Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan Ragam

Merunut Campur Tangan Asing di Balik Kampanye Antirokok Menentang Kebijakan Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok

Muchamad Aly Reza oleh Muchamad Aly Reza
2 Oktober 2025
A A
Merunut campur tangan asing di balik kampanye antirokok yang tentang kebijakan Purbaya tak naikkan cukai rokok 2026 MOJOK.CO

Ilustrasi - Merunut campur tangan asing di balik kampanye antirokok yang tentang kebijakan Purbaya tak naikkan cukai rokok 2026. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sejumlah pihak antirokok menentang kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, yang tidak menaikkan cukai rokok pada 2026. Mereka mengirimi karangan bunga berisi ungkapan “duka cita”.

Sebab, bagi pihak antirokok, jika cukai rokok tidak naik, maka produksi rokok bisa lebih longgar tanpa himpitan. Hal itu dianggap bisa menaikkan jumlah perokok. Terutama perokok anak.

Cukai rokok naik, pihak antirokok merasa tak didengar

Salah satu pihak yang menentang dan mengirim karangan bunga adalah Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC).

“Kalau alasan Pak Menteri membatalkan kenaikan cukai rokok karena mendengar masukan dari industri rokok, lalu kapan Bapak akan mendengar suara kami yang terdampak?,” ujar Ketua Umum IYCTC dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/9/2025).

IYCTC juga menguraikan sejumlah narasi bahwa cukai rokok seharusnya naik tinggi. Sebab, bagi Manik, kenikan cukai rokok merupakan cara efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat hingga solusi ekonomi.

Merunut campur tangan asing di balik kampanye antirokok

Saat dihubungi, Komunitas Kretek dan Komite Nasional Pelestarian Kretek (KNPK) mencoba mengajak untuk merunut campur tangan asing di balik kampanye antirokok—yang kini getol menentang tidak naikknya cukai rokok oleh Purbaya.

Juru Bicara Komunitas Kretek, Rizky Benang, menyebut bahwa ada sekian jawaban untuk membantah siaran pers dari IYCTC. Sebagian besar bisa dilihat di kanal resmi Komunitas Kretek.

Nah, balik ke penekanan Komunitas Kretek dan KNPK di atas—perihal campur tangan asing. Merujuk kanal resminya, IYCTC merupakan organisasi kepemudaan yang diinisasi pada 2021 silam. Beranjak dari seminar bertajuk “Peran Pemuda dalam Estafet Pengendalian Tembakau di Masa Kini dan Masa Depan” pada tanggal 30 Januari 2021, IYCTC lantas menaruh concern pada advokasi pengendalian tembakau.

“Lalu mari kita lihat. Ada program IYCTC yang berkolaborasi dengan Yayasan Lentera Anak. Yayasan Lentera Anak ini sudah dipastikan menerima donor asing dalam misi pengendalian tembakau,” ujar Rizky di Rumah Kretek Indonesia, Rabu (1/9/2025).

Tabir yang terungkap di tengah kisruh PB Djarum

Pada 2019 silam, Audisi Umum PB Djarum—gelaran audisi untuk bibit-bibit atlet bulu tangkis nasional—divonis oleh Yayasan Lentera Anak dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah melakukan eksploitasi dengan menjadikan anak sebagai media iklan rokok dalam audisi di Bandung Juli 2019.

Situasi itu sampai membuat Djarum Foundation memutuskan menghentikan Audisi Umum PB Djarum per 2020. Namun, saat itu, tidak sedikit publik yang berdiri di sisi PB Djarum.

“Sebab, publik melek, audisi itu murni kepentingan olahraga. Atlet-atlet jebolan PB Djarum juga telah menyumbang atlet-atlet yang mengharumkan nama bangsa,” kata Rizky.

Di tengah riuh-rendah situasi tersebut, mencuat desas-desus kalau KPAI dan Yayasan Lentera Anak menerima donor dari Bloomberg—pendonor untuk kampanye antirokok internasional. KPAI saat itu menegaskan tidak menerima donor sepeserpun dari Bloomberg.

Namun, tersebar bukti bahwa Yayasan Lentera Anak mengajukan proyek ke Tobacco Control Grants untuk menekan angka perokok usia dini. Tobacco Control Grants sendiri merupakan sebuah proyek untuk mereduksi penggunaan produk tembakau yang didanai oleh Bloomberg.

Iklan

Kepalang tanggung, Ketua Umum Yayasan Lentera Anak saat itu, Lisda Sunardi, mengakui kebenaran dari desas-desus tersebut. Bahkan, merujuk laporan Tirto dalam “Polemik Beasiswa PB Djarum, KPAI Bantah Dapat Dana dari Bloomberg”, Lisda menyebut ada banyak LSM di Indonesia yang juga menerima donor serupa.

Antirokok sarat kepentingan asing, sejak dulu kala

Sementara itu, Koordinator KNPK, Khoirul Atfifudin membeber, kampanye antirokok memang sudah sejak dulu kala sarat dengan kepentingan asing. Buku Nicotine War karya Wanda Hamilton, menurutnya, sudah sangat gamblang mendedahnya, di samping buku-buku lain.

Merujuk buku tersebut, kata Atfi, kampanye antirokok gencar dilakukan sejak 1990-an. Saat itu industri farmasi sedang berupaya merebut pasar nikotin dari industri hasil tembakau. Caranya, yakni dengan membangun narasi-narasi menjatuhkan IHT.

Kampanye antirokok ini menggandeng WHO, lembaga kesehatan lain, lembaga swadaya internasional, hingga lembaga negara. Kampanye itu tentu butuh donor besar untuk beroperasi. Nah, Michael Bloomberg masuk sebagai salah satu pendonor besar melalui Institute for Global Tobacco Control yang berdiri pada 1998.

“Lembaga itu mendanai riset-riseta untuk mempengaruhi kebijakan WHO mengenai masalah tembakau. Salah satu output-nya adalah Framework Convention Tobacco Control (FCTC). FCTC ini diadopsi Indonesia menjadi regulasi-regulasi yang mencekik IHT,” beber Atfi.

Bukti lain…

Kalau mau bukti lain, Atfi menyinggung laporan Kontan pada 2021 silam. Disebutkan, Vital Strategies, entitas bisnis dari The International Union Against Tubercolusis and Lung Disease (The Union), salah satu penerima dana terbesar Bloomberg Philanthropies untuk gerakan anti tembakau mengaku memberikan dana ke sejumlah pemerintah daerah di Indonesia, termasuk DKI Jakarta.

Sokongan dana tersebut digunakan untuk mendorong terbentuknya regulasi larangan promosi rokok, sebagaimana terungkap dari dokumen pajak (Form 990) Vital Strategies kepada Internal Revenue Service (IRS): Otoritas pajak di Amerika Serikat.

Dalam Form 990 tahun 2017, Vital Strategies mengklaim regulasi terkait larangan promosi dan iklan rokok di Jakarta dan Bogor merupakan hasil kerja mereka bersama pemerintah daerah setempat.

Bahkan sempat viral juga surat dari Gubernu DKI Jakarta saat itu, Anies Baswedan, tertanggal 4 Juli 2019. Surat tersebut berisi ucapan terima kasih Anies atas kerja sama dengan Bloomberg Philanthropies yang sudah terjalin. Anies juga melaporkan capaian-capaian Pemda DKI dalam memerangi rokok.

“Saya mau bilang begini. IHT itu simbol kedaulatan ekonomi nasional. Negara bergantung dari industri ini. Rakyat bergantung. Dan perlu digarisbawahi: Ini industri legal. Jadi jangan sampai ada kepentingan asing masuk buat merusak kedaulatan kita,” tegas Atfi.

Cukai rokok, kesehatan, dan jalan tengah agar industri tak mati

Atas riuh-rendah kenaikan cukai rokok Komisi XI DPR, Misbakhun, menyebut bahwa keputusan Menkeu Purbaya tidak menaikkan cukai rokok adalah langkah tepat demi menjaga roda ekonomi. Ia menilai, Purbaya mengerti permasalahan fundamental di persoalan cukai IHT. Namun, Misbakhun mengatakan, perlu ada kajian ulang menyangkut cukai IHT.

“Misalnya bagaimana cukai rokok itu bisa turun, tapi tetap menjaga kondisi ekonomi, tapi juga ada regulasi soal kesehatan,” kata Misbakhun dalam keterangan yang Mojok terima, Selasa (30/9/2025).

“Termasuk perlu dievaluasi total terhadap izin-izin yang berkaitan dengan tata cara mendapatkan CHT untuk pengusaha-pengusaha kecil, masyarakat-masyarakat UMKM yang selama ini menggantungkan hidupnya di Industri Hasil Tembakau,” sambungnya, sebagai tawaran solusi memberantas rokok ilegal.

Kesehatan dan ekonomi masyarakat adalah dua hal yang sama-sama prioritas. Oleh karena itu, dalam kapasitasnya sebagai Menkeu, Purbaya mencoba memastikan keberlangsungan ekosistem ekonomi nasional. Salah satunya lewat kebijakan tak menaikkan cukai rokok.

Untuk konteks kesehatan, Purbaya mendorong agar semua pihak di sektor kesehatan harusnya lebih banyak membuat program yang lebih konkret untuk perokok. Bukan serta-merta mematikan industrinya.

“Kalau Anda mau ajarin agar mereka nggak ngerokok ya, diajarin lah pengertian supaya nggak ngerokok, dan harusnya bertahap. Saya belum lihat ada program bertahap yang ciptakan lapangan kerja yang gantikan orang di industri rokok kalau itu tutup semua,” ujar Purbaya mengutip Detik Finance.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: 4 Alasan Kebijakan Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok Tak Perlu Ditentang atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

.

 

 

 

Terakhir diperbarui pada 2 Oktober 2025 oleh

Tags: Cukai Rokokihtindustri hasil tembakaumenkeupurbaya
Muchamad Aly Reza

Muchamad Aly Reza

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Tembakau Hidupi 6 Juta Orang tapi Mau Dibunuh? Bajingan Sekali! MOJOK.CO
Esai

Industri Hasil Tembakau Menghidupi 6 Juta Petani dan Rakyat Kecil tapi Kamu Mau Membunuh Sumur Rezeki Ini? Kamu Jahat Sekali

2 Oktober 2025
Dukung kebijakan Purbaya tak naikkan cukai rokok. MOJOK.CO
Catatan

4 Alasan Kebijakan Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok Tak Perlu Ditentang

1 Oktober 2025
cukai rokok, tembakau.MOJOK.CO
Ragam

Cukai Rokok Tak Naik: Melawan Tekanan Antirokok, Menjaga Nafkah Jutaan Petani dan Buruh

1 Oktober 2025
Purbaya Hendak Selamatkan Petani, tapi Malah Dijegal (Rokok Indonesia:Ekosaint)
Pojokan

Niat Mulia Purbaya Mencegah Kematian Industri Tembakau Malah Dihalangi, Sementara Aksi Premanisme Sri Mulyani Memeras Keringat Petani Dibela

1 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.