Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Belajar Beradab dari Arteria Dahlan yang Tidak Beradab

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
11 Oktober 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Tayangan acara Mata Najwa yang membahas tentang Perpu KPK beberapa waktu yang lewat benar-benar menjadi panggung kesialan bagi anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan.

Episode Mata Najwa tersebut benar-benar membuat Arteria Dahlan langsung menjadi public enemy. Maklum, dalam acara tersebut, Arteria menampilkan sikap yang dianggap tidak beradab.

Kepada Emil Salim, Mantan Menteri Lingkungan Hidup sekaligus ahli ekonomi dan cendekiawan, Arteria tak segan “ngegas” dan bahkan menunjuk-nunjuk sosok sepuh tersebut. Ia berkali-kali memotong penjelasan Emil Salim. Lebih jauh, ia bahkan menganggap pendapat Emil Salim sesat.

Bukan hanya pada Emil Salim, sikap tak menyenangkan tersebut juga ia suguhkan pada pembicara lain. Ia beberapa kali memotong argumen narasumber kendati sudah diperingatkan berkali-kali oleh Najwa Shihab sebagai empunya acara.

Sikap Arteria Dahlah yang menyebalkan itu membuat dirinya layak untuk berada dalam satu panggung debat bersama Munarman dan Arief Poyuono dengan moderator Ramzi atau Gilang Dirga.

Masyarakat langsung merespon tayangan tersebut. Arteria langsung dihujat dan dibully berjamaah di sosial media. Masyarakat seperti menemukan musuh bersama. 

Entah kenapa, jiwa jahat saya merasa sangat bahagia melihat seseorang seperti Arteria Dahlah dibully sedemikian rupa. Iya, saya jahat. Tapi ah, bodo amat.

Di sosial media, saya banyak menemukan orang-orang yang membela Arteria Dahlan. Mereka menyayangkan kenapa publik lebih fokus pada sikap Arteria Dahlan alih-alih pada substansi argumennya.

Bagi saya, lautan massa yang mengecam sikap tak beradab Arteria Dahlan dalam sebuah diskusi (apalagi lawannya ada orang yg lebih tua) justru merupakan sedikit harapan bahwasanya kita masih sangat peduli dengan adab. Pendidikan moral kita masih cukup bisa diandalkan kendati PMP sudah lama hilang.

Kita masih cukup punya kegelisahan dan keresahan ketika adab tidak ditunaikan dengan baik. Kita masih gusar dan marah ketika melihat ada orang tua ditunjuk-tunjuk dan disela pendapatnya berkali-kali.

Soal argumen, saya merasa itu biarlah menjadi menjadi hal lain. Baik Arteria maupun lawan bicaranya punya dalih dan landasan berpikir sendiri. Boleh jadi Arteria benar, tapi bisa juga salah. Begitu pula lawan bicaranya.

Tapi tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, berbicara dengan nada tinggi pada orang tua, dan merasa dirinya paling tahu akan satu perkara adalah hal yang saya pikir kita semua sepakat menganggapnya sebagai sesuatu yang salah.

Boleh jadi kita memang tidak sependapat dengan pak Emil Salim, tapi rasanya kita merasa prihatin tatkala ia diperlakukan sedemikian rupa. Ini sama seperti kita boleh saja tidak setuju dengan argumen Pak Tamrin Tamagola, namun kita wajib marah saat ia diguyur wajahnya dengan secangkir teh oleh Munarman.

Pada titik tertentu, saya merasa kita patut bersyukur atas sikap Arteria. Ia menjadi bukti bahwa kita setidaknya tidak sebarbar dirinya. Ia juga menjadi bahan pelajaran yang baik untuk kita.

Iklan

Mengutip apa kata Gus Mus dalam unggahan Instagramnya, “Dari orang yang tidak beradab pun, kita bisa belajar menjadi orang beradab.”

Terakhir diperbarui pada 11 Oktober 2019 oleh

Tags: Arteria Dahlanemil salim
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak
Pojokan

Pelajaran Political Correctness untuk Edy Mulyadi dari Suku Dayak

24 Januari 2022
Surat Terbuka untuk Arteria Dahlan dari Orang Sunda
Esai

Surat Terbuka untuk Arteria Dahlan dari Orang Sunda

21 Januari 2022
puan maharani mojok.co
Esai

Baliho Puan Maharani di Desa Terdampak Semeru dari Kacamata Tukang Pasang Baliho

24 Desember 2021
ICW Sesalkan KPK Lemot karena UU Baru, Politisi PDIP Sebut KPK Bermain Politik
Kilas

ICW Sesalkan KPK Lemot karena UU Baru, Politisi PDIP Sebut KPK Bermain Politik

13 Januari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Peringatan Hari Monyet Ekor Panjang Sedunia di Jogja. MOJOK.CO

Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah

15 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.