Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Simpangsiur Info TKA dan Ditangkapnya yang Sebar Video Apa Termasuk Praktik Kill The Mesenger?

Aliurridha oleh Aliurridha
18 Maret 2020
A A
kill the mesenger

Simpangsiur Info TKA dan Ditangkapnya Ketua BEM UHO Apa Termasuk Praktik Kill The Mesenger?

Share on FacebookShare on Twitter

Mahasiswa berbedemo menuntut dibebaskannya warga yangenyebarkan video yang dianggap meresahkan publik akibat menyebarkan rekaman tentang kedatangan TKA asal China. Mereka tidak memperdulikan kesehatan mereka sendiri tetap melakukan aksi meskipun wabah corona sudah berstatus pandemi dengan tuntutan dibebaskannya kawan mereka dan diturunkannya Kapolda Sulawesi Tenggara.

Dalam salah satu kerumun yang melakukan aksi itu ada mantan murid saya ketika saya ketika masih mengajar di SMAN 1 Motui. Saya mengontaknya untuk mencari kebenaran dari kesimpangsiuran informasi TKA yang datang ke Sulawesi Tenggara. Menurut informasi memang benar itu adalah TKA asal China yang bekerja di pabrik Morosi. Meski begitu nampaknya informasi ini dianggap membuat gaduh sehingga butuh ditertibkan. Akhirnya video ini berubah menjadi sekedar hoax setelah Polda Sutra menangkap beberapa orang yang menyebarkannya.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi membuat konfrensi Pers dan mengucapkan terima kasih kepada orang yang merekam adanya rombongan warga negara asing (WNA) asal Tiongkok meski ia menolak cara yang dilakukan. Menurutnya lebih baik jika cara yang dilakukan adalah mendatangi kantor Gubernur (17/3/20).

Sebelumnya dua kali berita yang saya baca di Detikcom menginformasikan bahwa pembuat video telah diamankan dan mengatakan bahwa video yang disebarkannya tidak benar, bahwa warga negara asing itu bukan datang dari China tapi dari Jakarta setelah mengurus visa. Berita lainnya mengatakan bahwa si pembuat hoax ini hanya main-main. Lantas mengapa mereka dibebaskan jika itu tidak benar dan mereka hanya main-main? Mengapa juga Gubernur Sultra melakukan konferensi mengucapkan terimakasih kepada pembuat video ini?

Ada gap informasi yang terjadi di sini yang membuat saya curiga telah terjadi praktik kill the mesenger. Praktik kill the mesenger adalah upaya untuk membungkan para agen informasi baru ketika negara berusaha memonopoli informasi. Penangkapan, klarifikasi, lantas dibebaskan sangat ganjil. Mengapa seseorang harus ditangkap, disuruh klarifikasi dan lantas dibebaskan jika ia benar-benar salah?

Permasalahan soal TKA ini memang telah lama tidak terselesaikan. Isunya datang dan pergi, oposan menyerang, penguasa mengkonter, kemudian lenyap seolah ditelan hujan. Sebagai orang yang pernah tinggal di Sulawesi Utara, saya berani mengatakan bahwa benar yang datang adalah TKA yang bekerja di Morosi, Konawe Utara. Namun mengenai kebenaran mereka datang dari Jakarta mengurus visa hal itu juga mungkin benar.

Kejadian itu tahun 2016 awal ketika saya masih mengikuti suatu program oleh salah satu Kementrian yang menempatkan saya di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Saat itu saya membantu menjadi guru Bahasa Inggris karena memang kekurangan tenaga pengajar di SMPN 1 dan SMAN 1 Motui. Rutinitas saya sepulang mengajar adalah berburu, karena mengingat pasar hanya satu minggu sekali.

Pasar yang cuma muncul seminggu sekali dan tinggal di lokasi yang cukup jauh dari kota maka meski punya uang kamu akan bingung mau dibelikan apa. Dengan pilihan aktivitas yang terbatas, saya memilih untuk berburu, memancing, dan memilih hidup dari alam. Bersyukurnya di sana untuk hidup dari alam tidak susah. Meski semakin banyak pabrik dan tambang dibangun membuat burung yang menjadi hewan buruan semakin jauh saja. Meski berburu tentu saja saya dan teman-teman saya tidak pernah mengambil lebih hanya yang cukup untuk perut kami.

Baca Juga:

Elon Musk Memang Bajingan yang Berlindung di Balik Kebebasan Berpendapat

Dari Bima Yudho Saya Belajar dan Paham Kenapa Orang Memilih Diam dan Bungkam

Pernah suatu kali saya bertemu dengan seorang buruh yang sedang membangun pabrik yang sepertinya ingin menawar hasil buruan saya. Ia bertanya dengan bahasa yang sama sekali tidak saya mengerti. Saya mengajaknya menggunakan Bahasa Inggris karena meyakini bahwa Bahasa Inggris adalah Lingua Franca sehingga seorang tenaga kerja asing yang datang pasti minimal akan menguasainya. Sayang ia sama sekali tidak mengerti sama sekali. Ia adalah TKA asal China, seorang buruh kasar bukan buruh skill.

Saya tidak sekali dua kali berinteraksi dengan mereka, saat terakhir sebelum pulang pun saya menjual motor ke salah seorang mandornya yang sekali lagi tidak mengerti Bahasa Indonesia atau Inggris. Lucunya mereka datang tanpa perlu menguasai Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris karena mereka hanya berinteraksi dengan kaummnya saja, dari buruh kasar hingga skill semuanya sama mayoritas warga Tiongkok, hanya sedikit warga lokal yang bekerja di sana.

Kalian boleh menyimpulkan sendiri mengenai seberapa banyak TKA yang ada di Morosi. Karena kalau ada atau tidaknya tentu saja ada dan bertambah dari waktu ke waktu. Maka dari itu merupakan suatu kewajaran jika mahasiswa masih meluangkan waktunya turun ke jalan meski di tengah ancaman corona karena institusi yang jargonnya melinduingi, melayani, dan mengayomi malah bertindak selayaknya Humas TKA yang melakukan praktik kill the mesenger.

Jadi jangan heran jika para mahasiswa tidak takut turun ke jalan karena praktik ketidakadilan ini semakin nyata saja. Sebagai akal pikiran publik mahasiwa menjadi instrumen penting untuk menjaga kewarasan di tengah berbagai praktik ketidakadilan ini semakin merajalela yang melahirkan Omnibus Law dan RUU Ketahanan Keluarga yang memperlihatkan sekali ketimpangan relasi antara penguasa dan yang dikuasai. Jangan sampai hari itu datang, hari ketika kita semua jengah menunggu keadilan yang tidak datang-datang.

Sebagai seorang yang masih menyisakan sedikit idealisme karena secara usia dan status memang sudah tidak muda lagi, karena menurut Tan Malaka idealisme adalah harta terakhir yang dimiliki pemuda, maka satu-satunya cara yang bisa saya lakukan untuk membantu perjuangan mereka ya cuma berupaya dengan menulis, menawarkan informasi alternatif di tengah arus informasi yang dimonopoli penguasa.

BACA JUGA Mari Waspada kepada Negara untuk 5 Tahun ke Depan atau tulisan Aliurridha lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2020 oleh

Tags: Kebebasan berpendapatkill the mesengermonopoli informasi
Aliurridha

Aliurridha

Pekerja teks komersial yang sedang berusaha menjadi buruh kebudayaan

ArtikelTerkait

hidung minimalis, pakai masker

Orang yang Nggak Mau Pakai Masker dan Bilang Kalau itu Haknya, Masuk Akal Nggak sih?

18 Mei 2020
pekerja seni

Kritik dan Komentar Itu Biasa: Pekerja Seni Kok Baper?

21 Oktober 2019
Kebebasan berpendapat

Kebebasan Berpendapat di Media Sosial: Jangan Bedakan Antara Media Sosial dan Kehidupan Nyata

19 September 2019
Dari Bima Yudho Saya Belajar dan Paham Kenapa Orang Memilih Diam dan Bungkam

Dari Bima Yudho Saya Belajar dan Paham Kenapa Orang Memilih Diam dan Bungkam

15 April 2023
Elon Musk Memang Bajingan yang Berlindung di Balik Kebebasan Berpendapat

Elon Musk Memang Bajingan yang Berlindung di Balik Kebebasan Berpendapat

19 November 2023
kebebasan berpendapat

Maha Benar Netizen: Kebebasan atau Kebablasan Berpendapat?

18 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • ILUNI UI Gelar Penggalangan Dana untuk Sumatra lewat 100 Musisi Heal Sumatra Charity Concert
  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Eksan dan Perjuangan Menghidupkan Kembali Rojolele, Beras Legendaris dari Delanggu


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.