ADVERTISEMENT
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Ulasan Bacaan

Buku Terbaik 2015: Sebuah Alternatif untuk Arman Dhani 

Dedik Priyanto oleh Dedik Priyanto
22 Desember 2015
0
A A
Buku Terbaik 2015: Sebuah Alternatif untuk Arman Dhani

Buku Terbaik 2015: Sebuah Alternatif untuk Arman Dhani

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp
Catatan Kepala Suku
Tulisan ini adalah respons atas tulisan Arman Dhani. Di media lain, tulisan seperti ini mungkin tidak akan dimuat karena ‘membantah’ apa yang sudah dipilih oleh sebuah institusi media tersebut. Tapi, bagi Mojok, pendapat Dedik Priyanto perlu diberi ruang.
Pertama, karena boleh saja orang punya pendapat lain. Kedua, tulisan Dedik memang pas untuk Mojok. Orang boleh saja punya argumen untuk yang pertama, tapi jika tidak diikuti dengan kemampuan kedua, tidak akan kami beri ruang. Sebab kami harus menghormati pembaca setia kami, yang berkunjung untuk menikmati tulisan-tulisan gaya Mojok.
Hormat kami untuk orang-orang yang punya kepala berbeda, harus terus kami upayakan dengan segala cara. Dan upaya terbaik untuk hal itu adalah memuatnya. Namun, semua pendapat Dedik tidak menggugurkan pilihan Mojok sebagai sebuah institusi yang telah mempercayakan pemilihan buku terbaik 2015 kepada Dhani.
Demikian.

Seorang kawan memberikan tautan artikel “Lima Buku Terbaik 2015”, sepersekian detik selepas baca, saya berkomentar: buruk sekali pilihan Arman Dhani. Tentu saja semua orang bebas untuk memberikan pendapat tentang buku terbaik menurutnya, tapi, saya kira, selebtwat cum kritikus buku paling hits seplanet Namek macam Dhani harusnya lebih jitu memilah buku terbaik. Jika tidak, bisa panjang urusan.

Kekeliruan Dhani, misalnya, bisa kita lihat pada pendapatnya tentang karya Haruki Murakami yang ia sebut medioker. Tidak perlu menjadi Murakami-esque untuk bisa membedakan bahwa yang ribut kala pengumuman nobel saban tahun adalah fanboy Murakami, bukan Murakami.  Itu dua hal yang sangat berbeda.

Jika Dhani tidak sibuk mengejar dedek-dedek berambut pendek yang ntap seperti Viny JKT48, tengoklah karya Murakami seperti After Dark, Wind Birp Up Chronicle atau dua karya terbarunya, The Strange Library dan Colourless Tsukuru Tazaki and His Years of Pilgrimake, bukan yang sengaja ia tulis sebagai karya populer semacam Norwegian Wood. Dari sana pula kita bisa melihat beda Murakami dengan penulis lain di generasi ini, ia selalu berupaya mencipta cara bercerita yang baru.

Walaupun begitu, ada beberapa hal yang saya sepakat dengan Dhani, misalnya, tentang tidak banyaknya buku bagus yang muncul di tahun ini. Hal ini tentu lebih meresahkan daripada perkara jodoh Pak Menteri Gita Wiryawan. Beberapa buku yang disuguhkan Dhani memang menarik, misalnya, bagaimana ia membicarakan buruknya cerita pendek di media massa dan hadirnya A.S. Laksana dengan bukunya Si Janggut Mengencingi Herucakra sebagai jalan lain untuk menikmati cerita bagus. Juga kolaborasi menyenangkan Emte dan Aan Mansyur dalam Melihat Api Bekerja. Namun, perihal pemilahan karya Harper Lee, Go Seth a Watchman, kita harus mendudukkan lagi persoalan ini.

Kita sepakat bahwa buku bagus adalah buku yang cara menyajikannya juga menarik, selain isinya tentu saja. Dan Harper Lee—terlepas dari pelbagai kontroversi penerbitannya—tidak memberikan lagi kebahagiaan dan cara bertutur laiknya To Kill a Mockingbird dalam membingkai perkara HAM dan rasisme.  Selain itu, Go Seth a Watchman menunjukkan belum matangnya Harper Lee sebagai seorang penulis.

Begitu halnya dengan Kambing dan Hujan atau buku yang lain dalam daftar Dhani. Ini bukan perkara kredo sastra tinggi, seperti yang ditekankan Dhani, melainkan bagaimana seharusnya sebuah buku ditulis, terlepas itu cerita desa-kota-patah-hati-jatuh-cinta-balen-penikungan-mantan-dan-lain-lain. Tapi, sekali lagi, itu jika kita bersepakat bahwa buku bagus bukanlah buku yang sedang hits semata, melainkan cara bertutur yang menarik.

Baca Juga:

Panduan Memahami Perpisahan yang Tidak Hitam Putih. MOJOK.CO

Panduan Memahami Perpisahan yang Tidak Hitam Putih

22 Februari 2023
Panduan mempersiapkan perpisahan

Panduan Mempersiapkan Perpisahan: Sebuah Tutorial Menghadapi Kehilangan

30 November 2022

Untuk itu, mengingat Dhani sudah begitu sibuk untuk memberi tanda tangan dan melayani jumpa fans bukuya yang baru terbit, saya akan memberikan alternatif daftar buku terbaik 2015 yang luput ia perbincangkan.

5. Startupedia – Annis Uzzaman

Coba tanyakan para pegiat bisnis rintisan (startup) sejagat, buku ini adalah buku paling bagus yang ditulis dalam bahasa Indonesia tahun ini. Buku ini berisi hal taktis untuk membangun kerajaan startup. Ditulis oleh seorang venture capital (pemodal startup) bernama Anis Uzzaman, buku ini merupakan kitab suci bagi mereka yang ingin berhasil di bisnis teknologi.

Jika Dhani ingin membuat sebuah startup untuk balen, saya rekomendasikan buku ini sebagai kitab suci. Ajaklah saya untuk itu. Percayalah, kita akan jadi Sergey Brin-Larry Page berikutnya dan akan membuat orang-orang gagal-balen menjadi lebih mudah menjalani hidup di dunia yang fana ini.

4. Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya – Sabda Armandio 

Menjamurnya novel coming–of-age di luar negeri dengan ragam varian bertutur berbanding terbalik dengan cerita serupa di sini. Nama-nama seperti Stephen Chbosky dengan The Perks of Being Wallflower, Tim Sharp dengan The Spectacular Now, atau John Green denganThe Fault in Our Stars, bisa dengan mudah kita nikmati sebagai suara remaja membicarakan hidupnya. Sedangkan novel-novel remaja yang ada di sini kebanyakan masih mengikuti pola cerita cinta FTV yang lugu: bertemu-marahan-jadian-rampung-boker. Tidak percaya? Silakan ke rak-rak toko buku terdekat Anda.

Munculnya novel Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya karya Sabda Armandio merupakan angin segar. Ia jenaka, cerdas, sekaligus kritis mengulik ruang psikologis remaja, lengkap dengan pilihan-pilihan di hidup dan pandangannya terhadap segala sesuatu. Jika saja saat masih remaja saya sudah membaca buku ini, tentu saya akan punya pandangan lain terhadap dunia–begitu pula Dhani, saya kira.

3. Identitas dan Kenikmatan – Ariel Heryanto

Apa yang membedakan Ariel Noah dan Ariel Heryanto? Untuk nama pertama, sila tanyakan kepada Kak Arlian Buaya sebagai penganut Noahisme, sedangkan nama yang kedua adalah penulis buku bagus ini.

Nama Ariel Heryanto tentu bukan nama asing bagi mereka yang suka membaca isu sosial, politik, maupun kebudayaan. Di buku ini, Ariel berusaha mengupas sisi identitas kelas menengah pasca Orde Baru terhadap budaya populer dalam menghadapi kebebasan global. Ia juga menyisir kontradiksi pada islamisme yang dianut oleh orang-orang kota, lengkap dengan analisis tren mereka seperti hijab-fashion dan lain-lain.

Jika ciri buku bagus adalah, seperti yang dibilang Dhani, yang renyah dibaca, saya kira buku ini juga demikian. Bedanya, tidak hanya renyah, melainkan juga penuh analisis bermutu tentang kondisi hari ini, khususnya masyarakat urban.

 2. The Innovators – Walter Isaacson 

Sulit untuk tidak menyertakan buku ini sebagai salah satu buku paling menarik tahun 2015, apalagi jika Anda sudah membaca biografi Einstein & Steve Jobs karya Walter Isaacson. Saya salah satu yang menunggunya hadir, dan ini jauh lebih berat daripada menunggu gajian tiba tiap awal bulan.

Buku ini memberikan kita standar yang asyik perihal menulis orang-orang yang mengubah dunia, dengan riset yang ketat dan tetap enak dibaca laiknya karya jurnalisme sastrawi.  Innovator yang dimaksud oleh Isaacson adalah mereka yang membuat revolusi di dunia digital. Mereka ini adalah orang-orang yang sebenarnya mencipta ulang dari para penemu sebelumnya dan ada keterkaitan dalam dunia kosmik para penemu ini. Hal itu diceritakan dengan menarik oleh Isaacson.

Saya kira, jika Menteri Pendidikan Anies Baswedan sadar dan ngerti pentingya buku ini, maka buku ini akan ia tempatkan di sekolah-sekolah, dibaca oleh para siswa dan mereka akan mulai mencipta hal-hal baru. Sayangnya pemerintah lebih suka ngurusin politik absurd dibanding buku.

1. Tidak ada

Satu hal yang saya benar-benar sepakat pada Dhani, tidak adanya buku yang benar-benar menarik untuk dijadikan yang terbaik tahun ini, dan hal ini membuat saya terpaksa mengosongkan nomor pertama dalam daftar buku terbaik 2015.

Tentu saja ini boleh diisi buku dari Twitwar ke Twitwar karya Dhani yang disebutnya buku terbagus abad ini. Tapi, saya kira, kita perlu membaca lagi kutipan dari orang yang diejek oleh Dhani, Haruki Murakami, begini:

”Jika kau hanya membaca bacaan seperti kebanyakan orang baca, kau hanya akan mampu berpikir seperti yang mereka pikirkan.” 

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: Arman DhaniBuku Terbaik 2015haruki murakamiKaleidoskop2015
Dedik Priyanto

Dedik Priyanto

Artikel Terkait

Panduan Memahami Perpisahan yang Tidak Hitam Putih. MOJOK.CO
Esai

Panduan Memahami Perpisahan yang Tidak Hitam Putih

22 Februari 2023
Panduan mempersiapkan perpisahan
Hiburan

Panduan Mempersiapkan Perpisahan: Sebuah Tutorial Menghadapi Kehilangan

30 November 2022
putcast panduan mempersiapkan perpisahan
Movi

Panduan Mempersiapkan Perpisahan

9 April 2021
Pesugihan sebagai Jalan Pintas
Movi

Berpisah: Panduan Mempersiapkan Perpisahan #MojokBercerita

17 Oktober 2020
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Lima Album Musik Favorit 2015 Versi Mojok

Lima Album Musik Favorit 2015 Versi Mojok

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Cewek Kurus dan Segala Kekhawatirannya UNEG-UNEG MOJOK.CO

Keluh Kesah Cewek Kurus dan Segala Kekhawatirannya

30 September 2023
Universitas Mulawarman, Kampus Tertua di Kalimantan Timur yang Memiliki 'Seribu' Jurusan MOJOK.CO

Universitas Mulawarman, Kampus Tertua di Kalimantan Timur yang Memiliki ‘Seribu’ Jurusan

30 September 2023
Jurusan Sastra Indonesia tapi Ada Mata Kuliah Belajar Bisnis: Wajarkah? MOJOK.Co

Jurusan Sastra Indonesia tapi Ada Mata Kuliah Belajar Bisnis: Wajarkah?

27 September 2023
Kaesang Pangarep Gabung PSI

Kaesang Pangarep Gabung PSI dan Aldi Taher Bikin Grup WA Mantan Istri Hebohkan Netizen

30 September 2023
Surabaya Kota Freemason, Gedung BPN Tunjungan Jadi Warisannya MOJOK.CO

Surabaya Kota Freemason, Gedung BPN Tunjungan Jadi Warisannya

2 Oktober 2023
Kembali Setelah Satu Dekade, Sepultura Gebrak JogjaROCKarta 2023 MOJOK.CO

Kembali Setelah Satu Dekade, Sepultura Gebrak JogjaROCKarta 2023

1 Oktober 2023
Kesan Pertama Maba UGM dan UPY Saat Kuliah di Jogja- Makanan Nggak Terlalu Murah, Macetnya Parah MOJOK.CO

Kesan Pertama Maba UGM hingga UPY Saat Kuliah di Jogja: Makanan Nggak Terlalu Murah, Macetnya Parah

28 September 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Persona
    • Seni
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Memori
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Sosial
    • Tekno
    • Transportasi
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In