Perkara menyelamatkan diri, orang-orang macam Harry Houdini, Criss Angel, dan David Copperfield perlu belajar dari politisi Golkar Setya Novanto. Bukan apa-apa, kalau sekadar melepaskan diri dari borgol, atau keluar dari kotak yang ditanam dalam tanah, atau tali kekang, itu sih masih terhitung gampang. Berkali-kali lolos dari jeratan hukum dan status tersangka, itulah yang luar biasa rumit, berat, dan tak sembarang orang bisa.
Houdini boleh menyombongkan diri bahwa dia bisa lolos dari borgol besi atau, yang lebih ekstrem lagi, diikat dengan baju penahan lantas diceburkan dalam air dan masih bisa selamat. Tapi mengklaim diri escapologist terbaik di dunia? Sebentar. Dia harus tahu dulu daftar penampilan escapologist Indonesia punya ini, Setya Novanto.
- Lolos dari dugaan keterlibatan kasus pengalihan hak piutang Bank Bali pada 1999.
- Lolos dari dugaan penyelundupan beras impor dari Vietnam pada 2003.
- Lolos dari dugaan skandal impor limbah beracun dari Singapura ke Batam pada 2004.
- Lolos dari dugaan suap pekan olahraga nasional Riau pada 2012.
- Lolos dari dugaan skandal perpanjangan kontrak Freeport pada 2015.
- Lolos dari dugaan terlibat korupsi e-KTP pada 2017.
Escapologist adalah sebutan bagi penghibur yang sangat terampil dalam seni meloloskan diri dari jerat dan kondisi yang menyulitkan. Dan Setya Novanto layak disebut escapologist terbaik dunia. Mengapa? Karena sejak 1999, tak satu pun penegak hukum di Indonesia bisa memenjarakan dan menjeratnya dengan hukum meski berkali-kali ia diduga terlibat dalam kasus korupsi, suap, dan penggelapan uang. Ingat, dugaan ya, jangan sampai kalian menuduhnya penjahat. Nanti bisa kena UU ITE dan nyusahin orang lain.
Perkara licin tentu kita akan ingat belut dan oli. Perkara lihai kita akan belajar dari bajaj dan supir metromini. Kalau perkara lihai dan licin? Kita belajar dari Pak Setnov. Ingat bagaimana rekaman papa minta saham di Freeport? Dalam rekaman tersebut ia menyebut presiden koppig dan macam-macam lain, tapi apakah ia jatuh? Tidak. Dengan sangat cerdik Setnov menggugat di MK dan memenangkan gugatan tersebut.
Lalu beberapa hari menjelang vonis gugatan pra-peradilan status tersangka dalam kasus e-KTP, beredar foto dirinya tengah berada di rumah sakit. Perhatian penduduk Indonesia tertuju pada lelucon, meme, dan menyindir berbagai hal janggal dalam foto tersebut. Kita menertawakan Setnov yang dianggap pura-pura, palsu, dan hanya mencari alasan agar tak diperiksa KPK. Lantas saat Setnov memenangkan gugatan pra-peradilan status tersangkanya, kita cuma bisa diam dan bingung. Kalau sudah begini siapa yang paling keras tertawa?
Tentu kalau soal sihir dan sulap, David Copperfield dianggap hebat, ia bisa menghilangkan patung Liberty serta menembus tembok besar Cina. Tapi, bisakah David Copperfield menghilangkan ingatan publik akan masa lalunya? Buset (panggilan akrab Bung Setya Novanto) bisa menghilangkan ingatan publik, kader Golkar, dan juga seluruh konstituennya akan kasus-kasus yang menjeratnya.
Tapi, bakat terbesar Setnov sebenarnya bukan pada menghilangkan sesuatu, melainkan menemukan sekutu bermutu.
Ingat bagaimana pembelaan Fahri Hamzah dan Fadli Zon? Ingat bagaimana ia ditertawakan saat datang kepada Trump? Kini dengan terpilihnya Trump jadi presiden dan solidaritas Fahri Hamzah dan Fadli Zon, siapa yang bisa menertawakan keputusan Setnov dalam memilih sekutu? Ini seolah menjadi bukti bahwa Setnov ini memiliki kesaktian, ajian, atau bahkan kemujuran yang lebih tokcer daripada ramuan Felix Felicis yang ada dalam cerita Harry Potter.
Perkara kebal juga bisa kita pelajari dari Setnov, jika Limbad bisa kebal bacok, pasukan SWAT bisa pakai rompi kebal peluru, Setnov sangat mungkin kebal KPK. Berapa kali KPK berusaha menciduknya? Dengan alasan sakit, mulai dari vertigo, gula darah naik, hingga jantung. Apakah penyakit itu bisa menghentikan karier Setnov? Tentu tidak, saudara sekalian, sakit tersebut cuma bisa menunda penyelidikan hingga vonis bebas status tersangka hadir. Kalau begini, siapa yang bisa melawan kedigdayaan Papa Setnov. Bahkan Don Corleone, Pablo Escobar, hingga Al Capone tak kebal hukum!
Lelucon bahwa ia bisa lebih sakti daripada Chuck Norris, Mad Dog, atau bahkan Haji Lulung (yang ludahnya bisa jadi uang) tentu tak bisa dianggap remeh. Saat orang seperti Ahok bisa dipenjara untuk kasus penistaan agama, Setnov bisa lolos dari berkali-kali tuduhan terlibat kasus yang merugikan publik. Di Indonesia, mungkin satu-satunya cara memenjarakan seseorang dengan kemungkinan penjara 100 persen adalah dengan tuduhan penistaan agama. Jadi, selama Setnov tak menghina keyakinan umat muslim di Indonesia, ia akan selalu selamat dari hukum atau jutaan alumni pendemo angka cantik.