Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Video

Dwifungsi ABRI dan Ambisi Kuasa di Luar Barak

Redaksi oleh Redaksi
10 Mei 2025
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Dalam lintasan sejarah Indonesia, militer memiliki tempat yang unik dan kompleks. Ia bukan hanya penjaga kedaulatan, tetapi juga pernah dan masih sering berambisi menjadi penentu arah bangsa. Ambisi ini mencapai puncaknya lewat konsep Dwifungsi ABRI, kebijakan yang memperkenalkan keterlibatan militer dalam urusan sipil dan politik. Namun, ketika tentara terlibat terlalu dalam, sejarah mencatat berbagai konsekuensi serius yang tidak bisa diabaikan.

Bayangkan sebuah negara di mana seragam hijau tentara tidak hanya mondar-mandir di barak atau perbatasan, tetapi juga duduk di kursi birokrat, memimpin rapat anggaran, dan bahkan ikut menentukan kebijakan sipil. Inilah babak gelap yang dialami Indonesia melalui Dwifungsi ABRI, sebuah masa ketika garis antara kekuatan bersenjata dan kepemimpinan sipil menjadi kabur. Kekuasaan dijalankan bukan hanya lewat mandat rakyat, tetapi juga melalui hierarki militer.

Dampak Dwifungsi ABRI terhadap Politik dan Militer

Kultur militer dibangun di atas disiplin, hierarki, dan ketegasan. Nilai-nilai ini kuat dalam menghadapi musuh dan menjaga negara. Namun, saat budaya militer dibawa ke dalam kehidupan sipil yang penuh dinamika dan perbedaan, nilai-nilai itu bisa berubah menjadi kelemahan.

Alih-alih memahami berbagai pandangan, tentara bisa merasa tersinggung. Bukannya mengakomodasi kritik, mereka malah terbawa perasaan, tersulut emosi, dan membalas dengan kekuasaan. Inilah yang terjadi di Indonesia pada 1956–1958. Ketika perwira tinggi yang merasa tersingkir dari pusat kekuasaan mulai menganggap diri mereka lebih pantas mengatur negara dibandingkan pejabat sipil.

Kritis terhadap Peran Militer dalam Politik

Sejarah Dwifungsi ABRI mengajarkan kita sebuah pelajaran penting. Tentara adalah pilar penting negara, tetapi perannya harus tetap berada dalam batasnya. Ketika militer terlibat dalam politik, itu tidak hanya merusak demokrasi, tetapi juga merusak profesionalisme dirinya sendiri.

Lantas, siapa yang mencetuskan gagasan Dwifungsi? Mengapa tentara bisa ikut campur dalam urusan sipil? Dan apa jejaknya yang masih terasa hingga hari ini? Tonton selengkapnya di episode terbaru Jasmerah!

Tags: Dwifungsi ABRIjasmerahpolitiksejarah

Terpopuler Sepekan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
bapakmu kiper.MOJOK.CO

Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper

17 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.