Lebaran tahun ini terasa berbeda karena dunia persilatan lidah nasional tengah susah dikondisikan. Terlebih sejak Syahrini tidak lagi menjadi trendsetter mode busana Lebaran. Meski semenjak umrah terakhir Incess sering mengenakan jilbab, pasar gombal Indonesia tidak meresponsnya sebagai fenomena yang patut direproduksi massal. Mungkin jika Jupe masih ada, dialah trendsetter Lebaran kali ini, kerpus model turban instan yang simpel dipadukan bersama kaftan glamor.
Bagaimanapun tren gombal Lebaran akan selalu bersemi di NKRI, dengan maupun tanpa tunjangan hari raya. Hanya saja, perkembangan busana muslim bagi laki-laki tetap akan selalu kalah jauh dibanding busana muslim untuk perempuan.
Kita jarang kan melihat iklan baju lelaki syar’i. Kalaupun ada, imajinasinya nggak jauh-jauh dari celana cingkrang dan gamis (yang kini diperkenalkan Gerai Hawa milik Sungkar corp. sebagai qomis). Padahal, saat ini pasar mode global mendukung sekali tren celana cingkrang yang dikombinasikan dengan sepatu kanvas dan kemeja lengan panjang digulung. Kesannya syar’i bin kasual bin kekinian.
Tumbuhkan jambang sedikit, tampilan Anda sudah setara Pangeran Arab. Atau minimal mirip Zayn Malik. Panjangkan rambut di atas bahu, cepol asal-asalan, maka level ketamvanan Anda sejajar dengan Ashraf Sinclair. Kesan berantakan cita rasa global ditimbulkan semudah itu.
Untuk lelaki, pilihan busana muslim memang terbatas. Sejak zaman Gaj Ahmada hingga Gajah Duduk, sarung tetap tidak punya variasi motif yang menggebrak. Sarung motif tribal mungkin ada, tapi sarung brokat? Yang benar saja … Siapa sih yang masih pede pakai sarung selain saat tarawih dan tadarus yang lebih cepat kelarnya ketimbang masa ta’aruf menuju khitbah?
Untuk perempuan, alhamdulillah, pilihan sangat beragam. Meski sekali lagi, Lebaran tahun ini tidak ada satu pun selebritas yang cukup kuat untuk menjadi maskot di pasar gombal. Analisis saya, absennya maskot busana Lebaran yang biasa merujuk pada satu nama disebabkan mayoritas artis kini heboh jualan kue oleh-oleh khas kongsi dagang selebritas.
Tapi jangan cemas, pasar nasional punya mekanismenya sendiri. Pada Lebaran 2017, invisible hands menabok para dedek-dedek, ciwi-ciwi, ukhti-ukhti, hijabers, mamah muda, sampai Mamah Dede untuk fokus pada kaftan kerut, gamis floral, outer dan tunik Harajuku, blus ruffle, khimar pastel, dan jilbab turki.
Kaftan beberapa tahun belakangan masih mampu bertahan sebagai opsi wajib busana Lebaran. Namun, sudah cukup untuk kaftan bersayap kelelawar penuh batu-batuan imitasi dan payet bling-bling. Kali ini teknik kerutan di pinggang maupun perut dipilih untuk menyamarkan lipatan lemak. Permainan simpul pun menjadi aksen yang merajalela di gerai-gerai gombal.
Berbicara soal gamis, kita harus kembali ke filosofi dasar gamis, yakni estetika kesederhanaan nan syar’i. Karena mustahil menciptakan gamis dengan ornamen yang berat di bagian dada, maka akal-akalan bakul gombal adalah mendesain berbagai motif floral untuk gamis. Analisis saya, gamis floral laris mengikuti tren desain interior bernuansa shabby chic. Warna-warna pastel lembut dan bunga-bunga bermekaran menjadi fokus utama tren gamis belakangan.
Mengenai Harajuku, jangan dibayangkan model cosplay yang seksi-seksi. Konsep guntingan asimetris yang dimiliki Harajuku style diadaptasi dengan percaya diri oleh pasar gombal Indonesia.
Kalian akan mudah menemui busana dengan bagian belakang bermotif batik, tapi bagian depan motif garis-garis. Belahan samping digunting sepanjang lutut hingga dada. Depan sepaha, belakang menjuntai sebetis. Kiri pendek, kanan panjang (mencerminkan kecenderungan ideologi yang dianut). Celana dengan layer berupa setengah rok juga banyak beredar, biasanya kulot yang dimodifikasi macam pemain silat. Yang saya pikirkan saat model ini merebak di pasaran adalah … ini ujian untuk buruh konveksi.
Ada pula blus ruffle alias model layer bertumpuk. Biasanya fokus rimpel ada di bagian perut dan lengan yang menyerupai terompet atau lonceng. Potongan seperti ini dijamin membuat tubuh terlihat lebih mekar. Bahan kain yang sedang tren dijahit model blus ruffle adalah denim. Pasangannya? Kulot potongan lebar.
Selain beberapa gaya busana di atas, ada pula gaya cape yang sedang membahana di kalangan sosialita pecinta kondangan. Cape identik dengan sepotong pakaian tanpa lengan yang populer di Eropa pada abad ke-19. Cape lantas populer di tengah dinamika busana muslimah karena berfungsi sebagai kain penutup dada dan memberi kesan aura ibu pejabat yang elegan. Saya menduga, meledaknya film Frozen dan Beauty and the Beast menginspirasi pasar gombal dalam menyerap model ini.
Tren hijab juga lebih sederhana sekarang. Model hijab berurai, kerlap-kerlip, dan seperti tumpukan kubis mulai ditinggalkan. Pashmina berujung lancip, hijab instan, dan jilbab Turki (alias scarf motif surealis) lebih diminati, mulai dari bahan kain yang licin hingga keset.
Demikian pembahasan seputar gombal menyambut hari raya. Anda boleh bersitegang berada dalam kubu A atau B atau C, atau dengan bangga tidak terpengaruh kubu mana pun, tapi Anda tak akan bisa mengelak pada jebakan pusat perbelanjaan. Saya bicara mengenai yang offline maupun online. Hari-hari terakhir Ramadan, di waktu yang konon Lailatul Qadar turun, adalah hari-hari di mana pusat perbelanjaan menurunkan diskon besar-besaran dan menggelar midnight sale mulai pukul 22.00 hingga 24.00. Catat: baik offline maupun online.
Anda boleh merasa bahagia mendapat THR minggu ini, tapi percayalah, kenaikan harga gombal menyambut lebaran adalah sesuatu yang HQQ. Sepotong outer 200 ribu adalah kelaziman. Selembar hijab 100 ribu adalah keniscayaan. Gamis dibanderol setengah juta adalah sebuah kebutuhan untuk kembali fitrah.
Jadi, apa pun kontribusi bacot Anda di dunia persilatan, jangan lupakan omelan Meryl Streep saat mendengar Anne Hathaway menertawakan keseriusan para perancang mode dan tren busana ketika memilih warna sabuk dalam film Devils Wears Prada.
“Aku mengerti, kau menganggap ini tidak ada hubungannya denganmu. Kau membuka lemarimu dan memilih sweater biru kental itu … karena kau ingin tunjukkan pada dunia bahwa kau orang yang sangat serius mengurusi hal-hal yang sudah kau kerjakan …. Dan lucu sekali bagaimana kau mengira kau membuat pilihan yang membebaskanmu dari industri fesyen padahal sebenarnya kau mengenakan sweater yang dipilih untukmu oleh orang-orang di ruangan ini dari tumpukan barang.”
Ganas, sodara!