Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Wajah Baru Malioboro: Dari Umpatan Rakyat Sampai Mimpi Kota Warisan Budaya

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
18 November 2020
A A
Wajah Baru Malioboro: Dari Umpatan Rakyat Sampai Mimpi Kota Warisan Budaya terminal mojok.co

Wajah Baru Malioboro: Dari Umpatan Rakyat Sampai Mimpi Kota Warisan Budaya terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

“Bapak-bapak pemerintah Yogyakarta kota, untuk uji coba kalian lihat! Pedagang kaki lima pada sepi! Tukang becak angkutannya sepi! Kalian memang uji coba, tapi mengapa kami yang kalian jadikan kelinci percobaan? Buajingan!”

Kata-kata tersebut disampaikan oleh seorang bapak di tengah jalan Malioboro. Bapak tersebut tidak perlu khawatir ditabrak kendaraan yang melintas. Karena pada saat itu sedang dilakukan uji coba kawasan Malioboro bebas kendaraan bermotor.

Yang perlu dikhawatirkan adalah apa yang dikatakan bapak tersebut. Dengan raut wajah marah, bapak tadi menyuarakan kekecewaan dengan program uji coba ini. Tanpa dilintasi kendaraan bermotor, Malioboro seperti alun-alun utara yang dipagari: sepi pengunjung!

Uji coba ini dilaksanakan sejak tanggal 3 November sampai 15 November 2020. Nantinya, hasil uji coba ini akan dikaji terutama perkara rekayasa lalu lintas. Puncaknya adalah kawasan Malioboro bebas kendaraan bermotor secara permanen. Katanya, sih, agar seperti zaman dulu.

Menurut Pemprov DIY, wacana Malioboro bebas kendaraan bermotor adalah untuk mendukung penetapan Jogja sebagai kota warisan budaya oleh Unesco. Sebuah mimpi yang tinggi, hampir nyundul langit. Tapi, apakah pengorbanan yang dilakukan sepadan?

Baru uji coba saja sudah riuh dengan umpatan. Selain video bapak-bapak dengan tatapan nanar tadi, Perkumpulan Pengusaha Malioboro dan A Yani (PPMAY) juga bersuara. Lha tenan tho, suara kontra lebih lantang dari “romantisnya Malioboro tanpa kendaraan bermotor.”

Menurut berita yang dilansir KRJogja, anggota PPMAY menyatakan bahwa usaha mereka terancam. “Omzet turun drastis hingga 80 persen, bahkan ada yang nol penjualan. Banyak konsumen/warga yang membatalkan berbelanja ke Malioboro, mereka memilih berbelanja di lokasi yang aksesnya mudah,” ucap ketua PPMAY Sadana Mulyono usai rapat pengurus PPMAY, Jumat (6/11).

Sekelas pemilik pertokoan saja menjerit. Bagaimana dengan PKL yang selama ini menggantungkan hidup dari jalanan Malioboro? Apakah terdampak dengan uji coba ini? Jelas lah, mbok nuraninya dipakai!

Baca Juga:

Kesawan, Malioboro Medan yang Penuh Sejarah dan Bikin Jatuh Cinta

Salah Paham Terkait Jalan Malioboro Jogja yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang, bahkan oleh Orang Jogja Sendiri

Salah satunya adalah Rini, PKL di bidang kuliner. Menurut berita di Kompas, Rini mengeluhkan penjualan yang menurun drastis. Sebelum penetapan daerah bebas kendaraan bermotor, Rini mengaku mendapat omzet 1 juta per hari. Setelah akses kendaraan ditutup, omzet Rini turun menjadi seratus ribu saja.

“Kalau dua minggu (uji coba) itu dengan penghasilan segitu bagaimana karyawan saya,” imbuh Rini yang memperkerjakan tiga karyawan. Akibat dari penurunan omzet ini, blio terpaksa mengurangi belanja kebutuhan warungnya.

Sebelum uji coba ini, Rini menjual makanan melalui jasa ojek online. Namun, setelah uji coba banyak ojek yang tidak mau mengambil pesanan. “Tidak ada yang mau ambil orderan ke sini karena jalurnya.”

Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Malioboro Hingga Ahmad Yani (Pelmani) Slamet mengungkapkan hal sama. Banyak omzet PKL yang menurun drastis akibat uji coba ini. “Turunnya sampai 70 persen,” kata blio.

Selain omzet, persoalan yang menjadi perhatian Slamet adalah kantong parkir. Saat ini kantong parkir hanya terletak di Jalan Abu Bakar Ali. Menurut blio, jika kantong parkir baru tidak segera disediakan, PKL dan pelaku usaha lain akan mengalami kerugian.

Bagaimana dengan pandangan pengunjung Malioboro? Sama saja. Mereka mengeluhkan uji coba yang seperti setengah matang ini. Salah satunya adalah Heri, warga Magelang yang bekerja di jantung kota. Dalam berita di Jogja Suara, blio menyatakan kesulitan untuk menuju lokasi bekerja.

Lebih seru lagi komentar netizen. Dalam komentar di Twitter Krjogja, banyak yang mengeluh bingung untuk berbelanja di Malioboro. Mereka enggan belanja jika harus parkir di Abu Bakar Ali, apalagi bila belanja barang berat seperti gulungan kain dan karpet.

Klise. Sangat klise. Ketika pemerintah mengejar target kota warisan budaya, penghidupan rakyat banyak dikorbankan. Padahal, selama ini Malioboro sudah menjadi landmark Jogja yang selalu dituju wisatawan. Bahkan papan penunjuk jalan Malioboro menjadi rebutan untuk selfie.

Apa agi yang kurang dari Malioboro? Dengan menutup jalan Malioboro, apakah nilai romantisnya akan naik? Paling sepekan dua pekan saja terlihat elok dan selo. Namun, nanti juga biasa saja dan malah merepotkan.

Jelas repot, kantong parkir yang siap hanya satu di Taman Abu Bakar Ali. Letaknya di ujung utara Malioboro.

Sebesar apa, sih, dukungan dari area bebas kendaraan Malioboro kepada lolosnya Jogja sebagai kota warisan budaya? Sampai mengorbankan mereka yang hidup dan menghidupi Malioboro.

Saya teringat lirik lagu Jogja Istimewa. “Jogja istimewa bukan hanya daerahnya. Tapi juga karena orang-orangnya.” Salah satu orang itu adalah mereka yang ada di Malioboro. Mereka yang dikorbankan demi sebuah gelar dari Unesco.

Oh, lelakon opo meneh niki, ngarso dalem?

BACA JUGA Menelusuri Asal Usul Nama Malioboro, Ikon Kota Jogja dan tulisan Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Februari 2022 oleh

Tags: MalioboroPKLwarisan budaya
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Jika artikel saya menyinggung Anda, SAYA TIDAK PEDULI!

ArtikelTerkait

Kiat-Kiat Mengobati Patah Hati di Kota Jogja

Kiat-Kiat Mengobati Patah Hati di Kota Jogja

7 Januari 2020
4 Alasan Julukan Maliogoro untuk Jalan MH Thamrin Bojonegoro Kurang Tepat

Dear Bojonegoro, Kamu Nggak Harus Ikutan Bikin Malioboro Baru kok

14 Januari 2023
3 Hal yang Bisa Dilakukan di Malioboro Tegal, tapi Nggak Bisa Dilakukan di Malioboro Jogja

3 Hal yang Bisa Dilakukan di Malioboro Tegal, tapi Nggak Bisa Dilakukan di Malioboro Jogja

12 September 2024
4 Alasan Orang Jogja Malas ke Malioboro

4 Alasan Orang Jogja Malas ke Malioboro

11 November 2024
Salah Paham Terkait Malioboro Jogja yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang bahkan oleh Orang Jogja Sendiri

Salah Paham Terkait Jalan Malioboro Jogja yang Telanjur Dipercaya Banyak Orang, bahkan oleh Orang Jogja Sendiri

3 November 2025
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

3 Alternatif bagi Warga Jogja Setelah Malioboro dan Area Kraton Dilarang untuk Demo

15 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pantai Air Manis Padang, Lokasi Legenda Malin Kundang yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Pantai Air Manis Padang, Lokasi Legenda Malin Kundang yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

18 November 2025
4 Kelebihan Produk Superindo yang Tidak Dikatakan Orang-orang

4 Kelebihan Produk Superindo yang Tidak Dikatakan Orang-orang

12 November 2025
Crystalline Nggak Cuma Enak dan Menyegarkan, tapi Juga Ramah Sobat Asam Lambung  

Crystalline Nggak Cuma Enak dan Menyegarkan, tapi Juga Ramah Sobat Asam Lambung  

14 November 2025
4 Wisata Semarang yang Bisa Bikin Kamu Kapok Jika Salah Momen Berkunjung

4 Wisata Semarang yang Bisa Bikin Kamu Kapok Jika Salah Momen Berkunjung

16 November 2025
3 Fakta Menarik tentang Blora yang Jarang Orang Bicarakan

3 Fakta Menarik tentang Blora yang Jarang Orang Bicarakan

15 November 2025
7 Alasan Jombang Layak Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Timur Mojok.co lamongan

Jombang dan Lamongan, Saudara Senasib Sependeritaan: Sama-sama Dihimpit Tetangga yang Maju, Sama-sama Punya Infrastruktur Remuk

15 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan
  • Momen Terima Gaji Pertama bikin Nangis dan Nyesek di Antara Perasaan Lega
  • Sibuk Skripsian sampai Abaikan Telpon Ibu dan Jarang Pulang, Berujung Sesal Ketika Ibu Meninggal

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.