Danarto adalah sastrawan, pelukis, penyair, dan esais Indonesia. Ia lahir di Sragen, Jawa Tengah, 27 Juni 1940 dan meninggal di Jakarta, 10 April 2018 dalam usia 77 tahun. Ia dikenal sebagai sastrawan beraliran surealis.
Penulis terkenal ini meninggal dunia setelah tertabrak sepeda motor saat menyeberang di Jalan Ir. Juanda, Ciputat, tak jauh dari kampus UIN Syarif Hidayatullah. Ia lalu dibawa ke RS UIN Syarif Hidayatullah dan kemudian dipindahkan ke RS Fatmawati. Setelah dikabarkan koma, pada Selasa malam, 10 April 2019, pukul 20.45 ia mengembuskan napas terakhir. Kabar meninggalnya Danarto tersiar di media sosial Twitter.
Danarto lahir dari pasangan Jakio Harjodimono, seorang mandor pabrik gula, dan Siti Aminah, pedagang kain batik. Ia menempuh SMA di Solo, dengan mengambil jurusan Sastra, tapi kemudian pindah mempelajari Seni Lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (sekarang Institut Seni Indonesia Yogyakarta) antara tahun 1968-1961. Saat itu, Akademi Seni Rupa Indonesia masih menerima lulusan SMP. Selama di Yogya, Danarto aktif di Sanggar Bambu.
Pada 1958 sampai 1962, ia pernah menjadi penggambar di majalah anak-anak Si Kuncung. Majalah ini berkesan untuknya karena di sanalah pertama kali tulisannya dipublikasikan. Pada 1969 sampai 1974 ia bekerja menggambar poster di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Di masa itu, pada 1973, ia juga menjadi pengajar di Akademi Seni Rupa Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang Institut Kesenian Jakarta). Selanjutnya, selama 6 tahun dari 1979 sampai 1985, ia bekerja di majalah Zaman.
Danarto adalah seniman serbabisa. Ia menggambar, menulis novel, cerpen, puisi, drama, esai, dan menjadi kru dekorasi kelompok teater. Pada 1982, kumpulan cerpennya yang berjudul Adam Ma’rifat menjadi pemenang hadiah sastra Dewan Kesenian Jakarta. Ia menerima hadiah Ahmad Bakrie Award pada 2009.
Cerpennya yang paling terkenal, “Godlob”, bisa dibaca di sini.
Beberapa karya tulis Danarto antara lain:
- kumpulan cerpen Godlob (1975),
- naskah drama Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek (1976)
- naskah drama Bel Geduwel Beh (1976),
- kumpulan cerpen Adam Ma’rifat (1982),
- catatan perjalanan Orang Jawa Naik Haji (1983),
- kumpulan cerpen Berhala (1987),
- kumpulan cerpen Gergasi (1993),
- kumpulan esai Gerak-Gerak Allah (1996),
- novel Asmaraloka (1999),
- kumpulan cerpen Kacapiring (2000), dan
- kumpulan cerpen Setangkai Melati di Sayap Jibril (2001).