Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Komen Versus

Sejarah Kata Jancuk: Muncul Gara-Gara Tank Belanda atau Romusha?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
4 Februari 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sejarah kata jancuk punya beragam latar belakang, mulai dari bahasa Belanda, bahasa Jepang, hingga bahasa Arab!

“Kalau sudah Cak-nya, maka ndak komplet kalau tidak ada Jancuk-nya. Maka Jokowi adalah Jancuk. Apa itu Jancuk? Jantan, cakap ulet, dan komitmen, Saudara-saudara.”

Kalimat di atas keluar dari mulut pembawa acara dalam sebuah acara kampanye Jokowi di Surabaya. Sontak, teriakan “Jokowi jancuk” langsung menggema di udara, seolah ingin mengamini kata-kata si pembawa acara tadi.

Agak absurd, sih, tapi ya sudah—mau gimana lagi, ya kan?

Penggunaan kata jancuk di daerah Jawa Timur memang ibarat aku dan kamu—selalu bersatu. Meski tergolong kata kasar dan sering dijadikan umpatan, nyatanya kata jancuk juga bisa digunakan untuk menunjukkan kedekatan antara si penutur dengan lawan bicaranya. Bahkan, kata ini bisa memiliki makna yang netral-netral aja seperti ungkapan, “Piye, Cuk, kabarmu?”

Kata ini juga bisa bermakna positif, seperti, “Jancuk, aku enthuk hadiah, cuuk.” Atau bisa dimaknai, “Syukurlah, aku dapat hadiah.”

Maraknya penggunaan kata jancuk ini pun menggelitik beberapa orang kurang kerjaan: sebenarnya, dari mana kata jancuk itu berasal, sih? Kenapa harus jancuk? Apakah karena kalau Jan Ethes itu sudah dipakai sebagai nama cucu Presiden??? Hmmm???

Usut punya usut, sejarah kata jancuk memang telah dicari tahu oleh banyak orang kurang kerjaan sebelum ini.

Pertama-tama, perlu kita ketahui bahwa kata jancuk memiliki persamaannya sendiri, yaitu jancok, diancuk, diancok, cuk, dan cok. Dalam KBBI, kata ini memang tidak ditemukan. Namun, mengacu pada kamus daring Universitas Gadjah Mada, kata ini bermakna sialan, keparat, brengsek, atau—dengan kata lain—merupakan ekspresi kekecewaan, umpatan, dan keheranan.

Lantas, dari mana kata jancuk ini berasal? Setidaknya, tercatat ada lima versi sejarah kata jancuk yang beredar di masyarakat.

Pertama, sejarah kata jancuk disebut erat kaitannya dengan nama pelukis Belanda yang—uniknya—tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Loh, loh, kok bisa???

Pelukis Belanda yang satu ini bernama Jan Cox dan sedang berada di masa-masa ketenarannya. Kala itu, pasukan Belanda di Surabaya datang untuk melucuti tentara Jepang dengan mengendari tank. Salah satu tank yang mereka memiliki bertuliskan “Jan Cox”.

Ya, ya, ya, kebiasaan menuliskan nama seseorang atau sesuatu di badan tank, pesawat, maupun bom, konon sering dilakukan para tentara  semasa Perang Dunia II. Banyak orang memprediksikan bahwa awak operator tank M3 A3 Stuart ini sangat menyukai pelukis Jan Cox, sampai rela mengukir namanya di badan tank tadi.

Yaaaah, mirip-mirip kamu yang dulu pakai nama Facebook “Mrs. Bieber Forever” gitu, laaaah~

Iklan

Naaah, akibat nama Jan Cox tadi, prajurit Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Surabaya pun mulai mengidentifikasi tank musuh dengan nama Jan Cox itu sendiri. Jadi, setiap kali tank Belanda datang, mereka akan berseru, “Jan Cox! Jan Cox!” sebagai tanda peringatan bahaya.

Namun, kisah lain seputar sejarah kata jancuk di zaman penjajahan Belanda juga muncul. Konon, kata ini berasal dari kata yantye ook dalam bahasa Belanda, yang bermakna kamu juga. Dulu sekali, remaja Surabaya disebut sering mencemooh warga Belanda (savage!!!) dengan istilah di atas, yang dieja hingga berbunyi seperti “yantcook”. Lama-kelamaan, kata ini berubah bunyi menjadi jancok atau dancok.

Kedua, sejarah kata jancuk terilhami dari bahasa Jepang.

Jangan dulu bayangkan anime yang tokohnya berseru imut, “Moe moe kyun!”—kata jancuk ini kabarnya berasal dari kata sudanco yang dulu sering digunakan pada masa penjajahan Jepang. Sering dipakai untuk menegur romusha, kata sudanco ini sendiri bermakna “Ayo, cepat!”, yang kemudian menimbulkan kekesalan para pemuda. Akhirnya, kata bahasa Jepang ini pun bernasib sama seperti kata yantye ook: diplesetkan, hingga berbunyi menjadi dancok.

Ketiga, sejarah kata jancuk sudah dimulai bahkan sejak kedatangan bangsa Arab.

Dalam bahasa Arab, kata da’ berarti “meninggalkanlah kamu”, sedangkan assyu’a berarti “kejelekan”. Saat digabung, kedua kata ini membentuk kata da’suk yang berarti “tinggalkanlah keburukan”.

Wah, maknanya bagus sekali—kenapa bisa berubah jadi umpatan jancuk, ya? Entahlah, tapi memang kata da’suk tadi disebut-sebut sebagai awal mula jancok di Surabaya.

Keempat, jancuk berarti umpatan—sebagaimana mestinya.

Di Surabaya, beredar keyakinan bahwa kata jancuk mulanya merupakan akronim dari “Marijan ngencuk” (ngencuk: berhubungan badan). Istilah ngencuk inilah yang kemudian juga digunakan sebagai bentuk umpatan, setelah berubah bentuk menjadi dancuk, jancuk, ataupun jancok.

Kelima, sejarah kata jancuk erat kaitannya dengan istilah bahasa Jawa.

Badan penelitian Jaseters pernah menyebutkan bahwa jancuk adalah gabungan dari kata jan dan cak. Seperti pada nama Jan Ethes, kata jan di sini bermakna sangat, benar-benar. Sementara itu, kata cak dalam bahasa Jawa Timur berarti kakak. Alhasil, gabungan kata jancuk menimbulkan makna “Kakak, kamu sangat kelewatan.”

Dari beragam data sejarah kata jancuk, belum dapat dipastikan mana yang paling akurat. Bisa saja, semuanya benar-benar benar (nah loh, bingung nggak?) dan menjadi cikal bakal terbentuknya kata jancuk yang hakiki.

Yah, yang penting mah sekarang kita bisa pakai kata jancuk dengan sebebas-bebasnya, ya?

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: bahasa arabjan ethesjokowipenjajahanromushasejarah kata jancuktank Belanda
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

Kereta Cepat Whoosh DOSA Jokowi Paling Besar Tak Termaafkan MOJOK.CO
Esai

Whoosh Adalah Proyek Kereta Cepat yang Sudah Busuk Sebelum Mulai, Jadi Dosa Besar Jokowi yang Tidak Bisa Saya Maafkan

17 Oktober 2025
Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi.MOJOK.CO
Aktual

Sialnya Warga Banjarsari Solo: Dekat Rumah Jokowi, tapi Jadi Langganan Banjir Gara-gara Proyek Jokowi

7 Maret 2025
3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini MOJOK.CO
Esai

3 Rupa Nasionalisme yang Mewarnai Indonesia Hari Ini

26 Februari 2025
Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG
Video

Afnan Malay: Membedah Hubungan Prabowo-Jokowi Setelah Pemilu dan Janji Program MBG

18 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.