Uneg-uneg Lulusan S1 Keguruan tentang Regulasi Guru yang Ribet

mahasiswa jurusan keguruan mojok.co

Ilustrasi uneg-uneg (Mojok.co)

Menjadi mahasiswa merupakan anugerah Tuhan yang patut kita syukuri. Karena kita merupakan orang-orang pilihan yang bisa melanjutkan pendidikan jenjang S1 di tengah teman-teman yang sibuk mencari pekerjaan setelah lulus sekolah menengah atas.

Pilihan jurusan atau program studi yang diambil merupakan pilihan setiap mahasiswa, mau kemana setelah lulus kuliah. Ada pula yang memilih jurusan karena dorongan orang tuanya, semua beragam. Tetapi, yang perlu diingat, semua itu bentuk ikhtiar kita dalam menggapai masa depan.

Kehidupan kuliah

Kuliah bukan melulu tentang pembelajaran di kelas, banyak di antara mereka mengembangkan diri dengan mengikuti organisasi dalam kampus atau luar kampus, menjadi guru bimbel, berwirausaha untuk biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal).

Sebagian mahasiswa juga berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa selama kuliah baik dari pemerintah, kampus, lembaga, dll. Semua berkompetisi dalam meraihnya. Mahasiswa harus bermental baja, kalau gagal coba lagi.

Kuliah dengan beasiswa adalah impian bagi seluruh kalangan, termasuk saya. Dengan beasiswa, sedikit banyaknya dapat membantu kelancaran saya dalam menjalani kuliah di salah satu PTKIN. Di samping menjadi penerima beasiswa, saya juga mengembangkan diri dengan bergabung organisasi kampus, walaupun sebagai anggota. Saya juga sempat menjadi guru bimbel di salah satu bimbel saat kuliah.

Program marketplace

Setelah sidang munaqosah (kalau di kampus lain namanya seminar hasil atau sidang skripsi), yudisium, dan wisuda 2023, saya bingung mau apa. Lulusan keguruan sekarang, kalau mau jadi guru harus melewati PPG Prajabatan, masuk marketplace guru, tunggu di check out sekolah yang membutuhkan, begitulah kiranya program menteri pendidikan sekarang. Mungkin nunggu flash sale dan gratis ongkir, baru di check out sekolah.

Program marketplace guru menjadikan mental down bagi lulusan S1, karena jika ikut PPG Prajabatan, akan memikirkan biaya hidup nanti bagaimana, terlebih yang S1 nya beasiswa sampai akhir. Terasa berat, karena banyak tuntutan keluarga yang menginginkan anaknya kerja di sekolah saat lulus sarjana.

Menjadi anak terakhir dan satu-satunya yang menempuh pendidikan sarjana adalah harapan keluarga. Jika regulasi guru saat ini seribet itu, lulusan S1 Keguruan bisa apa?

Fatihatul Azizah
Indramayu
fazahsazam11@gmail.com

BACA JUGA Keluh Kesah Kuliah, Dosen Sirkus Mahasiswa Mampus dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Exit mobile version