Menjadi seorang mahasiswa mungkin bagian impian dari muda-mudi. Bahkan ketika ia sudah menyelesaikan tugas akhir. Banyak dari mereka yang sangat memimpikan untuk menjadi seorang wisudawan-wisudawati ketika tiba harinya. Secara umum mereka mengabadikan kostum wisuda dengan berkali-kali foto, baik bersama teman atau keluarga dengan berbagai gaya. Kemudian mereka pamerkan ke media sosial biar terlihat kekinian.
Rasa bahagia selalu nampak jelas terlihat di wajah para wisudawan-wisudawati ini. Bahkan ada yang merasa terharu atas perjuangan dan pengorbanannya menyelesaikan tugas akhir yang akrab dengan rasa pening di kepala. Nampaknya di hari wisuda mereka lampiaskan dengan kebahagiaan dan rasa syukur sebagai langkah mencapai cita-cita.
Di satu sisi saya melihat ada rasa heran dan kasihan terhadap orang-orang yang di wisuda. lho, kenapa begitu? Keheranan saya ketika melihat mereka merayakannya terlalu berlebihan dengan memamerkan di sosial media. Apakah harus dipamerkan segitunya? Apakah mereka tidak menjaga perasaan yang lagi pusing tugas akhir? Bahkan bagaimana perasaan orang-orang yang tidak kesampaian kuliah? Mudah-mudahan saja itu bukan sebuah kesombongan.
Perjuangan masih panjang
Lalu, kasihannya adalah perjuangan kalian bukan sampai di situ saja. Di depan masih banyak masalah serta tanggung jawab yang menghadang. Jangan terlena dengan acara wisuda tersebut. Saya yakin tidak ada jaminan semua peserta wisuda memiliki masa depan yang langsung cerah di depan mata. Setelah wisuda pasti banyak yang kebingungan mau kerja kemana dan bagaimana? Kecuali kalau anda dimanjakan oleh orang dalam. Itu pun juga tidak menjamin sesuai idealis anda.
Okelah, kita rayakan wisuda dengan rasa berbahagia dan syukur tetapi jangan juga berlebihan dan cepat-cepatlah sadar. Gelar yang didapatkan adalah sebuah tanggung jawab besar. Perjuangan masih panjang dan pada akhirnya akan sadar bahwa tidak ada yang menjamin kecuali dirimu sendiri.
Saya sendiri adalah seorang yang pernah jadi mahasiswa juga. Ketika selesai sidang munaqosah (skripsi), tentunya saya ucapkan dengan rasa syukur dengan cara biasa saja. tidak harus berlebihan dengan ambil foto sana sini dan dipamerkan ke media sosial. Bahkan saya tidak menghadiri acara wisuda untuk dilantik karena memang tidak ada rasa ketertarikan untuk hadir pada acara itu.
Ada satu hal yang sering saya ingat dari perkataan seorang tokoh terkenal tanpa disebutkan namanya. Beliau bilang bahwa prestasi itu tidaklah penting, tetapi bagaimana dirimu bisa menjadi orang yang bermanfaat terhadap orang lain.
Rijal
Banjarmasin, Kalimantan Selatan
[email protected]
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini