Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?!

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
26 Juni 2021
A A
ilustasi Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?! mojok.co

ilustasi Pakai Lipstik padahal Maskeran, Pakai Parfum padahal Mau Tidur. Ya Emang Kenapa?! mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ngecat rambut padahal pakai hijab, dandan padahal di rumah aja, ya nggak apa-apa. Kepercayaan diri kadang muncul karena kepuasan macam ini.

Banyak yang salah sangka bahwa melakukan permak penampilan tidak seratus persen dilakukan untuk caper ke orang lain. Terkadang ada campur tangan perasaan puas di dalamnya. Belakangan ini kawan-kawan perempuan saya mengeluhkan betapa awetnya stok lipstik mereka yang tak pernah digunakan. Katanya, agak percuma pakai lipstik kalau ujung-ujungnya ditutup pakai masker.

Secara praktis, pakai lipstik saat hendak pakai masker itu terasa seperti perbuatan yang sia-sia. Kecuali jika lipstik itu memang mengandung vitamin-vitamin dan si pemakai ingin meraih manfaat lebih dari sekadar manfaat visual. Kasus ini hampir serupa dengan kasus yang saya alami ketika dijulidin pakai eyeliner padahal bakal ketutup sama kacamata. Tapi, akhirnya saya tidak peduli karena tetap memakainya.

Kasus pakai lipstik saat maskeran juga dianggap mirip dengan cewek-cewek yang nekat ngecat rambut padahal mereka pakai hijab. Banyak yang menganggap ini perbuatan percuma dan kesia-siaan. Seolah-olah cewek yang pakai hijab nggak punya hak buat merasa puas dengan warna rambut mereka sendiri.

Seorang kawan saya yang juga pakai hijab, rela merogoh kocek tidak sedikit untuk mengecat rambutnya dengan warna kekinian. Waktu kebetulan dia menginap di tempat tinggal saya dan menunjukkan rambutnya itu, saya jadi pengin ikutan ngecat rambut saking bagusnya. Yang bikin sebal, kawan saya ini pernah cerita, “Kata Mas XX perbuatanku ngecat rambut ini satu dari sekian banyak hal yang sia-sia di dunia ini. Dia menyarankan aku lepas hijab aja.”

Tidak ada respons yang lebih pas selain, “Idiiih.”

Saya mengerti, pakai lipstik padahal maskeran, pakai parfum padahal mau tidur, pakai eyeliner padahal ketutup kacamata, ngecat rambut padahal pakai hijab, dan kasus-kasus “padahal” lainnya memang sekilas terasa seperti mengerjakan hal sia-sia. Ya kalau sia-sia lebih baik nggak dikerjakan dong, begitu kan anggapan orang-orang?

Tapi, gini lho, nggak semua hal yang dilakukan orang lain di dunia ini harus masuk akal di otak kita. Pemerintah bikin kebijakan juga seringnya bikin rakyat nggak habis pikir, apalagi kalau cuma perbuatan receh macam pakai lipstik pas maskeran?

Nyatanya perbuatan yang dianggap sia-sia itu tidak sepenuhnya buang waktu. Ada kalanya orang-orang pengin merasakan feel good about themselves. Ya kalau saya dandan cakep banget padahal nggak ngonten dan nggak keluar rumah emang kenapa? Orang-orang yang nggak paham selalu bilang, “Kayak bakal ada cowok yang lihat aja.” Ya tolong mohon maaf, punten banget ini mah. Hidup perempuan itu nggak sepenuhnya dibuat untuk menyenangkan laki-laki. Kamu pikir seseorang tampil cantik cuma biar pasangannya makin sayang? Kamu pikir cewek kondangan pakai dandan menor biar dapet cem-ceman sepulang acara resepsi? Nggak gitu konsepnya, Bambangku~

Seseorang pakai lipstik saat maskeran, mungkin aja memang terbiasa mewarnai bibir. Nggak enak juga punya bibir yang dibiarkan pucat. Toh, maskernya juga dilepas lagi sesampainya di rumah. Lalu apa yang salah dari pakai lipstik di dalam rumah? Trek-trekan di dalam rumah orang tua, baru… autodurhaka. Sama halnya dengan cewek-cewek berhijab yang pengin punya rambut ombre galaxy. Memangnya salah merasa puas dengan warna rambut sendiri? Siapa tahu seiring kebahagiaan yang dia raih saat sedang ngaca, tumbuh kepercayaan diri yang luar biasa. Ini soal perasaan di dalam dada, Bos. Orang lain juga nggak merugi karena rambut cewek berhijab bukan urusan orang di jalanan. Toh ngecat rambut juga pake uang sendiri. Nggak usah julid deh ih.

Berdandan, mempercantik diri, punya penampilan menarik, tidak sebanding lurus dengan kebahagiaan lawan jenis. Ngapain juga kami, para perempuan menyediakan tontonan visual gratis ke cowok-cowok kalau kami memang nggak kepengin. Stop ngurusin orang-orang berlebihan dan biarkan mereka bahagia dengan apa yang mereka lakukan. Wong ya bahagianya mereka nggak mengusik hidup orang lain kok.

Meski kadang nggak habis pikir melihat cewek-cewek dandan super outstanding padahal cuma ke warung burjo, saya bisa maklum. Layaknya mereka memaklumi saya yang pakai kolor dan sandal jepit ke mal. Dandanan kami mungkin terlihat agak berbeda dan terasa cukup sia-sia, tapi kami nggak sedang berusaha bikin sakit mata, nggak melukai orang lain juga. Apalagi yang pakai lipstik padahal maskeran, super harmless.

Kembali ke Mas XX yang diceritakan kawan saya. Dia bisa jadi satu dari sekian banyak orang yang ngeyel kalau berpenampilan itu sebaiknya dilakukan juga demi orang lain. Menurutnya, eman-eman banget udah merogoh kocek lumayan, udah usaha dandan sampai cakep, tapi nyatanya cuma buat diri sendiri. Mungkin sebagian dari pendapatnya itu diutarakan karena blio kurang punya waktu buat menyayangi dan mengagumi diri sendiri. Kalau blio terlahir sebagai orang lain, dia nggak akan jatuh cinta sama bentuk dirinya sekarang. Hmmm, kurang self love. Sebagian pendapatnya juga diutarakan karena blio penasaran sama rambut kawan saya yang pakai hijab. Penasaran juga sama warna yang dibilang kawan cewek-ceweknya bagus. Yang sabar, Mas. Nggak semua hal di dunia ini perlu kamu lihat.

BACA JUGA Kalau Alis Perempuan Bercadar Masih Dibilang Menggoda, Kenapa Kamu Tak Pakai Kacamata Kuda Aja? dan tulisan AJENG RIZKA lainnya.

Terakhir diperbarui pada 26 Juni 2021 oleh

Tags: dandanmakeuppercaya diriperempuanself love
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

pekerja hotel, surabaya, jogja.MOJOK.CO
Podium

Larangan Hijab dalam Industri Perhotelan: Antara Hijabophobia atau Upaya Mengatur Tubuh dan Penampilan?

14 Januari 2024
Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini  MOJOK.CO
Kilas

Pesan Anak Perempuan untuk Ayahnya: Perasaanku Hancur, tapi Aku Hebat Sejauh Ini 

31 Desember 2023
Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa MOJOK.CO
Kilas

Uneg-uneg dari Perempuan Lajang Usia 28 Tahun yang Tinggal di Desa

13 Desember 2023
Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau MOJOK.CO
Kilas

Hal Paling Menyebalkan Bagi Perempuan: Diragukan Bisa Merantau

1 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Guru sulit mengajar Matematika. MOJOK.CO

Susahnya Guru Gen Z Mengajar Matematika ke “Anak Zaman Now”, Sudah SMP tapi Belum Bisa Calistung

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.