Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Liverpool Dikalahin Tim Akademi Sendiri, Nggak Tahu Malu Minta Penalti karena Itu Jatahnya Manchester United

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
5 Januari 2021
A A
Liverpool Dikalahin Tim Akademi Sendiri, Nggak Tahu Malu Minta Penalti karena Itu Jatahnya Manchester United MOJOK.CO

Liverpool Dikalahin Tim Akademi Sendiri, Nggak Tahu Malu Minta Penalti karena Itu Jatahnya Manchester United MOJOK.CO

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Mending Liverpool ikut lomba Naki Sumo atau lomba bayi menangis. Cocok buat fans Liverpool yang tantrum karena nggak dapat penalti.

Southampton musim ini memang sangat kuat, terutama ketika melawan tim langganan papan atas, kecuali Arsenal. Ralph Hasenhuttl, pak pelatih, berhasil menularkan determinasi kepada para pemain yang musim lalu pernah dibantai Leicester City dengan skor 0-9.

Kekalahan itu sempat mengancam posisi Hasenhuttl. Namun, kredit spesial perlu dialamatkan kepada manajemen Southampton yang tetap percaya kepada Hasenhuttl. Padahal, kekalahan 0-9 itu kuat sekali kalau dipakai sebagai alasan pemecatan. Namun, manajemen mau bersabar, percaya, dan kini memetik hasil manis.

Southampton musim ini tidak terlihat seperti tim yang “cuma mentok di papan tengah” seperti musim-musim sebelumnya. Mereka tidak selalu menumpuk pemain di kotak penalti sendiri demi mengincar hasil imbang. Soton bahkan berani menekan di wilayah lawan. Sebuah ide yang membuat Liverpool kehilangan banyak opsi untuk menyerang.

Salah satu kekuatan Liverpool adalah betapa agresifnya dua bek sayap. Ketika berhasil menguasai lapangan tengah, Liverpool akan banyak mensirkulasikan bola ke sisi lapangan. Umpan silang dan penetrasi dua bek sayap mereka memang kelas dunia. Namun, meski kuat, bukan berarti tanpa kelemahan.

Orang di luar sana mungkin akan langsung melihat ke papan statistik dan menemukan bahwa Liverpool cuma melepaskan satu tembakan tepat ke gawang dari 17 percobaan. Setelah itu memaklumi kekalahan Liverpool karena tidak bisa membuat peluang bersih. Orang cenderung tidak mau melihat “bagaimana” proses itu terjadi.

Banyak orang yang gagal melihat ide cemerlang Hasenhuttl untuk mencegah dua bek sayap Liverpool banyak melakukan overlap. Southampton tidak hanya menumpuk pemain. Mereka berani menekan untuk memberi rasa tidak aman untuk dua bek sayap.

Dengan menekan ke wilayah tengah, Southampton juga berhasil membatasi opsi umpan vertikal dari lini tengah Liverpool. Dari ratusan umpan, coba hitung berapa banyak umpan vertikal yang menjadi peluang, yang dilepaskan Thiago Alcantara, Chamberlain, dan Wijnaldum. Sangat minimal.

Butuh nyali besar untuk meladeni lini tengah Liverpool. Tidak banyak tim langganan papan tengah yang berani melakukannya. Bahkan tim papan atas pun akan jeri dibuatnya. Oleh sebab itu, para pemain Southampton perlu mendapat apresiasi setelah berhasil mewujudkan ide cemerlang Hasenhuttl. Kepercayaan yang sudah terbangun itu memang kekuatan besar untuk siapa saja.

Liverpool kalah dari “tim akademi” dan jeritan minta penalti

Kekalahan Liverpool ini memang lucu. Selama ini, Soton mendapat label sebagai tim akademi kedua milik The Reds. Maklum, cukup banyak pemain Soton yang dijual ke Liverpool dan menjadi pemain penting. Ada Nathaniel Clyne, Adam Lallana, Rickie Lambert, Dejan Lovren, Sadio Mane, hingga Virgil van dijk.

Yah, memang sudah kita akui bersama kalau akademi dan jaringan pencari bakat Southampton sangat baik. Sangat cocok dijadikan “tim akademi”. Ketika pemain semakin bagus, The Reds tinggal membelinya. Hubungan baik di antara kedua klub membuat bisnis ini berjalan dengan baik, termasuk ketika Liverpool ikhlas “menyumbang” 10 juta paun dalam bentuk denda karena mendekati van Dijk secara ilegal.

Kemenangan Soton menjadi sangat melankolis. Kemenangan tim akademi dari tim utama tentu harus dirayakan. Saking bahagia, Hasenhuttl sampai berlutut dan menangis haru setelah pertandingan berakhir. Ketika ditanya wartawan kenapa menangis, Hasenhuttl membantah dan berkilah kalau matanya kelilipan angin. Ahh, manis sekali….

Semanis kekalahan Liverpool bagi Manchester United….

Saat ini, Liverpool dan Manchester United mengumpulkan poin yang sama (33). Masalahnya, United masih menyimpan satu pertandingan. Jika memenangi laga tersebut, United akan memimpin klasemen Liga Inggris untuk sementara. Sebuah aksi menikung yang pasti terasa getir buat The Reds.

Iklan

Apalagi Liverpool kalah dengan cara yang bisa dibilang korban-Manchester United-banget karena dua kali tidak dikasih penalti. Memang, kalau melihat rekaman video pertandingan, The Reds seharusnya mendapat dua penalti.

Salah satu kejadian yang bakal menjadi bahan meme adalah ketika bola membentur tangan bek Southampton, Jack Steven. Thiago mendebat wasit dan seakan-akan bilang kalau tangan bek Soton tidak berada di sisi badan sehingga dinilai aktif.

Namun, wasit Andre Marriner geleng-geleng kepala saja, seakan-akan bilang, “Kamu bukan Manchester United. Kamu nggak punya voucher penalti dan tisu basah buat ngelapin pantat saya!”

Dan mereka pun kalah….

Lagian Liverpool ini memang nggak tahu diri banget. Sudah tahu nama mereka L I V E R P O O L bukan Setan Bocil Warna Merah Bawa Garpu Mau Makan Telur Krispi Kopi Klotok. Ngapain minta penalti?

Semua juga sudah tahu, bahkan mendukung, usaha Manchester United untuk memenangi perlombaan banyak-banyakan ngumpulin penalti. Saat ini, mereka sudah dapat 42 penalti dalam dua tahun. Ayo, bantu mereka sampai dapat 100 penalti sebelum musim 2020/2021 berakhir dan kita banggakan kota Manchester!

Sekarang ini, lebih baik Liverpool menganalisis dan memindai pemain akademi Southampton mana yang cocok untuk dibeli di Januari. Kalau boleh menyarankan, saya sarankan Liverpool beli Theo Walcott, forever wonderkid-nya Arsenal yang sekarang main buat Soton.

Pasti cocok dijadikan bek tengah. Duet sama Sadio Mane. Sama-sama jebolan akademi Soton. Duh, terharu saya, kayak tali kasih.

Dah, begitu, ya. Nggak usah sirik sama Manchester United yang lagi ikut perlombaan banyak-banyakan penalti. Mending ikut lomba Naki Sumo atau lomba bayi menangis kayak di Jepang. Cocok buat fans Liverpool yang tantrum karena nggak dapat penalti. Makanya, isi e-wallet dulu buat beli voucher penalti!

BACA JUGA Manchester United Memang Goblok, Sudah Tahu Medioker kok Sombong: Gini Doang nih Grup Neraka? dan tulisan lainnya dari Yamadipati Seno.

Terakhir diperbarui pada 5 Januari 2021 oleh

Tags: Arsenalhasenhuttlkloppliga inggrisLiverpoolManchester UnitedpenaltiSouthampton
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.