Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Warmindo di Sidoarjo Semakin Menjamur, tapi Kalah Jauh dari Warmindo Jogja karena Menunya Monoton dan Mengecewakan

Muhammad Iqbal Habiburrohim oleh Muhammad Iqbal Habiburrohim
2 Mei 2024
A A
Warmindo Sidoarjo Kalah dari Jogja, Menunya Mengecewakan (Hammam Izzuddin-Mojok.co)

Warmindo Sidoarjo Kalah dari Jogja, Menunya Mengecewakan (Hammam Izzuddin-Mojok.co)

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai warga Jogja, saya kecewa dengan warmindo di Sidoarjo. Menunya monoton dan mengecewakan.

Menjadi jobseeker dari Jogja mengharuskan saya menjadi manusia nomaden untuk sementara waktu. Pindah kota sana dan sini untuk membuka peluang. Salah satu wilayah yang saya singgahi adalah Sidoarjo di Jawa Timur. 

Saya pribadi cukup nyaman dengan suasana di sini. Suhu di Sidoarjo yang nggak jauh beda dengan Jogja. Selain itu, biaya hidupnya relatif masih murah ketimbang wilayah lain di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang.

Sebagai perantau dari Jogja yang perlu menghemat biaya hidup, saya cukup senang melakukan pencarian kuliner di berbagai wilayah. Saya pikir, makanan di Sidoarjo terbilang cukup murah dan rasanya juga masih masuk di lidah. 

Namun, ada satu culture shock yang membuat saya cukup kecewa dengan dunia kuliner Sidoarjo khususnya warmindo. Bagaimana nggak, saya yang biasanya mengandalkan warmindo di tempat asal saya, yaitu Jogja, harus rela kecewa setelah tahu terdapat banyak perbedaan dengan warmindo di sini.

Warmindo di Sidoarjo menunya itu-itu saja, beda banget sama Jogja

Saya merupakan pecinta warmindo. Menurut saya, “warung rakyat” itu bisa menjadi alternatif kuliner dengan menu variatif. Sudah begitu rata-rata enak dan murah.

Nah, sesampainya di Sidoarjo, saya melihat begitu banyak warmindo atau di sini lebih familiar disebut warkop. Pemandangan tersebut tentunya membuat hati saya sedikit lega, “Wah, aman kalau mau cari makan tetap dekat.”

Namun, bayangan tersebut sirna begitu saja setelah mengetahui fakta bahwa mayoritas warmindo di sini hanya menjual minuman dan mie instan saja. Tentu hal tersebut jauh dari ekspektasi saya yang terbiasa dengan warmindo Jogja.

Baca Juga:

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

Saya membayangkan adanya menu lain seperti nasi telur, nasi goreng, sampai nasi bandeng. Tiga menu di atas biasanya menjadi menu default warmindo Jogja. Kalau ada warmindo yang menjual menu nasi, jaraknya begitu jauh dan hanya ada di warung besar saja.

Mau nggak mau, saya harus memutar otak untuk mencari menu lain. Sayangnya, tempat saya tinggal, yaitu daerah Buduran, juga nggak punya banyak opsi tempat makan semacam warteg atau ramesan. 

Sepertinya di Sidoarjo lebih banyak warung kecil rumahan yang menjual menu berupa nasi campur, yang mirip ramesan juga. Jujur saja, makanannya enak, tapi tempatnya kurang memadai dari segi luas sehingga kurang nyaman untuk makan sambil ngopi.

Tempat ngopi perlu dibedakan dengan makan berat

Berdasarkan pengamatan, warmindo di Sidoarjo memiliki jarak yang sangat berdekatan. Hampir setiap 50 meter ada dan ramai pengunjung. Saking dekatnya, saya sampai berpikir bahwa warga Sidoarjo lebih suka ngopi daripada makan. Sebenarnya saya suka dengan suasana nongkrong sambil ngopi. Tapi, biasanya, saya nggak cuma ngopi saja. Perut juga perlu diisi.

Nah, sepertinya, perbedaan kultur di Sidoarjo dengan Jogja adalah membedakan warung untuk nongkrong dan ngopi. Kalau ingin makan, ya silahkan cari warung makan. Beda halnya kalau ingin nongkrong dan ngobrol, warmindo adalah tempat paling pas dan opsi minumannya tetap banyak. Kalau satu penuh, kalian hanya perlu berjalan beberapa meter dan menemukan warung lain.

Sebenarnya juga, saya nggak bermasalah makan mie instan lalu ngopi. Tapi, tentu nggak sehat kalau setiap hari makan mie instan. Akhirnya, untuk urusan makan, saya memutuskan untuk kembali ke warung makan yang sama dan lebih memilih take away.

Kadang bosan karena suasana makannya cuma melihat dinding kos. Tapi, bagaimana lagi? Kalau makan di tempat, tempatnya kurang nyaman. Kalau cari yang tempatnya nyaman, mereka cuma jual menu minuman dan mie instan saja. 

Ya sudah, sebagai orang Jogja yang terbiasa berhemat, yang terpenting perut kenyang dan dompet aman. Menunya gitu-gitu aja juga nggak masalah, pada akhirnya.

Penulis: Muhammad Iqbal Habiburrohim

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 4 Menu Red Flag dari Warmindo yang Perlu Banget Diwaspadai

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 Mei 2024 oleh

Tags: jawa timurJogjamie instanSidoarjowarkopwarkop sidoarjowarmindo
Muhammad Iqbal Habiburrohim

Muhammad Iqbal Habiburrohim

Mahasiswa biasa yang ingin mencurahkan keresahan

ArtikelTerkait

Jalan Sorowajan Baru Jogja: Tempat Ide Paling Radikal dan Manusia Paling Aneh Melebur

Jalan Sorowajan Baru Jogja: Tempat Ide Paling Radikal dan Manusia Paling Aneh Melebur

5 Januari 2024
Ringroad Barat Jogja Sirkuit Pengendara yang Tidak Punya Empati (Unsplash)

Ringroad Barat Jogja, Ketika Malam Jadi Sirkuit Para Pengendara Motor yang Tidak Punya Empati

18 Maret 2025
Indomie Seleraku, tapi kalau Indomie Rawon Pedas Mercon, Maaf, Nggak Dulu

Indomie Seleraku, tapi kalau Indomie Rawon Pedas Mercon, Maaf, Nggak Dulu

6 Februari 2024
Mi Burung Dara Lebih Unggul Mengalahkan Indomie dan Mie Instan Lainnya

Mi Burung Dara Lebih Unggul Mengalahkan Indomie dan Mie Instan Lainnya

19 April 2024
Bali dan Jogja Masih Jadi Setting Cerita FTV Terbaik Selama Ini terminal mojok.co

Bali dan Jogja Masih Jadi Setting Cerita FTV Terbaik Selama Ini

13 Juli 2021
Menjaga Kualitas Shockbreaker dengan Meminimalisir Penggunaan Standar Samping terminal mojok.co

Jenis Pengendara Kendaraan Bermotor di Jalanan Jogja

3 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.