Aksi kemanusiaan tidak lama diingat insan sepak bola. Aksi heroik itu mudah dilupakan ditimpa masalah-masalah baru yang lebih bisa “dijual media”. Hampir sama seperti Bonek, pemain Arsenal, Mesut Ozil, pernah menunjukkan aksi kemanusiaan yang, saya berani bertaruh, sudah dilupakan oleh jutaan fans sepak bola.

Iklan

Ketika pemain asal Jerman itu tengah mengambil ancang-ancang mengambil sepak pojok, fans Atletico Madrid berulah. Salah satu suporter los Colchoneros melempar sepotong roti ke arah Ozil. Tak terduga, mantan pemain Real Madrid tersebut tidak membuang roti yang dilemparkan ke arahnya.

Ozil memungut roti tersebut, menciumnya, menyentuhkannya ke keningnya, lalu meletakkan ke sisi lapangan dengan penuh hormat. Hampir semua penonton di stadion menyaksikan aksi tidak terduga itu. Sebuah pertanyaan pun ramai dibahas di media sosial. “Mengapa Ozil mencium roti dan menghormatinya sedemikian rupa?”

Salah satu fans Arsenal di Twitter memberikan penjelasan. Akun bernama Hadi Karim menjelaskan makna tindakan Ozil mencium roti tersebut. “Membuang-buang roti bertentangan dengan ajaran agamanya. Ozil mencium roti dan menyentuhkan ke keningnya sebagai ekspresi rasa terima kasih kepada Tuhan,” kicau Hadi lewat akun Twitter @hadimkarim.

Sebuah kalimat di dalam Alquran bab 6 ayat 141 berbunyi, “…jangan suka boros (membuang-buang, menyia-nyiakan sesuatu). Allah tidak suka orang yang suka boros.”

Bukan hanya sebagai orang Muslim, Ozil juga masih mengingat akar kehidupannya. Meski berpaspor Jerman, darah Ozil adalah darah orang Turki. Adalah sebuah larangan di dalam tradisinya untuk membuang-buang makanan. Pada titik ini, boleh Anda sebut akan berdosa apabila membuang-buang sebuah berkah dari Tuhan bernama makanan. Ajaran agama dan tradisi sudah cukup untuk menjelaskan gesture Ozil terhadap makanan.

Mengingat selalu, cinta dari Bonek dan Ozil adalah cara sederhana untuk patuh kepada ajakan Miftakhul F.S., yaitu mencintai sepak bola meski sangat kusut. Apalagi untuk sepak bola Indonesia.

Kalau tidak jatuh cinta berkali-kali kepada Bonek dan Persebaya (baca: kamu semua yang baik hatinya) yang melempar boneka untuk penderita kanker, kepada siapa lagi kita menitipkan cinta untuk sepak bola Indonesia?

Bukan pekerjaan mudah untuk mencintai kekurangan seseorang. Semakin sulit melakukannya di tengah keterpurukan. Oleh sebab itu, paling tidak, mari lestarikan cinta di tengah koyaknya bola Indonesia. Supaya kita bisa merayakan sesuatu pada akhirnya, ketika yang namanya prestasi adalah fana, dan euforia kemenangan tak lagi sama.

Hanya cinta kepada sesama, menjadi satu-satunya hal cemerlang, yang bisa kita rindukan. Terima kasih, Bonek.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2019 oleh

Tags: ArsenalbonekBonekaboneka teddyLiga 1Mesut Ozilpersebaya
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

PSIM Jogja Aku Yakin dengan Kamu MOJOK.CO
Esai

PSIM Jogja: Aku Yakin dengan Kamu

18 Februari 2025
Cerita Bonek Sidoarjo Memberi Nama Green Force untuk 4 Anaknya karena Kegilaan Cinta pada Persebaya Surabaya MOJOK.CO
Sosok

Punya Orang Tua Bonek Militan: Mewarisi “Kegilaan Cinta” pada Persebaya Sejak Dini, Umur 2 Bulan Sudah Dibiasakan Nribun

31 Agustus 2024
Stadion Tambaksari Gelora 10 November Surabaya venue AFF U-19 Penuh Kenangan Bonek dan Persebaya MOJOK.CO
Histori

Stadion Tambaksari Surabaya Saksi Banyak Peristiwa Sejak 1920 tapi Terpaksa Ditinggalkan, Mau Nostalgia pun Tak Bisa karena “Terhalang” GBT

22 Juli 2024
Persebaya Surabaya: Brand Loyalty dan Suporter Rasa Customer MOJOK.CO
Esai

Persebaya Surabaya Wajib Menangan dan Menjadi Juara: Tentang Brand Loyalty dan Suporter Rasa Customer

18 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.