Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Liputan

Kenapa Harus Sunat di Bogem?

Arief Noer Prayogi oleh Arief Noer Prayogi
17 Juli 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Perkara sunat yang menjadi momen sakral bagi laki-laki tidak bisa dianggap enteng, dengan adanya harapan hasil yang bagus menyebabkan mahasiswa asal Papua hingga keluarga Cendana memilih sunat di Bogem.

Bagi laki-laki yang mengangap sunat adalah hal yang sakral, pemilihan di mana ia akan sunat menjadi hal yang penting. Tentu sebagai laki-laki, kita jelas tidak ingin kecewa karena hasil yang kita tuai nanti membuat kita harus sunat dua kali.

Maka seperti nama besar dapat menyebabkan tempat sunat seperti Bogem menjadi tempat sunat idaman dari Jawa Tengah sampai Yogyakarta.

Tengok Fajar yang baru saja masuk SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada tahun ajaran baru 2018/2019 ini. Ketika musim liburan kemarin, Fajar memutuskan untuk sunat di bong sunat yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta ini dengan alasan sang kakak beserta tiga tetangganya sudah pernah “dipotong” di tempat tersebut. Hasilnya pun tidak mengecewakan.

Ditambah, terdapat mitos yang dipercayai oleh beperapa orang tua bahwa ketika sang anak sunat di tempat tersebut, maka anaknya akan memiliki masa depan yang cerah. “Bogem kan tempat sunatnya banyak penjabat,” tutur Mira yang merupakan orang tua dari Fajar.

Ketika dibawa ke bong sunat di dekat Candi Prambanan ini tidak tampak ada raut wajah takut dari Fajar. Bocah yang kini berumur 12 tahun itu cukup percaya diri karena pergi dengan ditemani oleh kedua orang tua beserta kakaknya.

Sesampainya di sana, ibunya Fajar segera mengambil nomor antrian yang sudah disediakan oleh resepsionis. Beruntung Fajar dapat nomor antrian 34, jadi tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk menunggu.

Kira-kira cuma butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba giliran Fajar dapat merasakan bilik sunat legendaris tersebut. Hari itu, Fajar tidak disunat sendirian. Bersama dengan empat pasien lain—yang semuanya anak-anak—akan menjadi satu rombongan sehingga membuat Fajar semakin enggan untuk takut. “Kalau nangis kan nanti malu,” ungkapnya.

Sebelum sunat dimulai, terdapat semacam ritual yang harus dilakukan oleh Fajar bersama empat anak itu.

Secara bergantian, anak-anak itu akan diberi kesempatan foto bersama keluarga masing-masing dengan latar belakang interior Bogem, yang hasilnya dapat diambil setelah proses sunat selesai.

Ketika disinggung mengenai fungsi dari proses tersebut, rasa kebanggaan jadi alasan. Hal ini sekaligus menguatkan mitos tentang masa depan cerah dari alumni Bogem yang diceritakan lebih lanjut oleh Bardo Djumeno kakak dari juru sumpit sekaligus pengelola Bogem, Budi Harjanto.

“Dulu ada ibu yang membawa anak pertamanya ke sini, anak itu jadi Bupati. Dan anak kedua dibawa ketempat sunat biasa, eh, malah nggak jadi apa-apa. Makanya, ketika anak ketiganya ingin sunat, si ibu memaksa untuk dibawa ke Bogem,” jelas kakek berumur 64 tahun itu.

Bahkan menurut pernyataan Bardo, pihak bogem pernah mendapat kesempatan langka untuk menyunat salah satu keluarga presiden.

Kala itu, lewat Kepala Rumah Tangga Istana Yogyakarta, salah satu Presiden Indonesia yang kala itu berkuasa memanggil pihak Bogem untuk datang ke kediamannya. Maka Bardo dan adiknya Budi Hartjanto yang juga menjadi pengelola Bogem sekaligus juru sunat segera berangkat. Namun ketika ditanya siapa yang waktu itu disunat, Bardo enggan untuk bercerita lebih rinci.

Iklan

“Karena itu kan orang besar ya? Saya perlu izin dulu untuk menceritakannya.”

Ya silakan kita tebak sendiri saja, siapa kira-kira siapa keluarga presiden yang dimaksud.

Dengan reputasi seperti itu pula Bogem membuat banyak keluarga memercayakan anaknya untuk disunat. Ketika satu generasi sudah dibawa ke sana, maka generasi selanjutnya akan terus membawa anaknya. Terus begitu hingga pasien yang datang tidak pernah ada habisnya.

Angka 150 pasien per hari akan dijumpai ketika masuk libur sekolah, meski pihak Bogem tidak pernah bikin iklan di media massa. Para alumni Bogem-lah yang otomatis akan jadi corong promosi ke khalayak.

Kebanyakan pasien memang berasal dari Jateng atau Yogyakarta. Namun menurut penuturan Bardo, pernah juga ada seorang pasien dari luar Pulau Jawa—bahkan juga dari luar negeri. Jika memasuki musim liburan anak-anak akan meramaikan Bogem, maka para orang dewasa yang hendak sunat akan datang saat hari biasa. Tentu saja biar tidak malu di depan pasien anak-anak.

“Biasanya yang ingin menikah namun belum sunat, banyak juga yang dari NTT dan Papua. Di sana sunat kan masih tabu.”

Nah, untuk para pasien dewasa yang ditemani oleh pacar atau calon istrinya ketika akan disunat, biasanya akan ada imbauan kepada pasien. Tentu agar bekas luka sunatnya segera sembuh.

“Kita suruh jangan landing dulu setelah menikah nanti,” tutur Bardo.

Dijelaskan pula oleh Bardo. Jika pasien lebih tua lagi, biasanya Bardo akan meminta pasien untuk mengecek gula darah terlebih dahulu. Sebab, jika ketahuan gula darahnya tinggi, pihak Bogem mengaku tidak berani, sebab khawatir luka yang diakibatkan bisa membuat luka jadi lama keringnya.

Tak berapa lama, dengan rasa sedikit nyeri di daerah selangkangan, Fajar keluar dari bilik sunatnya. Selain bentuk alat vital, tidak ada yang berubah dari Fajar. Anak ini tetap dapat berjalan seperti biasanya tanpa isak tangis. Pemandangan ini seolah membuktikan apa yang menjadi moto dari Bogem: tidak sakit dan cepat kering.

 

Terakhir diperbarui pada 23 Agustus 2021 oleh

Tags: Bogemsunat
Arief Noer Prayogi

Arief Noer Prayogi

Artikel Terkait

Cerita dari Bong Supit Jogja, Baru Sunat di Usia 80 Tahun hingga Ketakutan Jadi Alot MOJOK.CO
Ragam

Bong Supit Jogja Saksi Orang Baru Sunat di Usia 80 Tahun hingga Sunat demi Kepuasan, Kulit Alot Tak Jadi Masalah

12 Juli 2024
juru sunat bogem
Kesehatan

Juru Supit Bogem Berbagi Cerita Seni Menyunat, Ada Musim Orang Dewasa

21 Desember 2022
Liputan

Mbah Yanto, Juru Sunat Spesialis Anak Pengamen dan Gelandangan di Yogya

3 April 2021
Dudu Sosialita, Urip neng Ndesa Kiye Biaya Sosiale Tetep Larang MOJOK.CO
Rerasan

Dudu Sosialita, Urip neng Ndesa Kiye Biaya Sosiale Tetep Larang

26 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.