Beberapa minggu yang lalu, saya sempat mengulas hadirnya turnamen pramusim yang direncanakan sebagai laga pemanasan dan percobaan jelang kembalinya Liga 1 setelah berhenti selama berbulan-bulan. Intinya, tulisan tersebut mengungkapkan ketakutan saya atas hadirnya turnamen pramusim yang mungkin saja nggak menyelesaikan masalah, tetapi justru malah berpotensi menambah masalah dalam sepak bola Indonesia.
Bukan tanpa alasan, saya bisa berkata seperti itu berdasarkan track record PSSI yang acap kali memberikan harapan palsu kepada para fans sepak bola Indonesia dengan membeberkan satu tanggal yang digadang-gadang sebagai kembalinya sepak bola di Indonesia. Hasilnya? Tak perlu ditanyakan lagi, belum ada satu pun yang menjadi kenyataan. Ya sudah, kami yang hanya seorang fans layar kaca bisa apa? Akhirnya pun selalu sama yaitu dikecewakan (lagi).
Belum genap sebulan tulisan saya dimuat, sudah muncul berita yang kembali menurunkan ekspektasi kami. Laga uji coba Tim Nasional U-22 melawan Tira Persikabo yang seharusnya digelar Rabu, 3 Maret 2021 harus dibatalkan kembali karena urusan izin (lagi). Sebenarnya hal itu tak terlalu mengagetkan karena memang sudah terlalu sering hal tersebut terjadi. Akan tetapi, kenapa kami harus selalu diberikan secercah harapan terlebih dahulu kalau akhirnya dibanting (lagi)?
Gini lho, logikanya ketika ada satu pertandingan yang sudah disebarkan jadwal tandingnya, bukankah seharusnya laga tersebut sudah harus siap dari segi venue, surat undangan, hingga perizinan kepada semua pihak yang terkait? Kalau memang belum siap, artinya jadwal dari pertandingan tersebut belum sepantasnya diberitakan ke media bukan? Kami pun nggak masalah kalau memang persiapannya belum matang, paling mentok-mentok kami cuma ngomel di media sosial yang belum tentu tuan dan puan baca. Mungkin logika saya yang salah~
Dibandingkan tuan dan puan harus memberikan harapan dengan mengeluarkan satu tanggal yang masih belum pasti akan terlaksana, mungkin sekarang yang lebih dibutuhkan hanya sebuah kepastian. Di saat negara tetangga mulai menggulirkan kompetisinya, negara kita tercinta masih terhalang izin, bahkan untuk pertandingan persahabatan. Garis finish untuk mencapai bergulirnya sepertinya terasa masih terlalu panjang.
Mungkin dibatalkannya laga ini semakin membuat ekspektasi saya terhadap kembalinya sepak bola Indonesia dalam waktu dekat ini semakin menurun. Kalau sudah begini, saya cuma bisa berdoa bahwa PSSI memang sengaja melakukan hal ini agar nantinya seluruh fans sepak bola Indonesia yang sudah pesimis dikagetkan dengan bergulirnya sepak bola secara tiba-tiba. Semua stadion dibuka, jadwal pertandingan dirapikan, dan semua pertandingan timnas sudah disiapkan. Waduh, saya malah mulai berharap lagi~
Satu hal yang mungkin saya pengin dari PSSI setelah adanya pembatalan laga ini mungkin adalah “alon-alon waton kelakon”. Nggak perlu ngoyo Bapak dan Ibu sekalian karena yang terpenting adalah persiapan matang dan nggak ada yang namanya PHP lagi. Yo gimana lagi, sepertinya kalau berharap permasalahan ini bakal diselesaikan dengan cepat juga bukan merupakan solusi terbaik kalau ditilik dari berapa kali PSSI mengajukan tanggal dan belum ada satupun yang terlaksana.
Jangan salah sangka dulu, di sini saya sama sekali nggak bermaksud meragukan kualitas tuan dan puan sekalian dalam mengurus suatu hal, lho. Saya yakin betul bahwa blio-blio ini punya kapasitas yang nggak diragukan lagi dari segi mana pun. Saya justru malah merasa kasihan sama tuan dan puan sekalian kalau masih harus mengejar perizinan dan lain-lain dalam waktu dekat ini karena blio-blio ini sudah pasti sangat sibuk. Makanya, mangkraknya Liga dalam waktu beberapa bulan ini merupakan hal yang wajar. Ditambah lagi pembatalan laga persahabatan yang telah diberitakan ke media itu juga wajar. Bener, kan?
Mungkin saran yang bisa saya berikan ke fans sepak bola Indonesia ya jangan terlalu memasang ekspektasi tinggi kalau kedepannya muncul satu tanggal yang diproyeksikan sebagai kembalinya sepak bola Indonesia. Tapi, jangan salahkan tuan dan puan juga, lho. Lha wong mereka ini yang paling bekerja keras dalam mengembalikan citra sepak bola Indonesia di kancah Asia, bahkan dunia. Tapi, mungkin blio-blio ini sedang sibuk aja, jadi nggak bisa terlalu fokus. Mbok ya jangan salah sangka dulu~
Kalau saran saya kepada PSSI sih sepertinya nggak ada. Saya sudah begitu yakin kok sama kinerja Bapak dan Ibu sekalian. Hehehe~
BACA JUGA Iwan Bule, Ketua PSSI Terbaik Sepanjang Masa dan tulisan Muhammad Iqbal Habiburrohim lainnya.