Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Arsenal Seperti Tim Liga Indonesia yang Biasa ‘Bubar’ di Akhir Musim

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
4 April 2021
A A
Arsenal Seperti Tim Liga Indonesia yang Biasa ‘Bubar’ di Akhir Musim MOJOK.CO

Arsenal Seperti Tim Liga Indonesia yang Biasa ‘Bubar’ di Akhir Musim MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seperti tim tanpa pijakan, bukan hal aneh kalah Arsenal kalah di akhir pekan. Akan tidak adil jika sebuah tim hampir bisa mengalahkan Arsenal tapi justru pulang dengan tangan hampa. Seberapa buruk Arsenal? Ya seperti itu.

Dulu, ada satu kebiasaan tim-tim di Liga Indonesia yang terdengar aneh. Kebiasaan itu kita kenal dengan istilah “pembubaran tim” di akhir musim. Bagaimana bisa, sebuah tim profesional, “membubarkan tim” lalu membentuk lagi sebelum kompetisi dimulai. Aneh banget.

Aneh banget karena sebuah tim tidak akan menemukan konsistensi dan keseimbangan. Untuk tim kaya, “membentuk tim” adalah mengumpulkan pemain mahal dengan kontrak jangka pendek. Sekali berprestasi, lalu bubar lagi. Untuk tim semenjana, yang terjadi adalah mereka hanya sebatas “bisa ikut kompetisi”.

Akibatnya, tim-tim semenjana ini tidak bisa berkembang. Mereka hanya bisa menampung pemain-pemain yang juga “semenjana”. Para pemain yang tidak bermain untuk lambang di dada, tetapi memperjuangkan sejumlah gaji di dalam kontrak. Tidak ada keteraturan, tidak ada tim yang solid. Persis seperti Arsenal.

Seperti tim-tim di Liga Indonesia dengan kebiasaan aneh, Arsenal menjadi semenjana secara paripurna. Ketika sebuah tim hanya bisa bermain baik di satu akhir pekan, untuk kemudian menyedihkan di akhir pekan lainnya, tim seperti Arsenal ini wajar mendapat status tim papan tengah.

Tim yang tidak memiliki stabilitas dan konsistensi tidak akan mendapat “sesuatu” ketika melawan tim yang lebih kuat. Hanya ada rasa takut, merasa inferior, dan takut mengambil risiko. Hasil imbang adalah hasil minimal untuk tim seperti ini dan kekalahan bukan hal aneh untuk terjadi.

Perasaan yang sama ditunjukkan Arsenal ketika melawan West Ham United, dua minggu sebelum kalah dari Liverpool. Sepanjang 30 menit babak pertama, narasi terbesar Arsenal terbaca sangat jelas: tidak konsisten dan tidak ada keteraturan untuk bermain. Dan mereka pun tertinggal 0-3 sebelum menyamakan kedudukan menjadi 3-3.

Kalau mengingat hasil imbang itu, timbul rasa prihatin untuk West Ham United karena mereka layak untuk menang. Perasaan seperti ini saja sudah sangat menggambarkan betapa takdir Arsenal di papan tengah bukan “kebetulan”. Habitat untuk para pecundang memang ada di bayang-bayang.

Obrolan soal skuat Arsenal yang tidak seimbang sudah terlalu sering dikumandangkan. Tinggalkan sejenak soal tema reformasi skuat untuk musim panas. Mikel Arteta boleh menegaskan bahwa kekalahan atas Liverpool bukan soal kelelahan secara fisik, tapi soal mental. Oleh sebab itu, paduan inkonsistensi dan kelelahan secara mental adalah kombinasi terbaik akan kehancuran.

Lemah secara mental dan merasa inferior di depan lawan akan mematikan logika. Jurgen Klopp pernah mengungkapkan bahwa untuk mengalahkan Arsenal, mereka hanya perlu menambah jumlah pemain di depan (counterpress). Ketika Liverpool melakukannya, Arsenal akan kehilangan cara dan sering melakukan umpan jauh.

Cara tersebut diulangi lagi ketika Liverpool bertandang ke Emirates pada Minggu (04/04). Sederhana sekali. Mereka menekan dengan jumlah pemain dan membuat area permainan Arsenal menjadi lebih kecil. Ketika skuat asuhan Arteta ini kehilangan logika, mereka akan melepaskan umpan jauh. Sebuah insting untuk sekadar “bertahan hidup” bukan menciptakan sesuatu.

Pada titik ini, Arsenal kembali seperti sebuah skuat yang baru berkumpul satu bulan. Mirip seperti tim-tim semenjana Liga Indonesia yang dulu punya kebiasan “membubarkan skuat” di akhir musim. Tidak ada logika di sana dan meletakkan dasar sepak bola kepada dua unsur saja, yaitu umpan lambung dan insyaallah.

Seberapa buruk, sih, Arsenal sebenarnya? Saya kasih tahu satu hal ironis.

Keberhasilan Arsenal mendapatkan tanda tangan Gabriel Magalhaes mendapat pujian. Sebagai individu, Gabriel adalah salah satu bek muda terbaik di Liga Prancis musim lalu.

Iklan

Saat ini, Gabriel sudah merasakan sembilan kekalahan dari 17 laga Liga Inggris bersama Arsenal. Sementara itu, Lille, mantan klubnya, baru menderita tiga kekalahan dari 31 laga. Kini, Lille duduk di peringkat satu Liga Prancis dan punya kesempatan besar menjadi juara setelah di laga terakhir berhasil mengalahkan PSG.

Kualitas individu akan tenggelam di tengah skuat yang kehilangan logikanya. Perlahan, kualitas individu itu akan terkikis. Perlahan, pemain yang bagus akan kehilangan banyak hal. Mulai dari kepercayaan diri hingga kestabilan mental. Perlahan, dia akan satu level dengan kawan-kawannya yang semenjana.

Seperti tim tanpa pijakan, bukan hal aneh kalah Arsenal kalah di akhir pekan. Akan tidak adil jika sebuah tim hampir bisa mengalahkan Arsenal tapi justru pulang dengan tangan hampa. Seberapa buruk Arsenal? Ya seperti itu.

BACA JUGA Arsenal Bukan Klub Bola, tapi Rumah Jagal: Ancaman Pembunuhan Arteta dan Tumbangnya Partey dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 4 April 2021 oleh

Tags: Arsenalliga inggrisLiverpoolmikel arteta
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

ugm.mojok.co

UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

20 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
Gagal dan tertipu kerja di Jakarta Barat, malah hidup bahagia saat pulang ke desa meski ijazah S1 tak laku dan uang tak seberapa MOJOK.CO

Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.