Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Benarkah Ini Tujuan Beasiswa Erasmus+ yang Sesungguhnya?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
21 Februari 2018
A A
Beasiswa-Erasmus-MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

[MOJOK.CO] “Aku pun terkejut mengetahui tujuan ini!”

Berkuliah di luar negeri itu seksi. Pun, meningkatnya minat berkuliah di luar negeri belakangan ini mendorong rasa antusias yang tinggi pada beasiswa-beasiswa yang tersedia. Salah satu beasiswa yang populer di kalangan pelajar Indonesia adalah Erasmus Mundus, atau yang kini lebih dikenal dengan nama Erasmus+.

Jadi, apa sih Erasmus+ itu, Jok?

Secara sederhana, Erasmus+ adalah sebuah program full scholarship yang diberikan oleh pemerintah Uni Eropa untuk mahasiswa internasional yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat master maupun doktoral. Studinya sendiri dilaksanakan di Eropa, sekurang-kurangnya di dua lembaga pendidikan yang menjadi bagian dari konsorsium tersebut dan terletak di negara Eropa yang berbeda.

Sebagai contoh nih, gaes-gaesku, dalam sebuah konsorsium yang minimal terdiri atas 3 universitas (misalnya di Jerman, Prancis, dan Belgia), seorang awardee bisa menjalankan perkuliahan di universitas di Jerman dan Prancis, Jerman dan Belgia, Prancis dan Belgia, atau bahkan Jerman, Prancis, dan Belgia sekaligus. Uwoooow~

Gimana, my lov? Sampai sini saja rasanya udah kece abis, kan?

Erasmus+ diadakan dengan tujuan untuk menciptakan kerja sama antara institusi di Eropa dan non-Eropa. FYI aja nih, Erasmus+ memang ditujukan bagi warga negara yang berasal dari luar negara Uni Eropa. Program ini dimaksudkan untuk mempromosikan Uni Eropa sebagai negara dengan keunggulan akademik di dunia, serta mampu berkontribusi pada perkembangan berkelanjutan di pendidikan tinggi. Sungguh, sebuah cita-cita yang mulia sekali.

Tapi, tunggu dulu. Apakah benar hanya itu tujuannya? *jeng jeng jeng*

‘Diletakkannya’ seorang awardee dalam sebuah negara di Eropa, lalu dilanjutkan dengan dipindahnya awardee ini ke negara Eropa lainnya tentu memberikan dampak bagi si awardee itu sendiri. Dengan sendirinya, para penerima beasiswa Erasmus+ akan terbiasa dengan kondisi lingkungan serta kehidupan masyarakat Uni Eropa.

Nah, sahabat-sahabat semua, ingatkah kalian pada pepatah Alah bisa karena biasa?

Yha!!! Kalau sudah terbiasa, segalanya jadi mungkin. Kalau awalnya si awardee nga bisa bahasa Prancis, bisa jadi lama-lama lancarnya ngalahin Anggun C. Sasmi. Kalau awalnya si awardee berprinsip “belum makan kalau belum makan nasi”, bisa aja dia jadi nga doyan nasi.

Semua kemungkinan bisa dipertimbangkan, my lov. Bahkan, karena setiap hari bertemu tipe-tipe orang Eropa, bisa saja lama-lama jadi…

Ah, saya nulisnya aja nervous.

…lama-lama jadi… naksir orang Eropa di sana~

Iklan

Kalau kita pernah naksir temen sekelas di zaman sekolah, kenapa nga mungkin kita naksir temen kuliah? Kalau kita pernah naksir temen satu geng, kenapa nga mungkin kita naksir temen satu organisasi kampus?

Tida hanya terbatas pada sesama warga Indonesia yang mendapatkan beasiswa Erasmus+, perasaan cinta yang suka menclok semena-mena ini juga bisa mengarah pada warga asli Uni Eropa, alias para bule yang jadi sahabatmu di sana.

Ya, kamu tidak salah baca. Ini adalah sebuah analisis yang patut kita semua perhitungkan!

Bisa saja, tujuan Erasmus+ sesungguhnya adalah agar para awardee-nya menikah dengan masyarakat Uni Eropa dan menciptakan warga Uni Eropa baru yang lahir dari hubungan lintas kewarganegaraan.

Lagipula, ingat: tujuan Erasmus yang disebutkan sejak awal adalah membangun kerja sama antara institusi di Eropa dan non-Eropa. Kalimat ini setara dengan “membangun kerja sama antara pihak Eropa dan non-Eropa”. Kerja sama dalam bidang apa?

Banyak.

Cinta bisa jadi salah satunya.

Kyaaaa~!!

*langsung buru-buru daftar*

Terakhir diperbarui pada 21 Februari 2018 oleh

Tags: beasiswacinlokErasmusErasmus MundusKuliah luar negeripernikahan
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Kisah mahassiwa beasiswa KIP Kuliah Aliya Eka Lestiyanti, ibu meninggal kala ia masih berjuang, sampai akhirnya jadi harapan keluarga usai jadi sarjana cumlaude MOJOK.CO
Kampus

Ibu Meninggal kala Saya Masih Berjuang, Jadi Titik Terendah Hidup tapi Bangkit demi Jadi Sarjana Pertama Keluarga

3 November 2025
mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja dihujat. MOJOK.CO
Kampus

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah ISI Jogja Dihujat karena Flexing dan Dianggap Glamor, padahal Hidupnya Nelangsa

30 Oktober 2025
Kerja keras bawa Annes kuliah di Universitas Brawijaya (UB) Malang gratis hingga kerja sebelum wisuda MOJOK.CO
Kampus

Universitas Brawijaya (UB) Bawa Saya Kuliah Tanpa Biaya, Bisa Kerja Sebelum Wisuda buat Tebus Masa-masa Berat Sekolah Sambil Kerja Sejak Remaja

15 Oktober 2025
Tepuk Sakinah saat bimbingan kawin bikin Gen Z takut menikah. Tapi punya pesan penting bagi calon pengantin (catin) sebelum ke jenjang pernikahan MOJOK.CO
Ragam

Terngiang-ngiang Tepuk Sakinah: Gen Z Malah Jadi Males Menikah, Tapi Manjur Juga Pas Diterapkan di Rumah Tangga

26 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.