MOJOK.CO – Abah Grandong, pelaku kejahatan makan kucing hidup-hidup di Jakarta, masih menjadi buronan. Di tengah pelarian, ia sempat membuat video klarifikasi.
Dulu, hampir setiap minggu di kampung saya di Cilacap kerap digelar ebeg, kesenian tari lokal yang mirip kuda lumping. Dalam pertunjukan ebeg, ada sesi yang selalu membuat saya kabur, namanya sesi mendem alias kesurupan. Konon penari-penarinya akan dimasuki roh lantas bisa makan hal-hal tak lazim dikonsumsi seperti beling, atau sekadar menguliti kelapa pakai gigi. Gosip-gosipnya, seorang penari ebeg di dekat rumah saya bahkan bisa makan ayam hidup-hidup.
Bagian terakhir itu bikin saya heran. Dari sekian banyak penjual ayam goreng crispy di deket pasar (dulu nggak ada KFC di Cilacap, maaf-maaf aja, nih), kenapa dia memilih makan ayam hidup???
Keheranan ini terulang kembali waktu kemarin saya membaca berita seorang pria makan kucing hidup-hidup empat hari lalu.
Iya, saya ulangi lagi biar dramatis: Ada. Orang. Makan. Kucing. Hidup. Hidup.
Dikunyah. D-i-k-u-n-y-a-h.
Pelakunya diidentifikasi bernama Abah Naca alias Abah Grandong (namanya masih simpang siur, ada yang menyebut Abang Grandong juga). Kenapa julukannya jadi “Grandong”, saya juga nggak tahu dan saya nggak lagi mau bahas itu.
Aksi Abah Grandong jadi sensasi nasional setelah videonya makan kucing hidup-hidup viral. Polisi langsung menjadikannya DPO. Sampai kemarin, dikutip dari Tempo.co, Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKB Arie Ardian mengabarkan bahwa Abah Grandong akan menyerahkan diri Kamis ini (1/8).
Dalam pelariannya, Abah Grandong sempat membuat video klarifikasi. Lewat video tersebut ia menyampaikan bahwa aksi makan kucing hidup-hidup kemarin bukan untuk mencari sensasi. “Viralnya video mengenai memakan binatang kucing yang telah beredar di media sosial, kami tidak ada niatan untuk membuat video tersebut dan tidak ada juga niat untuk memviralkan video ke kalangan masyarakat,” ujarnya.
Kata “kami” yang ia gunakan merujuk pada dirinya dan petugas keamanan PT Citra Marga Nusaphala Persada yang merekam aksi itu. Ia mengaku, aksinya divideokan untuk dijadikan hiburan semata. “Kami meminta maaf kepada kalangan masyarakat yang ada di Indonesia,” kata Abah Grandong, “Atraksi tersebut itu adalah kebudayaan dari Banten, yaitu debus.”
Debus, Gaes. Debus.
Abah Grandong, yang video makan kucing hidup-hidupnya viral sampai ke mana-mana itu, menyebutkan dia sedang melakukan debus.
Ya, ya, ya, dari sekian banyak hiburan yang bisa dia lakukan bersama teman-temannya, dia memilih melakukan debus. Pun, atraksi yang dilakukan sungguh anti-mainstream.
Alih-alih menusuk perutnya dengan tombak atau membakar tubuhnya dengan api, Abah Grandong memilih makan kucing. Hidup-hidup pula.
Dan, sekali lagi, ini semua alasannya cuma satu: lagi debus.
Maksud saya, penari ebeg di dekat rumah saya pun kayaknya nggak seiseng itu, deh, nongkrong sama temen-temennya, lalu bilang, “Eh, bosen nih. Nari ebeg, yuk. Aku pengin gigit-gigit kelapa, nih!”
Plis, deh, Bah. Memangnya situ nggak tahu kalau di dunia ini ada permainan kartu macem seven sekop? Serius, Bah, mainan kayak gini lebih aman dan nggak berpotensi membuat Abah dijerat hukuman penjara gara-gara melanggar KUHP Pasal 302 ayat 2 tentang penyiksaan hewan.