MOJOK.CO – Ponsel baru Oppo A7 menawarkan sejumlah kelebihan yang benar-benar segar bagi sebuah ponsel gaya hidup. Apa yang membedakan ponsel ini dengan ponsel-ponsel lain di kelasnya?
Bukan hanya Samsung yang punya varian ponsel dengan nama belakang A7, Oppo baru-baru ini juga merilis ponsel bertajuk Oppo A7. Apakah keduanya saling berhubungan? Tentu tidak, hanya kebetulan keduanya mempunyai seri ponsel dengan nomenklatur yang sama.
Penamaan Samsung Galaxy A7 digunakan untuk meneruskan Samsung Galaxy A6, sementara penamaan Oppo A7 digunakan untuk meneruskan Oppo A5. Ingat, penamaan untuk ponsel Oppo terlihat tidak urut sebab penamaannya seturut dengan penggunaan angka-angka ganjil.
Sebagai ponsel ganjil yang populer dengan tampilan dan gaya hidup anak muda, Oppo tak kenal lelah menghadirkan tampilan perangkat yang selalu segar. Mereka selalu percaya bahwa gairah seorang calon pengguna ponsel Oppo bermula dari pandangan pertama saat melihat tampilan fisik ponsel.
Setidaknya ada dua tampilan segar yang coba ditawarkan Oppo melalui seri Oppo A7. Pertama adalah penggunaan desain layar berbentuk ’tetesan air’ atau waterdrop screen. Kedua yaitu pemilihan tekstur warna penutup belakang perangkat yang terkesan ‘stylish’.
Desain layar waterdrop screen pada Oppo A7 diadopsi dari ponsel flagship Oppo F9. Desain ini berupa inovasi lekukan layar atau biasa disebut sebagai notch atau poni yang bentuknya mirip seperti bentuk ‘tetesan air’. Bentuk poni tersebut sekilas terlihat mungil sebagai tempat untuk meletakkan sensor kamera selfie. Tepat di bagian atas posisi notch tersebut tersemat bulatan memanjang yang tidak lain adalah wujud dari speaker perangkat.
Berkat notch yang tidak terlalu besar, layar Oppo A7 tampak lega, bebas tanpa tombol fisik, dengan ukuran dimensi layar sebesar 6,2 inci. Rasio ukuran layar terhadap luasan perangkat mencapai 88,4 persen. Sementara itu, aspek rasio yang digunakan pada layar ponsel ini adalah 19:9.
Dengan jenis layar HD+ Incell, ponsel ini sangat cocok dimanfaatkan untuk menikmati aneka konten multimedia, dari menonton film sampai bermain game-game berkualitas tinggi.
Oppo A7 tersedia dalam dua pilihan warna cover belakang, yaitu Glaring Gold dan Glazing Blue. Uniknya, warna yang digunakan pada cover penutup tersebut tidak solid atau menampilkan efek gradasi ala Oppo F9 dan Samsung Galaxy A9, tetapi menghadirkan tekstur jeruji yang berkilauan, sehingga membuat ponsel ini tampil bak ponsel kelas premium.
Bukan sembarang material yang digunakan untuk menghasilkan tekstur tersebut. Punggung Oppo A7 terbuat dari material yang dinamakan Thermally Bent Sheet berlapis kaca. Motif serat halus dari material tersebutlah yang membuat tekstur bagian belakang ponsel ini semakin aduhai, tidak licin saat digenggam.
Soal jeroan, tidak ada yang istimewa dari Oppo A7. Oppo A7 mengandalkan prosesor andalan untuk ponsel kelas menengah berjenis Qualcomm Snapdragon 450 dengan arsitektur octa-core plus kartu grafis bermerek Adreno 506. Dapur pacu tersebut dikawinkan dengan kombinasi RAM sebesar 4 GB dan ROM sebesar 64 GB. Masih ada slot microSD yang bisa dimanfaatkan untuk menampung data hingga kapasitas 256 GB.
Untuk mendukung aktivitas sehari-hari, Oppo A7 dibekali daya baterai berjenis Li-Ion sebesar 4.230 mAh. Kapasitas yang terbilang cukup besar, bahkan lebih besar ketimbang baterai Redmi Note 6 Pro yang hanya memiliki kapasitas 4.000 mAh.
Keandalan baterai Oppo A7 disokong dengan manajemen baterai berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Kemampuan tersebut membuat performa Oppo A7 layak diperhitungkan. Selain secara otomatis akan membekukan aplikasi aktif yang sedang tidak dipakai, teknologi tersebut juga mampu mengurangi operasi caching untuk tujuan efisiensi daya.
Manajemen baterai bakal menjadi inovasi lain Oppo yang bukan sekadar pemanis untuk perangkat-perangkat buatannya di masa mendatang. Masih ingat dengan Oppo F9 yang sudah menggunakan teknologi VOOC Flash Charge, kan?
Teknologi pengisian daya super cepat, yang mana penggunanya bisa mengisi daya secara satset dalam waktu 5 menit saja dan segera bisa digunakan untuk menelepon selama dua jam. Untuk menekan banderol, konon fitur ini masih belum bisa dimasukkan ke dalam seri Oppo A7.
Satu hal yang menjadi kekurangan dari ponsel ini adalah dari sisi kameranya yang terkesan nanggung dan medioker. Kamera utama ponsel ini hanya dibekali kamera ganda yang juga dilengkapi dengan LED Flash, masing-masing mempunyai kekuatan lensa 13 MP dan 2 MP. Sementara itu, sisi kamera selfie perangkat ini cuma dilengkapi kamera tunggal dengan kekuatan lensa 16 MP.
Oppo A7 dilepas ke pasaran mulai akhir November ini dengan harga yang cukup menggiurkan. Kalau dilihat dari nominalnya sih, harga banderol sebesar Rp 3,699 juta bukan harga yang terlampau mahal untuk sebuah ponsel bertipe mid-end. Tinggal dipikir-pikir saja, banyak untung atau ruginya kalau pilih ponsel ini.