MOJOK.CO – Sebagai penggemar musik dangdut-koplo juga lagu-lagu SID, izinkan saya membela Via Vallen dalam perseteruannya dengan Mas Jerinx SID.
“Andai ku malaikat kupotong sayapku
Dan rasakan perih di dunia bersamamu…”
Jujur saja, pasti kalian membaca kalimat di atas dengan cara menyanyikannya, kan? Ngomong-ngomong, kalian tahu nggak kalau kalimat itu adalah lirik lagu, dari siapa hayooo?
Kalau saya, kali pertama mendengar lagu tersebut di acara panggung dangdut tujuh belasan. “Hmm, sedap juga ini lagu. Puitis,” gumam saya dalam hati sambil ikut goyang tipis-tipis dan sesekali ikut menyanyikan liriknya.
Setelah itu, saya mendengar lagu itu ternyata banyak dinyanyikan oleh banyak orang. Sampai akhirnya saya tahu, yang saya dengar di acara tujuh belasan itu bukan versi asli. Ternyata lagu itu berjudul Sunset di Tanah Anarki milik Superman Is Dead.
Kisah perkenalan saya dengan lagu tersebut sudah lama sekali. Hari ini ingatan saya tentang itu terpanggil kembali karena melihat teguran Jerinx SID kepada Via Vallen melalui unggahan di Instagram.
Jerinx mengatakan bahwa pihak Via Vallen telah melakukan hal tidak pantas dengan menyanyikan ulang dan merekam lagu milik orang lain yang kemudian produk dvdnya dijual. Menurut Jerinx, orang yang melakukan hal semacam itu tidak ada bedanya dengan fucking whore atau pelacur sialan.
Via Vallen tidak diam saja ketika tahu bahwa Jerinx menyerang dirinya. Dia memberikan klarifikasi lewat unggahan di instagram juga. Via Vallen telah mengaku salah dan meminta maaf atas kesalahannya. Dia memang menyanyikan lagu SID tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Via mempertanyakan mengapa cuma dirinya yang diserang padahal banyak penyanyi lain yang menyayikan ulang lagu tersebut. Via juga tidak terima ketika dia dikatakan sebagai pelacur.
Teguran Jerinx tersebut rawan diartikan sebagai pelanggaran Hak Cipta. Tetapi, untuk kasus ini memang tidak ada pelanggaran karena pihak label Via tidak pernah melakukan perekaman dan menjual dvdnya. Bahkan, jika ditemukan dvd dari label resmi (bukan bajakan) Via siap untuk menuntut label tersebut karena Via merasa tidak pernah melakukannya. Sekali lagi, Via hanya mendapatkan honor dari hasil menyanyi di panggung.
Melalui komentarnya di unggahannya sendiri di Instagram, Jerinx memberikan jawaban.
“Kenapa saya cuma serang satu penyanyi? Karena untuk tipe penyanyi genre tersebut, dia yang paling terkenal. Dan imbasnya bakalan besar untuk menyadarkan penyanyi lain yg–baik sengaja/tidak–cari makan dengan cara merusak ruh lagu orang lain. Saya angkat isu ini sekarang karena kami baru rilis album dan tak mau lagu-lagu baru kami diperlakukan seperti SDTA,”
Sebentar, sebentar, dari pernyataan Mas Jerinx ini saya kok nangkapnya Mas Jerinx ini memandang rendah genre dangdut-koplo, ya. Seakan-akan Mas Jerinx bilang bahwa genre musik dangdut-koplo lebih rendah dari genre musiknya SID sehingga penyanyi dengan genre dangdut-koplo tidak pantas untuk membawakannya. Kok bisa begitu Mas?
Emang sih, genre musik dangdut-koplo yang hidup dan berkembang di kampung selama ini sering dipandang sebelah mata. Mau sekuat apa pun acara pencarian bakat penyanyi dangdut di televisi beserta artis-artisnya berusaha menaikkan nilai dangdut, hasilnya tidak banyak berpengaruh. Gara-gara musik dan goyangannya, banyak yang belum bisa menyepakati bahwa dangdut sama pantasnya dengan genre musik lainya.
Jika saya boleh turut berkomentar, sebenarnya, sebagai penikmat musik dangdut-koplo sekaligus penggemar lirik puitisnya Sunset di Tanah Anarki serta beberapa lagu SID yang lain, saya agak menyayangkan pernyataan tersebut. Lagi pula, genre musik itu kan selera masing-masing orang. Misalnya, Mbak Via dengan dangdut-koplonya dan penyanyi lain dengan khasnya masing-masing. Lalu mengapa seolah-olah Mas Jerinx sama sekali tidak mau lagu-lagunya dibawakan kembali oleh penyanyi dengan genre dangdut-koplo?
Bukankah jika sebuah lagu sering dinyanyikan apalagi oleh penyanyi lain, berarti lagu itu disukai, ya? Masa lagunya disukai banyak orang kok malah tidak mau, Mas Jerinx ini memang benar-benar muda, beda, dan berbahaya.
Sepanjang pendengaran saya terhadap lagu-lagu SID, memang liriknya seolah memiliki misi yang khas, yaitu menyampaikan spirit tentang kemanusiaan dan persatuan. Misalnya, Sunset di Tanah Anarki dengan semangat dan romantisme seseorang yang berjuang di luar zona nyaman. Jika Kami Bersama dengan ajakannya terhadap para pemuda yang walaupun berbeda, tetap bisa bersatu sehingga bisa menghasilkan kekuatan yang hebat. Juga, lagu yang paling saya sukai Kuat Kita Bersinar. Setiap mendengar lagu itu seolah saya diingatkan bahwa segala yang ada dunia ini tidak sama dan itu indah.
Setidaknya itu menurut pendengaran saya terhadap lagu yang telah disebarluaskan. Jika kalian meragukan pendengaran saya, coba dengarkan sendiri lagu-lagu lainnya juga.
Tetapi, setelah Jerinx menegur Via Vallen dan memberikan pernyataan seperti komentar yang saya kutip di atas, sekali lagi, ada hal yang patut disayangkan.
Menurut saya, Jerinx telah menghancurkan semangat humanisme dan persatuan yang selama ini telah melekat dengan lagu-lagu SID. Jika dilihat-lihat, lagu SDTA secara konkret telah berhasil mewujudkan semangat kemanusiaan dan persatuan lewat para penyanyi yang berbeda-beda gaya itu. Mereka menyanyikan satu lagu yang sama bersama para penggemarnya masing-masing.
Jadi sampai di sini, Mas Jerinx tidak punya hak untuk menilai tingkat pemahaman seseorang terhadap karyanya. Setiap orang punya kepala dan cara menikmati segala sesuatu. Seolah-olah SID sedang bermetamorfosa menjadi grup yang eksklusif. Hal itu membuat saya khawatir bagaimana nanti jika saya tak lagi bisa mendengarkan lagu-lagu SID yang puitis itu.
Oh ya, kembali ke lagu SID yang paling saya sukai Kuat Kita Bersinar. Saya hanya ingin mengingatkan kepada Mas Jerinx tentang lagu yang rilis tahun 2010 itu. Saya rasa Mas Jerinx telah merusak ruh lagu itu lewat segala pernyataan membabi buta atas lagu SID yang dinyanyikan ulang oleh penyanyi dangdut-koplo. Bayangkan Mas, dalam delapan tahun setelah lagu itu rilis, sudah berapa kali Mas Jerinx bersama SID membawakan lagu itu?
Jangankan Via Vallen yang hanya menyanyikan ulang, Mas Jerinx saja yang punya lagu itu seolah lupa bahwa SID dan musisi lain memang berbeda. Dan berdasarkan lagu Kuat Kita Bersinar itu kan berbeda tidak apa-apa? Justru lewat lagu-lagu SID musisi yang berbeda-beda itu berhasil disatukan lewat lagu Sunset di Tanah Anarki dan mungkin lagu-lagu SID yang lain (jika diperbolehkan) dengan gayanya masing-masing. Keren nggak tuh?
Apalagi, Jerinx mengatakan bahwa Via Vallen dan kawan-kawan sealirannya telah merusak esensi lagu SID untuk cari makan. Bagi saya, itu merupakan tuduhan yang jahat. SID dan Via Vallen serta kawan-kawan sealirannya sama-sama orang yang cari makan dari aktivitas menyanyi. Via Vallen dan kawan-kawan sealirannya pernah membawakan ulang lagu SID dengan gayanya. SID pun pernah membawakan ulang lagu “Aku Anak Indonesia” karya A.T. Mahmud dengan gaya musiknya sendiri. Kan?
Iya, iya Mas Jerinx, SID mau bikin album baru tapi domplengannya mbok jangan gitu-gitu amat! Percayalah, ikuti saran saya sebagai pecinta SID sekaligus Via Vallen. Mbak Via itu mbok digandeng buat nyanyi bareng lagu Kuat Kita Bersinar saja,
Ayo bangun dunia di dalam perbedaan, jika satu tetap kuat kita bersinar, harus percaya tak ada yang sempurna dan dunia kembali tertawa…