Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai

Jangan Tulis Nama Pacar di Skripsi, Pokoknya Jangan!

Wulan Darmanto oleh Wulan Darmanto
28 Februari 2018
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Simalakama menulis nama pacar di skripsi: nggak ditulis pacar merasa tidak dicintai, ditulis bikin sesal di kemudian hari. Hadeeeh.

Nulis nama pacar di skripsi dengan kalimat cinta serimbun beringin, harapan setinggi langit, nggak tahunya putus, dan skripsi tersebut telanjur abadi menghuni rak buku kita, siapa yang pernah begini? Yang mau ngacung jangan sungkan-sungkan ya. Tenaaang… Anda tidak sendirian.

Yang aman dari kutukan menulis nama pacar (yang akhirnya terabadikan sebagai mantan) juga tenang… jangan jemawa. Kasihanilah saudara kita yang menyesal tiada ujung akibat nulis nama di skripsi dan ujung-ujungnya nama tersebut jadi nama yang paling dia benci.

Entahlah apakah hari ini mahasiswa masih mencantumkan nama pacar di skripsi atau tidak. Di angkatan saya dulu, nama pacar ini menjadi salah satu hal terkeren untuk dicantumkan pada prakata skripsi. Setelah Allah, dosen pembimbing, guru-guru, orangtua, teman, dan sahabat, nama khusus ini justru biasanya ditulis paling panjang dan berkesan.

“Untuk Kundang, yang telah sangat membimbing dan menghayati cinta kasih di antara kami hingga skripsi ini bisa selesai.”

“Untuk Cemplon, kaulah satu-satunya tumpuan saat aku kehabisan ide menulis skripsi. Terima kasih telah menemaniku menulis dari Isya hingga fajar tiba. Cintaku padamu abadi.”

Pokoknya, untuk orang spesial, bahasa yang ditulis juga spesial.

Jika akhirnya si orang spesial ini beneran jadi orang spesial untuk selamanya, atau pendek kata menikah dengan kita, ya baguslah. Membuka prakata skripsi ini bisa kita lakukan di sore hari yang gembira, dengan minum teh dari cangkir asmara sambil mengenang lagi zaman penulisan skripsi yang gegap gempita oleh cinta.

Eeer, tapi bagaimana kalau nggak lama setelah skripsi di-launching, jalinan asmara malah bubar?

Bila sudah demikian, jangankan mau buka prakata, liat skripsi terjajar cantik di rak buku aja males. Masih untung itu skripsi ngga dibakar. Dan tiap lihat sampul skripsi, batin kita langsung nyesel.

“Apeeeuuu banget deh dulu aku nulis beginian.”

Apalagi kalau kita akhirnya menikah (dengan orang lain, tentu saja) dan pasangan kita ini tipe yang lumayan sensitif dan cemburuan. Sebaiknya, skripsi itu segera dikarduskan, taruh di kolong tempat tidur, dan jangan dibangkitkan lagi demi ketenteraman rumah tangga.

Kalau pasangan kita tipe sanguin dan cuek, paling banter ya dicengin aja.

“Cieee… yang dulu kalau nulis skripsi ditemeniiin….”

Iklan

Walau nggak menimbulkan perang,

Cuma rasanya kok tetap menyesal dan malu, kenapa juga dulu seheboh itu? Sekasmaran itu? Dan bagaimanapun cueknya, tetap saja kok, pasangan pasti akan bertanya dan berimajinasi: Dulu secinta apa? Hubungannya sejauh mana? Dan banyak pertanyaan lain yang semuanya bermuara dari satu nama yang terukir abadi itu.

Kata orang, yang namanya masa pacaran, rasanya memang dialah yang terbaik untuk kita. Selalu begitu. Tapi, coba ingat, selepas keluar dari gedung wisuda, apa saja bisa terjadi. Termasuk kemungkinan berganti haluan dan berpindah perasaan.

Jadi, mending cari aman. Tulislah nama yang memang benar-benar selamanya tidak akan putus hubungan dengan kita: keluarga. Kalau masih pengin nulis kalimat dedikasi buat doi menunjukkan rasa cinta dan terlihat keren, mungkin cara ini bisa ditiru. Tulislah kalimat puitis untuk dia yang selama ini mengganggu tidur dan sarapanmu, tapi jangan pernah sebutkan namanya di situ.

“Untuk belahan jiwaku, semoga skripsi ini kelak bisa kita baca berdua di suatu sore yang gembira….”

Dengan demikian, selamanya skripsi akan jadi pajangan indah di rak buku kita tanpa perlu jadi sumber petaka dalam rumah tangga.

Untuk kawan yang telanjur menulis nama #PacarTapiMantan di skripsi atau karya ilmiah, atau bahkan buku yang pernah ditulis, ini pesan saya: Yang sudah ya sudah. Mau menyesal kayak apa pun, itu nama udah kadung di-print. Mau di tip-ex juga tetep ada noda kan. Btw sekarang masih musim tip-x nggak sih?

Jika skripsi berukir nama mantan ini mengganggu kebahagiaan rumah tangga, sudahlah dikardusin saja. Toh, biasanya kita malas membuka ulang skripsi. Kecuali yang skripsinya dijadikan buku yang dijual bebas.

Nah untuk kawan yang saat ini sedang proses mengerjakan skripsi, gimana? Yakin nih mau nulis nama pacar di situ? Yang udah-udah sih pada nyesel lho. Hwehehehe.

Terakhir diperbarui pada 19 Juli 2018 oleh

Tags: cintakata mutiaraMahasiswamottonama pacarpacaranpengantarskripsi
Wulan Darmanto

Wulan Darmanto

Artikel Terkait

Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO
Liputan

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Penyesalan ikuti kata kating/senior kampus yang aktif organisasi mahasiswa. Ngopa-ngopi dan diskusi, lulus tak punya skill MOJOK.CO
Kampus

Muak sama Kating Kampus yang Suka Ajak Ngopa-ngopi, Cuma Bisa Omong Besar tapi Skill Kosong!

24 September 2025
beasiswa kuliah. MOJOK.CO
Ragam

Kuliah Modal Beasiswa, tapi Malah “Durhaka” ke Orang Tua: Dulu Dibanggakan, Kini Menyakitkan

17 September 2025
3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang Mojok.co
Pojokan

3 Keunggulan Tinggal di Kos Campur yang Jarang Disadari Banyak Orang

8 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.