Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Siapa Beruban, Siapa Menyemir?

Rusdi Mathari oleh Rusdi Mathari
9 September 2014
A A
Siapa Beruban, Siapa Menyemir?

Siapa Beruban, Siapa Menyemir?

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Rambut berwarna terang menyala rupanya lagi digemari para pesohor Hollywood. Para penata rambut menyebutnya era “platinum.” Lalu, artis Gwyneth Paltrow mengecat rambutnya menjadi pirang terang, penyanyi Rihanna menyemir rambutnya menjadi abu-abu terang, penyanyi Miley Cyrus mengubah total rambutnya menjadi putih terang, dan sebagainya. Di Indonesia, hanya Nazril Irham alias Ariel Noah yang berani mengecat rambutnya menjadi putih terang seperti yang dilakukan Cyrus.

Pilihan para pesohor yang mengecat rambut mereka serupa uban itu, tentu bisa dibilang tindakan berani. Melawan arus besar pilihan banyak orang yang beruban, yang lebih memilih untuk menyembunyikan uban mereka dengan mengecatnya menjadi hitam atau sesuai warna asal rambutnya. Uban memang masalah sensitif bagi sebagian besar orang (yang beruban).

Tahun lalu, Kate Middleton pernah menjadi bulan-bulanan media Inggris gara-gara uban yang tampak di ujung pangkal rambutnya. Istri Pangeran William itu lalu memecat James Pryce, penata rambut dari salon Richard Ward yang menjadi langganan keluarga Kerajaan Inggris, karena Pryce dianggap menyebarkan foto sang putri yang sering datang ke salon untuk menyemir rambut. Pengganti Pryce (dari salon yang sama) kemudian menyarankan Duchess of Cambridge itu untuk merawat rambutnya yang beruban dengan sampo khusus dan sayuran.

Sejauh ini, para ahli kesehatan hanya menduga-duga penyebab munculnya uban, terutama pada mereka yang berusia muda dan dianggap belum layak beruban. Ada sejumlah teori dan kemudian juga terapi. Uban lalu dianggap penyakit, dianggap aib. Tapi, benarkah?

Konon, manusia pertama yang beruban adalah Nabi Musa AS. Suatu hari, dia mendapati sehelai rambutnya jatuh di pangkuannya. Musa tertegun karena warna rambut itu tak sama dengan warna rambutnya yang dia kenali. Dia lantas bertanya kepada Tuhan dan Tuhan memberitahu Musa bahwa rambut yang jatuh di pangkuannya disebut uban. Ketika Musa bertanya kembali, apa uban itu; Tuhan menjawab, “Itu salah satu tanda-Ku bahwa engkau kini menjadi manusia yang bijaksana.”

Sejak itu Musa membiarkan uban terus tumbuh di kepalanya. Selain belum ada semir rambut, manusia kala itu bisa dianggap tak terlalu memikirkan soal penampilan. Uban lalu menjadi simbol bagi mereka yang sudah berusia lanjut, dan tidak pernah menjadi persoalan yang serius. Celakanya, uban kemudian tak memilih usia, karena orang-orang muda, entah sejak kapan juga banyak yang beruban. Apakah mereka termasuk orang-orang yang yang mendapat tanda-tanda bijaksana seperti kata Tuhan kepada Musa, tentu bisa diperdebatkan. Tapi, banyaknya orang-orang muda yang beruban telah memunculkan bisnis tersendiri: semir rambut.

Maka kini banyak orang-orang muda yang berusaha menutupi uban mereka, kecuali orang-orang tertentu. Misalnya Adnan Buyung Nasution dan Hatta Rajasa, yang sejak masih muda sudah beruban dan membiarkan uban tersebut terlihat apa adanya hingga usia mereka tua. Mungkin saja, Buyung dan Hatta awalnya juga berusaha menyemir rambut putih mereka, tapi karena capek atau alergi dengan semir uban, mereka lantas membiarkan uban terus tumbuh di kepala mereka. Hanya sedikit orang yang memilih sikap seperti itu. Sebaliknya, malah banyak orang yang mengingkari keberadaan uban.

Mereka terutama adalah para orang tua yang sudah waktunya beruban, lalu berusaha (terus-menerus) menyemir ubannya. Maksudnya bisa bermacam-macam: agar terlihat tidak tua, tampak gagah, dan sebagainya. Dan misalnya Anda penasaran: apakah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berusia 65 tahun, atau budayawan Goenawan Mohamad (73) juga termasuk orang-orang yang pernah dan masih menyemir uban mereka atau tidak; tolong jangan bertanya kepada Ariel Noah yang kini tampil dengan model rambut “platinum” itu.

BACA JUGA Tommy Soeharto, Reklamasi, dan Koran Tempo dan tulisan Rusdi Mathari lainnya.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2021 oleh

Tags: Arielrambutsemiruban
Rusdi Mathari

Rusdi Mathari

Artikel Terkait

model rambut pria mojok.co
Kilas

7 Model Rambut Pria yang Bisa Dicoba di 2023, Cepmek Termasuk?

11 Januari 2023
9-chord-lagu-untuk-belajar-gitar-di-chordtela
Pojokan

9 Chord Lagu Belajar Gitar di Chordtela buat Gitaris Amatiran

19 Desember 2021
Sheila on 7 salah satu band di Indonesia yang masuk jajaran 1 juta copy
Liputan

Komentar Gen Z soal ‘Band 1 Juta Copy’: Padi, Sheila on 7, Dewa, Jamrud, dan Peterpan

28 Maret 2021
Pojokan

3 Revolusi yang Sudah Habib Rizieq Lakukan Sebelum Pulang ke Indonesia

14 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Safari Christmas Joy jadi program spesial Solo Safari di masa liburan Natal dan Tahun Baru (libur Nataru) MOJOK.CO

Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

20 Desember 2025
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wali Kota Agustina Wilujeng ajak anak muda mengenal sejarah Kota Semarang lewat kartu pos MOJOK.CO

Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang

20 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.