Stasiun Cepu Blora nggak bisa dipandang remeh. Stasiun ini menjadi penghubung berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dulu, saya lebih sering memilih menggunakan motor sebagai transportasi utama untuk perjalanan jauh. Lantaran sudah terbiasa touring menggunakan motor, saya merasa itu adalah cara yang praktis dan menyenangkan untuk bepergian. Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai merasakan jenuh. Perjalanan yang dulu terasa menyenangkan kini membuat tubuh menjadi cepat lelah. Ditambah lagi kondisi jalan yang sering berlubang antara Blora dan Grobogan membuat saya khawatir soal keselamatan. Kekhawatiran tersebut membuat saya mencari alternatif transportasi yang lebih aman namun tetap murah.
Akhirnya, saya memutuskan untuk mencoba naik kereta, dan ternyata keputusan itu sangat tepat. Perjalanan jadi lebih nyaman, efisien waktu, dan bahkan lebih terjangkau. Semakin sering saya menggunakan kereta, saya semakin mengenal Stasiun Cepu Blora, stasiun yang sebelumnya tak begitu saya perhatikan karena jarang menggunakan transportasi umum.
Kurang lebih sudah sejak 2018, saya rutin bolak-balik dari Cepu ke Semarang untuk kuliah dan bekerja. Dari situlah saya mulai menyadari betapa pentingnya Stasiun Cepu dalam memudahkan mobilitas saya. Stasiun yang dulunya saya anggap sepele, kini menjadi pilihan utama dalam setiap perjalanan antarkota saya.
Stasiun Cepu Blora memang tak sepopuler stasiun besar yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya. Akan tetapi perannya di jalur pantura timur nggak bisa dianggap remeh. Meskipun ukurannya lebih kecil, stasiun ini punya fungsi vital sebagai penghubung berbagai daerah antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sejarah berdirinya Stasiun Cepu Blora
Pembangunan Stasiun Cepu sebenarnya memiliki sejarah yang cukup menarik. Stasiun ini tidak dibangun begitu saja, tetapi melalui proses panjang yang dimulai pada masa penjajahan Belanda.
Awalnya, Belanda tidak terlalu tertarik untuk membangun jalur kereta api dari Surabaya ke Semarang. Mereka merasa bahwa jalur tersebut tidak terlalu penting dan tidak memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan. Namun, pandangan Belanda berubah setelah ditemukan potensi sumber daya alam yang melimpah, terutama minyak bumi, di wilayah Cepu, Blora.
Keberadaan minyak bumi ini menjadi alasan utama Belanda memutuskan untuk membangun jalur kereta api yang menghubungkan Surabaya dan Semarang melalui Stasiun Cepu. Transportasi kereta api dianggap sebagai cara yang paling efisien untuk mengangkut minyak dan hasil bumi lainnya dari Cepu ke kota-kota besar seperti Surabaya dan Semarang.
Seiring berjalannya waktu, Stasiun Cepu Blora bertransformasi menjadi lebih dari sekadar titik transit pengangkut hasil bumi. Stasiun ini menjadi jalur penting yang menghubungkan berbagai daerah, mendukung mobilitas masyarakat, serta berperan vital dalam perkembangan ekonomi lokal.
Kehadirannya tidak hanya melayani kebutuhan transportasi barang, tetapi juga semakin penting sebagai sarana transportasi penumpang yang memudahkan perjalanan antarkota. Terlebih lagi, sejak 1 Februari 2025, kembalinya KA Sancaka Utara menambah nilai lebih bagi Stasiun Cepu. Kereta ini memberikan akses mudah bagi warga Blora yang ingin bepergian ke Solo atau Jogja, sekaligus semakin memperkaya pilihan transportasi yang tersedia.
Meski kecil, tetap nyaman
Naik kereta dari Stasiun Cepu Blora jadi pilihan yang pas buat orang yang lebih suka cara praktis untuk bepergian. Kalau dibandingin perjalanan menggunakan motor, di sini kita bisa lebih santai karena nggak perlu mikirin macet atau kelelahan di jalan. Apalagi sekarang beli tiket bisa langsung lewat aplikasi atau website, jadi nggak perlu repot antre. Jadwal kereta juga cukup fleksibel, jadi kita bisa mengatur waktu perjalanan lebih gampang.
Selain itu, Stasiun Cepu juga punya fasilitas yang cukup nyaman. Ada ruang tunggu, ATM, kios makanan dan minuman, tempat parkir, toilet, mesin cetak tiket mandiri, dll. Dengan semua kenyamanan yang ditawarkan Stasiun Cepu Blora, warga yang mau bepergian nggak pusing lagi. Perjalanan terasa lebih ringan. Stasiun ini bukan sekadar stasiun kecil, tapi bisa jadi solusi bagi banyak orang yang ingin jalan-jalan naik kereta tanpa ribet.
Lonjakan penumpang jadi pertanda pentingnya Stasiun Cepu
Pada awal tahun 2025, Stasiun Cepu mengalami lonjakan penumpang yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan tingginya minat warga terhadap transportasi kereta api di wilayah ini. Pada awal Januari saja tercatat sebanyak 1.245 penumpang berangkat dari Stasiun Cepu setelah menikmati liburan akhir tahun, dengan tujuan utama seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Sementara itu, jumlah penumpang yang datang mencapai 952 orang.
Lonjakan jumlah penumpang ini mencerminkan peran penting Stasiun Cepu Blora sebagai salah satu titik transit utama yang menghubungkan berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tak hanya melayani kebutuhan lokal, stasiun ini juga memainkan peranan besar dalam memfasilitasi mobilitas antarkota yang lebih luas. Hal ini juga membuktikan bahwa stasiun kecil juga bisa berdampak besar dan mendukung perekonomian daerah. Stasiun ini menjadi jembatan yang menghubungkan banyak cerita, tujuan, impian, serta kemudahan bagi setiap orang yang melintasinya.
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Blora, Tempat Tinggal Terbaik untuk Orang Bergaji Pas-pasan yang Mendambakan Slow Living.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















