Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Balbalan

Arsenal Dibantai Liverpool Itu Keniscayaan, Kok Kamu Masih Marah-Marah

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
30 Desember 2018
A A
Arsenal Unai Emery MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Arsenal memang layak kalah dari Liverpool. Bahkan, dibantai itu sudah menjadi keniscayaan. Kok Gooners masih marah-marah?

Karena memang sudah menjadi keniscayaan. Yang namanya keniscayaan, kecuali ada intervensi dari Gusti Allah, Arsenal memang bakal kalah dari Liverpool. Dibantai itu cuma bonus, yang akan terjadi adalah kekalahan.

Kalau kamu Gooners dan rutin menonton Arsenal musim ini, kamu pasti tahu kelemahan skuat asuhan Unai Emery. Mulai dari tidak bisa memainkan empat pemain inti yang menyeimbangkan tim dan membuat performa The Gunners sempat cukup konsisten, beberapa pemain juga tidak berada dalam performa terbaik lagi.

Stephan Lichstainer tidak nyaman ketika dimainkan sebagai bek tengah sebelah kanan. Well, ketika transisi menyerang, pemain asal Swiss itu berperan sebagai bek kanan, sementara Ainsley Maitland-Niles, menjadi sayap kanan, atau bergerak akan rapat ke tengah. Nah, masalah terjadi di transisi bertahan. Tek-tok kedua pemain jelas sangat mentah. Terlebih, Stephan bukan lagi “Stephan Juventus” dengan stamina dan determinasi tinggi.

Itu baru satu aspek di pertandingan ketika dibantai Liverpool. Belum soal koordinsi lini pertahanan dan gelandang yang tidak prima. Beberapa kali, pemain-pemain Liverpool bisa dengan mudah mengontrol bola di depan kotak penalti, untuk mengalirkan bola dari sisi ke sisi atau melakukan penetrasi ke kotak penalti.

Masalah ini sebetulnya sudah terjadi di beberapa pertandingan terakhir Arsenal. Semuanya dimulai ketika kalah dari pemuja setan berwarna merah yang bermain barbar itu. Cederanya Rob Holding di laga pemburu setan memaksa Emery memainkan Granit Xhaka sebagai bek tengah sebelah kiri. Sama seperti Stephan, ia tidak nyaman dengan posisi barunya itu.

Lini tengah tidak lagi hidup. Lini belakang tidak lagi solid dan konsisten. Sejak saat itu, hasil minor didapat. Kalah dari Southampton, imbang melawan Brighton, yang terasa seperti kekalahan. Semuanya seperti petunjuk dari alam raya bahwa Arsenal bakal menderita di rumah The Reds. Dan, memang itulah yang terjadi.

Liverpool punya komposisi pemain yang paling efektif untuk menghukum sebuah tim dengan koordinasi pertahanan seperti tembelek. Jarak antar-pemain kacau dan blunder yang terjadi membantu Liverpool mencetak lima gol ke gawang Bernd Leno. Kalau sudah seperti itu, sudah menjadi keniscayaan untuk kalah, mengapa kamu masih marah-marah tidak terima?

Apa saya perlu selalu mengingatkan bahwa masa transisi dari rezim Arsene Wenger itu bakal berat? Jurgen Klopp butuh tiga tahun untuk berhasil membangun skuat dengan cara bermain dan komposisi yang bagus seperti sekarang. Meski agak susah juga membandingkan masa transisi Liverpool ke Klopp dan Arsenal ke Emery, keduanya punya satu kesamaan, yaitu proses.

Bukankah Gooners seharusnya jadi suporter yang paling tahu akan artinya proses? Apa ya perlu saya ingatkan bahwa sampai saat ini, Liverpool belum pernah menjadi juara Liga Inggris? Sudah 28 tahun mereka menyaksikan tim-tim silih berganti mengangkat piala Liga Inggris. Sampai saat ini, mereka juga masih berproses.

Ibarat anak, Liverpool ini sudah lulus pendidikan S2, sudah punya pekerjaan yang mapan, mungkin juga sudah menikah dan punya satu anak. Dari Liverpudlian bocah, hingga Liverpudlian bangkotan, mereka hanya bisa menyaksikan tim lain berpesta dengan mata yang sembab. Termasuk di dalamnya Arsenal, apalagi ketika menuntaskan satu musim penuh tanpa kekalahan. Apa kalian masih mau marah-marah? Dasar Gooners kacrut.

Yang paling menyebalkan adalah ketika sudah banyak yang mengeluh dengan kepemimpinan Emery. Beliau baru tujuh bulan melatih tim ini. Dengan berbagai permasalahan, baik teknis maupun non-teknis.

Jangan jadi suporter toksik, seperti pemuja setan, seperti fans Barcelona atau Real Madrid yang kalau menang pun masih mengkritik pemain-pemainnya karena tidak bermain dengan “indah”.

Percayalah, masih lebih berat menjadi suporter sebuah klub yang pembinanya seorang gubernur merangkap ketua federasi, tapi di akhir musim malah degradasi. Menjadi Gooners yang timnya layak kalah kok malah marah-marah.

Iklan

Mendukung Arsenal itu salah satu “pekerjaan” yang berat karena perubahan dari tim kuat menjadi medioker bisa terjadi secara instan.

Ke depan, situasi akan semakin berat, mungkin juga tidak. Kekalahan dengan skor besar dari Liverpool berpotensi meruntuhkan mental dan kebersamaan pemain. Namun, bisa juga menjadi pemersatu karena menjadi tamparan keras bagi semua pemain dan tentu saja pelatih.

Betul, Emery memang tak bisa menghindar dari kritik ketika memaksa turun dengan tiga bek dan Stephan bermain sebagai bek tengah sebelah kanan. Kritik itu hal wajar. Menandakan ada yang salah dan kita semua berpikir sebagai suporter yang sehat. Kritik beda dengan mengeluh. Seperti anak balita saja, yang menggerutu karena tidak dibelikan balon. Cupu!

Lebih baik bersenang-senang dengan meladeni banter dengan fans tim lain ketimbang hanya bisa menyalahkan tim. Karena sejatinya fans, akan selalu berdiri di belakang klub, dalam suka maupun duka, dalam kebenaran dan kesalahan manajemen, dalam kekalahan dan menjadi pecundang.

Ketika Arsenal sedang berbenah, mengapa suporternya tidak? Jangan-jangan, masih ada “Arsene Wenger” di dalam pikiran kalian. Itu ada tanda kutip, jangan diartikan berbeda. Apa-apa kok perlu dijelaskan. Sebel aqutu.

#VCC

Terakhir diperbarui pada 30 Desember 2018 oleh

Tags: ArsenalArsene WengerJurgen Kloppliga inggrisLiverpool
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Kirim anak "mondok" ke Dagestan Rusia ketimbang kuliah UGM-UI, biar jadi petarung MMA di UFC MOJOK.CO

Tren Rencana Kirim Anak ke Dagestan ketimbang Kuliah UGM-UI, Daerah Paling Islam di Rusia tempat Lahir “Para Monster” MMA

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
jogjarockarta.MOJOK.CO

Mataram Is Rock, Persaudaraan Jogja-Solo di Panggung Musik Keras

3 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.