Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sejarah Saritem, Lokalisasi di Kota Bandung sejak Masa Kolonial Belanda

Raden Muhammad Wisnu oleh Raden Muhammad Wisnu
5 Desember 2021
A A
Sejarah Saritem, Lokalisasi di Kota Bandung sejak Masa Kolonial Belanda terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Warga Bandung mana yang tidak mengenal Saritem? Bahkan, banyak sekali masyarakat dari luar Bandung yang tahu tempat ini. Minimal, mereka tahu kalau tempat ini merupakan lokalisasi seperti Gang Dolly di Surabaya atau Kawasan Sarkem di Yogyakarta. Namun, apakah kalian tahu bagaimana sejarah tempat ini?

Dari berbagai catatan sejarah, tempat ini sudah menjadi sebuah kawasan lokalisasi sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya pada 1838. Saat itu, sebagian besar (maaf), pekerja seks komersial yang bekerja di tempat ini didatangkan dari sejumlah kawasan di Jawa Barat dengan cara ditipu atau dipaksa oleh orang Belanda untuk diperkerjakan di sana.

Nama Saritem sendiri ada banyak versi sejarahnya. Ada yang bilang, nama ini berasal dari nama seorang gadis pedagang jamu yang bernama Saritem. Ada yang bilang, nama ini diambil dari nama seorang penjaga warung remang-remang yang nongkrong di pinggir jalan kawasan tersebut saat itu.

Versi yang lebih dikenal masyarakat Kota Bandung adalah versi yang pertama. Saat itu, Saritem dikenal sebagai gadis Priangan berparas cantik yang memikat banyak orang Belanda. Ia kemudian dijadikan gundik atau selir dari salah satu pesohor Belanda dan langsung dikenal dengan sebutan Nyai Saritem atau Nyi Saritem.

Singkat cerita, Nyi Saritem diminta banyak kenalannya yang orang Belanda untuk dicarikan gadis-gadis yang mau dijadikan teman kencan. Tentu saja, ini untuk memenuhi nafsu tentara Belanda yang belum menikah ataupun yang jauh dari istrinya. Lama kelamaan, gadis yang dikumpulkan Nyi Saritem bertambah banyak dan kawasan lokalisasi ini jadi bertambah ramai.

Selepas wafatnya Nyi Saritem, kawasan tersebut kemudian dikenal dengan nama Saritem. Banyak orang dari luar Bandung bahkan luar negeri yang sengaja datang ke sana untuk “wisata” karena letaknya tidak jauh dari Stasiun Bandung yang terletak di tengah Kota Bandung.

Selepas kemerdekaan Indonesia, kawasan Saritem terus tumbuh menjadi kawasan lokalisasi. Seiring berjalannya waktu, ada banyak warga Kota Bandung yang mendirikan rumahnya di kawasan Saritem hingga ia “terkepung” di antara permukiman penduduk Kota Bandung. Warga kawasan tersebut tidak menggubris kawasan lokalisasi tersebut karena kawasan lokalisasi tersebut telah berdiri sejak masa Kolonial Belanda, jauh sebelum jadi kawasan permukiman. Tidak hanya itu, banyak juga warga yang membuka usaha di kawasan tersebut seperti berjualan pakaian hingga makanan sehingga mereka tidak mengusik keberadaan lokalisasi di tengah-tengah mereka.

Pemerintah Kota Bandung tidak tinggal diam saja untuk menanggulangi masalah lokalisasi Saritem ini. Secara perlahan, pada 2000 Pemerintah Kota Bandung mendirikan Pondok Pesantren Daar Al Taubah Al Islami di “Pintu Gerbang” kawasan ini. Pesantren ini sebagai sarana dakwah secara persuasif pada seluruh pekerja seks komersial, mucikari, dan warga sekitar kawasan Saritem. Dakwah tersebut dengan niatan untuk menghentikan bisnis lendir yang sudah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda.

Baca Juga:

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

Menata Ulang Kawasan Gedung Sate Bandung Adalah Hal yang Sia-Sia

Namun, meskipun Pemerintah Kota Bandung telah mendirikan kawasan pesantren supaya seluruh pihak yang terlibat dalam kawasan lokalisasi tersebut secara perlahan meninggalkan bisnis prostitusi, nyatanya usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Pembangunan pesantren tersebut belum mampu menghalangi kegiatan lokalisasi tersebut. Bahkan, plang Pondok Pesantren Daar Al Taubah Al Islami menjadi sebuah ironi tersendiri karena seolah-olah menjadi “pintu gerbang” untuk masuk ke kawasan lokalisasi tersebut.

Lantaran dianggap tidak berhasil, pada 2007 Pemerintah Kota Bandung menutup lokalisasi Saritem. Seluruh kegiatan lokalisasi pun resmi ditutup sejak saat itu. Seluruh pihak yang terlibat dalam bisnis prostitusi dikirim Pemerintah Kota Bandung ke Dinas Sosial untuk diberikan penyuluhan pelatihan.

Meskipun sudah ditutup secara resmi oleh Pemerintah Kota Bandung, nyatanya sampai sekarang, praktik prostitusi di kawasan Saritem masih terjadi secara diam-diam. Pihak-pihak yang saat itu dikirim ke Dinas Sosial oleh Pemerintah Kota Bandung kembali ke Saritem untuk melakukan kegiatan prostitusi seperti biasanya.

Bedanya, jika dulu kegiatan prostitusi dilakukan secara terang-terangan, saat ini dilakukan secara diam-diam di rumah-rumah warga kawasan Saritem yang terletak di dalam gang-gang sempit sehingga sulit dideteksi pihak berwajib. Ada lebih banyak preman yang bertugas untuk menjaga keamanan di tempat tersebut. Ada lebih banyak oknum pihak berwajib yang disogok oleh para mucikari di tempat tersebut, seperti yang sering kita saksikan lewat film-film Hollywood.

Itulah sejarah singkat Saritem, kawasan lokalisasi di Kota Bandung yang sudah berdiri sejak masa Kolonial Belanda. Dengan kondisi Saritem saat ini, ini masih jadi PR pemerintah: apakah tetap menutupnya secara paksa? Atau memilh menjadikannya sebagai kawasan lokalisasi yang legal?

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Desember 2021 oleh

Tags: kota bandungLokalisasipskSaritem
Raden Muhammad Wisnu

Raden Muhammad Wisnu

Akun resmi Raden Muhammad Wisnu Permana. Akun ini dikelola oleh beberapa admin. Silakan follow akun Twitternya di @wisnu93 dan akun Instagramnya di @Rwisnu93

ArtikelTerkait

Sisi Gelap di Balik Romantisnya Jalan Ir H Juanda Bandung

Sisi Gelap di Balik Romantisnya Jalan Ir H Juanda Bandung

6 September 2024
5 Jalan di Kota Bandung yang Perlu Dihindari Saat Berkunjung ke Sini terminal mojok.co

5 Jalan di Kota Bandung yang Perlu Dihindari Saat Berkunjung ke Sini

22 November 2021
Membongkar 5 Dosa Kota Bandung- Dari Kota yang Gelap hingga Korupsi (Unsplash)

Membongkar 5 Dosa Kota Bandung: Dari Kota yang Gelap hingga Korupsi

15 April 2023
Terminal Leuwipanjang Menawan, Terminal Cicaheum Merana (Unsplash)

Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum, Bersaudara tapi Beda Nasib

27 Juli 2024
Batununggal Kecamatan Paling Nyaman di Kota Bandung, Hidup Jauh Lebih Mudah di Tempat Ini Mojok.co

Batununggal Kecamatan Paling Nyaman di Kota Bandung, Hidup Jauh Lebih Mudah di Tempat Ini

25 Februari 2024
kota bandung romantisisasi kota bandung mojok

Romantisisasi Kota Bandung sebagai Kota Wisata yang Mulai Memuakkan

1 Maret 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.