MOJOK.CO – Berkat chat keluarga, lelah dan penat kita bisa saja mendadak hilang. Coba duduk sebentar, lalu ingat baik-baik: apakah hal-hal ini juga kamu alami?
Dengan kemudahan teknologi, bentuk komunikasi melalui chat belakangan ini kian mendarah daging. Aplikasi WhatsApp dan sejenisnya mutlak dimiliki karena menjadi media utama berkomunikasi—bukan lagi lewat SMS. Keadaan ini berlaku di semua lini kehidupan, baik kehidupan di kelas kuliah, kantor, asmara, hingga…
…keluarga!!!
Ya, Teman-teman sekalian: chat keluarga adalah bentuk tak terhindarkan dari kemajuan teknologi. Namun, meski bermanfaat dalam bidang komunikasi, chat keluarga ternyata menyimpan manfaat lain, yaitu…
…menunjukkan karakter-karakter unik dan terbaik masing-masing anggota keluarga!!!
Ya, ya, ya, berkat chat keluarga, lelah dan penat kita di kampus dan kantor bisa saja mendadak hilang. Coba duduk sebentar, lalu ingat baik-baik: apakah hal-hal ini juga kamu alami?
1. Grup Bernama Family atau My Family
Mentang-mentang satu keluarga memiliki chat group bersama, nama yang dipilih sebagai nama grup pun cenderung template dan ketebak. Biasanya, chat keluarga terjadi pada grup dengan nama Family atau My Family. Yakin saya!
Kalau bukan kedua nama tadi, pilihan nama berikut mungkin menjadi jawabannya. Di Indonesia, hal ini juga menjadi cara penamaan grup keluarga yang paling sering dilakukan: 1) menggunakan nama bapak (misal: Suripto); 2) menggunakan nama bapak setelah kata The (misal: The Suripto); 3) menggunakan nama bapak sebelum kata Squad (misal: Suripto Squad); 4) menggunakan nama bapak sebelum kata Family (misal: Suripto Family); 5) dalam grup keluarga yang lebih besar, menggunakan nama kakek/buyut setelah kata Bani (misal: Bani Moerdiyanto).
2. Minta Ajari Ganti Foto Profil
Dalam chat keluarga yang terjadi, khususnya bersama bapak dan ibu yang memang baru mengalami masa-masa WhatsApp di usianya yang cukup dewasa, ada topik-topik pembicaraan yang teknis menyangkut WhatsApp itu sendiri. Tak jarang, bapak dan ibu mengomentari foto yang kita pakai sebagai foto profil dan ujung-ujungnya pengin ganti foto sendiri. Sayangnya…
…mereka nggak bisa!!!!1!!!1!!!
“Cara ganti foto gimana?” adalah pertanyaan yang mudah dijawab saat kita berada di tempat yang sama dengan orang tua. Tapi, bagi anak perantauan, pertanyaan ini berarti: meng-screenshot langkah-langkah ganti foto satu per satu untuk dikirimkan lewat chat, lengkap dengan keterangan detail soal menu mana yang harus dipilih.
3. Gaya Chat yang Khas
Entah kenapa, chat keluarga—lagi-lagi terutama dengan bapak dan ibu—punya aura dan gaya yang khas serta berbeda. Beberapa bapak dan ibu di Indonesia, misalnya, jika diamati, cenderung menulis dengan tambahan tanda titik yang kadang terlalu banyak. Jadi, alih-alih berkata “Kamu lagi di mana?”, mereka akan menulis “Kamu lagi di mana…….”.
Gaya yang khas dalam chat keluarga tak berhenti sampai di sana. Ada pula bapak-bapak dan ibu-ibu yang suka melengkapi chat dengan emoji atau stiker. Bagi mereka, semakin banyak emoji, semakin gaullah mereka dalam lingkup chat keluarga. Ada pula yang mencampur-campurkan bahasa Inggris ke dalam chat, tapi menggunakan pelafalan bahasa Indonesia. Alih-alih bilang “Teteh mah mukanya baby face, ya!” mereka malah akan bilang “Teteh mah mukanya beby fish, ya!” Hadeeeh, maksudnya gimana, Pak, Bu? Teteh mukanya kayak ikan peliharannya Beby JKT48, kitu???
Tapi tidak apa-apa, jangan ditertawakan—setidaknya ini lebih menyenangkan daripada chat sama si adik, tapi cuma dibalas dengan “Y” doang gara-gara dia lagi sibuk chatting-an sama pacarnya, mentang-mentang lagi puber!
4. Media Pengingat Ibadah Nomor Satu
Topik paling populer di chat group keluarga selain “kamu-lagi-di-mana” atau “pulang-jam-berapa-ini-udah-malem” adalah topik ibadah, terutama bagi kita-kita (hah, kita???) yang hidup di perantauan. Mau se-ngawur apa pun hidup kita di tanah orang, saat membuka grup keluarga, rohani kita rasanya bagai disiram teh hangat buatan ibu di pagi hari: nyeeess~
Video-video potongan ceramah ustaz, broadcast berisi potongan ayat-ayat Alquran, hingga chat rutin mengingatkan kita untuk segera salat atau sahur untuk berpuasa adalah mutlak muncul dalam chat group. Yaaaah, akhirnya, kita-kita (hah, kita lagi???) yang kadang-kadang bobrok dan berantakan ini pun langsung auto-alim dan ingat dosa saat membuka grup. Alhamdulillah~
5. Gudang Jokes Bapak-Bapak
Entah kenapa, orang tua yang menggunakan WhatsApp cenderung menimbun lelucon alias jokes dari grup-grup lain untuk kemudian di-share ke dalam grup chat keluarga. Mending kalau jokes-nya ‘kompor gas’ kayak komika yang lagi stand-up comedy—lah ini jokes-nya jokes bapak-bapak!
Pernah, kan, di suatu hari yang cerah dan bahagia, tiba-tiba bapak memberikan notifikasi chat di grup keluarga, yang saat dibuka ternyata hanya broadcast semacam: “Kepada Bpk/Ibu/Sdr, Polisi mengimbau masyarakat untuk TIDAK KELUAR RUMAH PADA MALAM 31 DESEMBER 2018 karena dikhawatirkan, saat pulang ke rumah. sampainya bisa tahun depan!”
Hadeeeeeeh!