Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Ternak Lele Pemula Tidak Semudah dan Seindah Video Tutorial

Zulvan Kurniawan oleh Zulvan Kurniawan
1 Juni 2020
A A
ternak lele pemula tips ternak lele MOJOK.CO

ternak lele pemula tips ternak lele MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Saya pernah menjadi saksi bagaimana perjuangan bapak saya mempraktikkan ternak lele pemula. Di balik iming-iming proses yang mudah dan hasil melimpah, ada halangan yang semula tak pernah kami bayangkan.

Untuk mencari kesibukan atau bisa diniatkan lebih jauh lagi, untuk mencari pendapatan, beternak itu nggak ada salahnya dan perlu dicoba. Tapi ingat, dicoba lho ya. Jadi belum tentu ada hasilnya.

Saya masih ingat sewaktu kelas 4 SD bapak saya yang seorang pegawai negeri berniat mencari tambahan pendapatan. Setelah survei ke sana kemari, akhirnya diputuskan pada saat itu untuk beternak lele dumbo. Katanya, dijamin tiga bulan bisa panen.

Lele dumbo pada saat itu jadi primadona bagi para pekerja untuk memperoleh pendapatan sampingan, terutama di kota kecil seperti Temanggung di mana saya menghabiskan masa kecil. Segera jadi primadona karena dianggap memeliharanya tidak repot, ikannya tumbuh dengan cepat, dan dijual pasti laku. Sebab, untuk memelihara jenis ikan yang lain diperlukan tempat yang luas dengan sirkulasi air yang baik.

Singkat cerita, Bapak kemudian membangun kolam ikan di halaman belakang rumah. Kolam tiga petak dengan panjang masing-masing 3 meter dan lebar 1,5 meter saat itu ditebar bibit ikan sebanyak 1.000 ekor. Ukiran bibit masing-masing kolam bervariasi. Dengan harapan jika kolam ke-1 panen, segera bisa dilanjutkan oleh kolam ke-2 dan kolam ke-3. Begitu seterusnya sehingga sirkulasi produksinya terjaga. Dalam ternak lele pemula ini, yang dipilih adalah pembesaran, bukan pembibitan. Jadi dari menebar bibit hingga panen hanya perlu waktu tiga bulan tadi.

Tibalah saat panen pertama dari kolam ke-1. Lele sudah besar-besar, tidak banyak yang mati, dan dijual pun dapat harga yang lumayan. Selain dijual, masih ada yang dibagi ke tetangga dan saudara sampai tiga hari kemudian, di meja makan keluarga kami masih terhidang lele dalam berbagai varian masakan. Nah setelah panen dari kolam ke-1 itu, kami sekeluarga sangat optimistis dengan kelangsungan budi daya lele. Meskipun satu hal yang harus diingat. Memelihara lele tidak seperti memelihara ikan nila atau ikan mas. Ikan lele ini nggak bisa jadi hiburan karena nggak bisa dilihat dan kolamnya pun mengeluarkan bau tidak sedap. Karena sukacita panen pertama, bau tak sedap pun jadi tak mengapa.

Setelah kolam ke-1 dipanen, tentu kolam yang kosong harus diisi bibit lagi. Dari sinilah peruntungan keluarga kami dalam memelihara lele mulai tidak begitu bagus. Bibit yang ditabur untuk mengisi kolam ke-1 yang sudah panen ternyata ada yang membawa penyakit jamur dan berefek mematikan. Kolam di belakang rumah yang sistem pengairannya ini saling berhubungan antarkolam ini menjadi sebab penyakitnya menjalar dengan cepat. Mirip Covid-19 begitu. Karena penyakitnya tidak tertangani dengan cepat, kematian lele-lele setiap hari pun tidak terelakkan. Maka, setiap pagi lele-lele yang mati itu harus diambil dari kolam dan kami menguburnya dengan penuh kesedihan.

Setelah kematian massal akibat jamur itu, kolam dikuras dan lele-lele yang tersisa dibagikan ke tetangga dan saudara. Setidaknya para tetangga tidak hanya mencium aroma tak sedap, tapi juga ikut menikmati lelenya. Dari kejadian itu Bapak belum menyerah untuk menjadi peternak lele yang tangguh. Kabarnya jika nanti ada jamur lagi, bisa diobati dengan berbagai cara, salah satunya dengan obat berbentuk cair berwarna biru yang diklaim sebagai antijamur. Tapi target yang dipasang Bapak pun sudah bukan lagi mencari pendapatan sampingan, melainkan hanya sebagai pemenuhan konsumsi keluarga saja dan tentu saja tabungan bahan lauk hari raya.

Meskipun hanya sebagai pemenuhan konsumsi keluarga, ternyata kenyataan tetap tidak seindah gambaran di awal. Lele ini adalah hewan yang sangat rakus. Intensitas makan lele itu lima kali sehari. Dan kalau tidak dikasih pelet pabrikan, pertumbuhannya tidak cepat sehingga nilai keekonomiannya menjadi hilang. Akhirnya pengeluaran konsumsi rumah tangga yang lain harus dialihkan untuk ngasih makan lele. Jadi setelah urusan bibit yang tidak selesai, kebutuhan peletnya jelas harus nombok. Untuk menyiasatinya Bapak kasih makan daun-daunan. Salah satunya dengan daun sente yang banyak tumbuh liar di sawah-sawah dekat rumah. Karena targetnya hanya sebagai konsumsi keluarga, lele yang tidak cepat besar dianggap bukan masalah.

Setelah beberapa tahun kemudian, karena harus sekolah di luar kota saya tidak intens lagi mengamati perkembangan lele-lele di rumah. Yang jelas tiga kolam berukuran 3 x 1,5 meter di halaman belakang sudah dibongkar. Kolam dipindah di samping rumah memanfaatkan sisa pekarangan.

Suatu hari, saat pulang ke rumah Bapak mengajak saya untuk membeli bibit ikan nila dan gurame. “Lah nggak ngingu lele lagi?” tanya saya. Bapak akhirnya ngaku kalo selama ini untuk beli pelet dia selalu nombok. Dari pengalaman ingin merintis ternak lele pemula, Bapak membagikan tipsnya, yaitu: kalau niat ternak lele untuk bisnis, syaratnya lokasi harus jauh dari perkampungan, bisa cari substitusi pakan pabrikan, dan harus mampu bikin bibit sendiri. Untuk itulah hingga saat ini kolam-kolam di rumah tidak pernah lagi ditabur benih ikan lele. Entah trauma atau memang kami sekeluarga tidak cocok kerja di air.

BACA JUGA Panduan Memulai Ternak Lele untuk Sarjana Filsafat

Terakhir diperbarui pada 8 Januari 2021 oleh

Tags: leleternakternak lele
Zulvan Kurniawan

Zulvan Kurniawan

Artikel Terkait

Pakar UGM Jelaskan, Mengapa Hewan Mati Tidak Boleh Disembelih
Kilas

Pakar UGM Jelaskan, Mengapa Hewan Mati Tidak Boleh Disembelih

8 Juli 2023
kuliner ring road selatan.MOJOK.CO
Sosok

Cerita Anak Muda Lamongan yang Tidak Makan Ikan Lele Seumur Hidup

25 Desember 2022
Asal Mula Banyak Orang Lamongan Jualan Pecel Lele
Geliat Warga

Asal Mula Banyak Orang Lamongan Jualan Pecel Lele 

18 September 2021
Esai

20 Sesat Logika versi Anak Jurusan Filsafat yang Kerap Terjadi di Medsos

7 September 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.