Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Tanpa Coffee Shop, Sleman Bakal Disesaki Manusia Stres dan Hopeless

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
2 Agustus 2022
A A
Tanpa Coffee Shop, Sleman Akan Berisi Manusia Stress dan Hopeless Terminal Mojok menu

Tanpa Coffee Shop, Sleman Akan Berisi Manusia Stress dan Hopeless (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Coffee shop tumbuh subur di Sleman. Kenapa bisa gitu, ya?

Kata orang, setiap ada tanah kosong di Jogja akan jadi coffee shop. Nggak salah sih, karena terbukti dari populasi kedai kopi di daerah istimewa ini. Cukup cari “coffee shop” di aplikasi Google Maps, layar gawai Anda akan dipenuhi titik lokasi kedai kopi. Kehadiran coffee shop bahkan sudah melupakan hukum persaingan ekonomi. Jarak antarkedai bisa 5 meter saja.

Untuk urusan menjamurnya coffee shop, Sleman adalah jagonya. Mungkin ada ratusan sampai ribuan kedai kopi di kabupaten paling utara DIY ini. Dari kedai kopi merakyat sampai kedai yang mahalnya nggak ramah UMR ada di sini. Mau konsep njawani model pendopo, konsep creative space yang cenderung lusuh, sampai konsep tembok acian yang membosankan ada di Sleman.

Beberapa orang menilai kehadiran kedai kopi di Sleman sebagai kultur aji mumpung. Beberapa lagi memandang Sleman sudah sell out. Dan sisanya menilai kehadiran coffee shop ini sebagai bangkitnya tren konsumerisme. Sejujurnya, saya juga sepakat dengan semua opini tersebut.

Tapi mau nggak mau, suka nggak suka, coffee shop adalah kebahagiaan terakhir di Sleman. Kehadirannya seiring dengan makin sesaknya kehidupan nom-noman di kabupaten berjargon Sembada ini. Dan jika melihat populasi coffee shop yang terus tumbuh, berarti terus tumbuh juga pasar yang butuh kebahagiaan sementara di Jogja.

Kebahagiaan ini bukan ndakik-ndakik. Apa lagi coba sumber kebahagiaan yang bisa diakses nom-noman Sleman? Mereka tengah berada di daerah yang jauh dari mimpi ideal muda-mudi Indonesia.

Sehari-hari mereka berhadapan dengan tekanan perkuliahan atau pekerjaan. Pulang kerja dan kuliah pun masih bawa oleh-oleh masalah dan tugas. Mereka harus bertemu tembok kos maupun kontrakan yang dingin dan menagih uang bulanan. Ketika membuka slip gaji, uang yang diterima tak seberapa. Untuk yang masih mendapat uang saku, akan habis untuk memenuhi kebutuhan paling dasar manusia.

Di mana mereka bisa memuaskan aspirasi dan berekspresi? Sleman itu langka taman kota. Nggak ada taman yang bisa jadi tempat berkumpul atau sekadar menghabiskan malam. Trotoar yang layak untuk tongkrongan sangat terbatas. Untuk nge-mal atau nonton harus menyesuaikan situasi dompet. Mau band-band-an, nggak ada panggung rakyat yang bebas dipakai. Mau balapan liar, alamat terjungkal menilik situasi aspal di Sleman.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Jangan bayangkan Sleman bisa membuat Citayam Fashion Week. Nggak ada jalan yang aman untuk itu. Entah karena kendaraan ngebut, macet, atau ancaman sabetan klitih. Jangan bayangkan juga nom-noman Sleman seperti di FTV yang bisa healing di pematang sawah. Beton lebih subur daripada padi dan tebu.

Akhirnya coffee shop yang jadi jawaban. Tren minum kopi yang bangkit di 2015 menjawab kebutuhan krusial muda-mudi Sleman: ruang untuk bahagia. Mereka rela membayar 20 ribu lebih demi segelas kopi. Karena memang nggak ada pilihan lain. Mau bahagia atau stres.

Akhirnya kebutuhan ini menjadi gaya hidup. Dan dominasi muda-mudi di Sleman menjadi hujan bagi kedai kopi. Meskipun tumbuh dan bangkrut silih berganti, coffee shop terus memberi kebahagiaan sejenak bagi nom-noman Sleman. Memang selalu ada aji mumpung dalam bisnis, tapi kesempatan bisnis coffee shop yang belum surut adalah red flag di Sleman.

Pemerintah Sleman belum mampu menyediakan ruang ekspresi yang cukup bagi seluruh penduduk. Tekanan kerja dan kuliah menuntut healing, tapi yang ramah UMR. Celah ini yang dilihat dan diakomodir bisnis coffee shop.

Jadi jangan kaget jika Anda melihat coffee shop berjajar dan selalu ramai. Jangan kaget jika tiba-tiba tanah yang kemarin gerumbul kini jadi kedai kopi. Tanpa coffee shop, Sleman hanyalah keluh kesah dan tekanan.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 3 Coffee Shop Bergaya Jepang di Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Agustus 2022 oleh

Tags: anak mudaCoffee ShopKabupaten Sleman
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Antara Sling Bag, Waist Bag, dan Tote Bag_ Mana yang Worth It Dipakai di Tongkrongan_ terminal mojok

Antara Sling Bag, Waist Bag, dan Tote Bag: Mana yang Worth It Dipakai di Tongkrongan?

29 Agustus 2021
Ilustrasi Fakta di Balik Kontroversi Perdagangan Miras di Sleman (Unsplash)

Fakta di Balik Kontroversi Perdagangan Miras di Sleman: Siapa yang Seharusnya Bertanggung Jawab?

1 November 2024
Nggak Ada yang Gratis di Coffee Shop sekalipun Hanya Air Putih

Nggak Ada yang Gratis di Coffee Shop sekalipun Hanya Air Putih

19 November 2023
persahabatan

Hal-hal Sepele yang Membedakan Antara Hubungan Pertemanan dan Persahabatan

3 September 2019
4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal Terminal Mojok

4 Rekomendasi Kopi Susu di Jogja yang Enaknya Nggak Masuk Akal

14 Mei 2022
3 Rekomendasi Coffee Shop Bernuansa Hijau di Jogja Terminal Mojok

3 Rekomendasi Coffee Shop Bernuansa Hijau di Jogja

14 Januari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.